#EXSTRA PART 1

389 12 0
                                    

Pagi ini Senja tengah membuat sarapan untuk Daren, suaminya. 5 tahun selepas itu, ia menikah dengan Daren, sekrang Senja tengah hamil yang sudah membesar. Mungkin perkiraan minggu ini akan lahir. Anaknya lelaki. "Mas! Sini, aku udah bikin pasta, ayo sarapan,"

Daren mengangguk dan menghampiri istrinya yang hamil. "Perutmu sakit enggak?"

Senja menggeleng. "Enggak, cuma ya nih gerak - gerak aja, hari ini kamu kerja?"

"Enggak, aku mau jagain kamu aja,"

"Kamu kerja aja mas, nanti aku telfon kak Salma,"

Daren menatap istrinya, Senja berubah, perutnya membuncit, badannya lebih berisi, tetapi tak membuat kecantikannya hilang. "Jangan dong, kak Salma kan punya bayi yang harus diurus, terus nanti Gibran nya sama siapa?"

"Yaudah aku sendiri aja mas, kamu harus kerja! Masa kamu gak kerja sih?"

Daren mengecup pipi Senja. "Yaudah aku kerja iya, kamu jangan ngapa - ngapain ya? Biar sama si bibi aja, istirahat,"

"Iya, aku istirahat nantinya,"

Daren mengecup pipi Senja sekali lagi, dan kemudian ia mengusap perut Senja. "Papa berangkat kerja dulu, Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam," Jawab Senja seolah - olah dia adalah bayinya.

"Hati - hati mas!"

•••

Senja sedang duduk di ruang TV, kakinya ia selonjorkan di sofa panjang, tangannya bermain ponsel, ia sedang berbalas pesan dengan Cinta. Digo dan Cinta telah menikah dan sudah dikaruniai anak perempuan.

Cinta yoriko

Cin, perut gue sakit! Lo kesini dong, sumpah sakit

Hah?! Lo mau lahiran?!

Gak tau ini! Tiba - tiba keram! Suami gue udah kerja.

Ah elah! Yaudah nanti gue sama Digo kerumah lo bawa mobil, anak gue biar sama ART!

Thanks Cin, cepet ya udah gak kuat gue!

Senja merintih kesakitan, ia mencoba mengelus perutnya. "Sabar nak, sabar ya,"

Tak lama dari itu Cinta datang bersama Digo dengan Wajah yang khawatir. "Go, kamu bawa Senja ke mobil, ayo kasihan dia, aku telfon Daren, "

Digo membopong Senja dan membawanya ke mobil, sementara Cinta mencoba menghubungi Daren. "Hallo? Kenapa? "

"Haduh! Bini lo mau lahiran! Ah elah!"

"Hah?! Nanti lo kasih tau dimana rumah sakitnya, gue akan kesana secepatnya,"

"Iya-iya! Jangan ngaret lo!"

Di mobil Cinta menenangkan Senja yang sudah berderai air mata. Cinta menyuruh Digo mencepatkan laju mobilnya. "Sabar Nja, sabar, demi anak lo,"

Senja menangguk, ia hanya bisa menangis dengan tangan yang digenggam oleh Cinta. Senja mengerti bagaimana bundanya melahirkan ia saat dulu, sangat sakit. Maafin Senja bunda, sekarang Senja tahu rasanya.

Di rumah sakit Senja langsung dibawa ke ruangan bersalin. Daren datang dengan tersengal - sengal, disana sudah ada Garent dan Mira. "Sorry, gue telat, macet, gimana Senja?"

"Belum, lo masuk gih, tadi dokter nyari lo," Ucap Digo.

Daren masuk ke dalam ruangan, ia menatap Istrinya yang menangis, Daren menghampiri Senja dan memegang lengannya. "Kamu yang kuat, demi anak kita,"

"Sakit Mas,"

"Gigit tanganku,"

Senja menggeleng. Daren mengusap pelan rambut Senja. "Gigit tanganku,"

Saat si bayi akan dikeluarkan, Senja menggigit tangan Daren, sekuat tenanga Daren menahannya, ini semua ia lakukan demi istri dan anaknya. Gue bakal lakuin apapun demi lo, Senja dan anak kita.

Suara bayi menggelegar di ruangan, Mira dan yang lain mendengar suara Bayi hanya tersenyum lega. Daren tersenyum kepada Senja. "Makasih, sayang, makasih telah menghadirkan buah hati yang lucu," Ucap Daren sambil mengecup kening Senja. Air mata Senja luruh begitu saja, perjuangannya tak sia - sia.

Suster datang menyuruh Daren untuk mengadzani bayinya. Senja menangis mendengar Daren mengadzani anaknya, Senja tak pernah membayangkan akan bersama Daren sampai sekrang. Mira, Cinta, Digo dan Garent masuk kedalam untuk melihat anak Senja. Cinta tersenyum ke arah Senja. "Gue bangga sama lo! Lo berhasil bikin anak lo melihat dunia,"

Daren meletakan bayi itu di tangan Senja. Senja menyapa anaknya. "Hai anak mama yang tampan, welcome to the world,"

"Aku punya nama untuk anak kita Senja,"

"Siapa mas?"

"Namanya, Elang Pramudya Aldinatama,"

Senja tersenyum dan mengangguk. "Aku setuju, nama yang bagus mas,"

Cinta menghampiri bayi Senja dan menggendongnya. "Halo Elang, ini aunty Cinta, kamu jangan nakal kaya papamu ya? Aunty sayang kamu,"

Semuanya tertawa mendengar penuturan Cinta. Mira menghampiri anaknya dan menggendong cucunya. "Selamat sayang, kamu udah menjadi ibu,"

Senja menangis melihat bundanya. "Bunda makasih, makasih udah mau membuat Senja melihat dunia, maafin Senja kalo suka ngelawan Bunda,"

Mira tersenyum. "Sama - sama,"

Dan hari itu, hari kelahiran Elang Pramudya Aldinatama. Anak pertama dari Sepasang suami-istri Senja dan Daren. Senja harap, kelak saat Elang dewasa nanti, ia bisa membanggakannya.

•••

Duh nih aku kasih ekstracapther, gimana - gimana tanggapannya? Seru gak?

Oh iya buat kalian yang masih rindu sama Senja dan Daren, bisa baca cerita ku

Nahhh, disini aku akan menceritakan tentang Elang, kalian akan menemukan Senja dan Daren  saat di part 4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nahhh, disini aku akan menceritakan tentang Elang, kalian akan menemukan Senja dan Daren saat di part 4. Disana akan ada keluarga Senja. Baca ya...

Terima kasih telah membaca Senja, maaf bila ada tutur kata yang salah🖤

Salam hangat

Diar Rahma🖤

SENJA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang