25'kata hati

332 14 0
                                    

Jangan lupa baca terus
"Senja"

***
~ I want to be with you forever. Until you realize how much my love for you ~

Bener... Lo suka sama gue Nja?

***
"L-lo kenapa ngomong kaya gitu?" Tanya Senja gugup.

Daren tersenyum. "Gue cuma nanya aja sih. Bener gak?"

Senja membulatkan matanya, kemudian ia menggeleng cepat. "Enggak, gue gak suka sama lo! Kok lo pede banget?!"

Dan Lo berbohong Nja.

Daren menghela nafasnya. "Serius?"

Senja mendengus kesal. "Kenapa lo tiba - tiba nanya kaya gitu sih?!"

"Jangan bohong Nja, gue tau semuanya"

Senja membulatkan matanya lagi. "Kata siapa emangnya?!"

"Lo enggak perlu tau siapa dia,"

"Perlu!"

Daren hanya bisa tersenyum menanggapi, yang Daren butuhkan sekarang adalh penjelasan nyata dari Senja. Daren tahu Senja tipe wanita yang Introvert, ia hanya ingin, tidak ada satu pun yang mengusik atau yang Kepo dengan urusan pribadinya. " Gak perlu, Nja,"

"Terserahlah Ren! Gue mau balik dulu, bye"

Senja meninggalkan Daren yang saat ini masih memperhatikan punggung Senja. Daren kali ini merutuki dirinya sendiri karena salah mencintai seseorang, mungkin Senja bukanlah jodohnya, tapi Daren ingin merasakan dekat dengan Senja, dan menjadi bagian hidupnya.

***

Petang telah berganti dengan malam. Kini Bulan tengah menerangi gelapnya bumi. Senja sedang duduk di tepi Jendelanya, menatap bulan yang ada di atasnya. Senja mencoba menghitung bintang yang ada di atasnya. Perlahan - lahan ia menghitung beraapa banyak bintang di atas.

Senja menggeleng kesal, sulit sekali rasanya jika menghitung Bintang. "Andai gue selalu secerah Matahari, Bulan dan Bintang ..." Andai Senja.

Selang beberapa detik, knop pintu kamar Senja terbuka dan mendapiti Mira-Bunda Senja yang tengah tersenyum kepada putri Tunggalnya. "Kamu belum tidur?"

Senja masih berada di posisinya, kemudian ia menggeleng pelan. "Senja belum ngantuk Bun,"

Mira tersenyum sambil mengusap pelan rambut milik putri tunggalnya. "Ada masalah sayang?".

Senja menghela nafasnya kasar, kemudian ia mengubah posisi duduknya menghadap Mira. "Tuhan itu gak adil ya Bun?"

Mira mengerutkan dahinya. "Kenapa bicara seperti itu? Allah itu maha adil, Senja"

Senja menunduk. "Tapi Bun ... Senja merasa bahwa Senja gak berhak untuk memiliki,"

"Hmm ... Contohnya?"

"Ya ... Senja kaya gak berhak bahagia,"

Mira menghela nafasnya kasar, ia sangat menyesal meninggalkan putri-nya bertahun - tahun, Mira merasa bahwa Senja saat ini butuh dukungan. "Senja ... Semua orang berhak bahagia, begitu pula denganmu, jangan pernah merasa seperti itu. Menurut kamu itu, apa sih emang artian bahagia?"

SENJA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang