Baca terus Cerita "Senja"
***
Mengapa disaat sudah dekat, rasa itu menjauh lagi?Senja mengerjapkan matanya perlahan, kamarnya sedang sepi, tidak ada siapa - siapa disini. Ia langsung merubah posisi tidurnya menjadi duduk, pipinya yang masih merah akibat tamparan Bunga tadi. Tiba - tiba Senja menangis kembali, rasanya Tuhan sangat tidak adil bagi Senja. Bunga yang mencintai Daren tanpa ada halangan apapun, sementara dirinya? Senja harus merasakan sakit. Senja langsung bangun dan berjalan menuju ruang keluarga, terdapat Albert, Mira dan Garent sedang menonton TV.
"Senja? Are you okey? " Tanya Garent.
"I'm okay, bagaimana Senja bisa selamat? " Tanya Senja.
Mira tersenyum. "Kawan - kawanmu yang menyelamatkan kamu, "
Albert langsung berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Senja, tangannya memegang baju Senja. "Jujur sama Ayah dan Bunda, siapa yang melakukan ini semua sama kamu?"
Senja diam seribu bahasa. Pasalnya jika ia memberitahu semuanya Bunga akan terancam oleh ayahnya, tapi di satu sisi Senja juga ingin Bunga jera. "Se--Senja gak tau yah, Senja saat itu langsung pingsan, "
Albert menghela nafasnya kecewa. "Yaudah, nanti ayah coba nyelidikin, "
Senja mengangguk, kemudian ia berjalan keluar rumah dan duduk di kursi depannya, matanya masih saja menatap dengan tatapan kosong, seperti tidak ada semangat hidup. Garent yang melihat Senja ia langsung menghampirinya. "What happen? "
Senja menggeleng lesu. "Bang, gue mau curhat sama lo ya? "
Garent terkekeh pelan. "Tumben amat, biasanya sama si Jessie atau enggak si Cinta, "
"Kan Kak Jessie belum ketemu gue, Cinta juga kagak ada disini, "
"Iya-iya, kenapa lo? "
Senja menghela nafasnya pelan, air matanya mulai menintikan. Senja mulai menceritakan dari awal sampai akhir, dia juga memberi tahu siapa yang mengurungnya di dalam gudang, tetapi Senja mengancam agar Garent tidak memberi tahu ayahnya, biarkan ayahnya yang mencari tahu sendiri. "Tapi Nja, nyawa lo hampir terancam loh, gue gak tau, kayang gue harus bilang sama om Albert, "
Senja menggeleng. "Gue mohon jangan bilang ayah,"
Garent berfikir sebentar, kemudian tangannya mengusap bahu Senja. "Iya, abang gak akan kasih tau om Albert, "
•••
"Nanti lo harus balik sama gue! Tungguin guenya jangan di kantin atau di perpus oke? "
Garent merasa khawatir dengan keselamatan Senja, pasalnya takut orang itu kembali menyerang Senja. Tadi saja Garent terkejut dengan kiriman seseorang ke grup Chat SMA Nusa bakti, tetapi Garent tak percaya, karena semalaman Senja bersamanya."Senja, semoga nanti kalo ada apa - apa lo harus kuat dan bisa ngadepinnya ya?"
Senja berdecak sebal. "Tadi kak Jessie sama Cinta chat aku kaya gitu, sekarang Bang Garent juga! Emangnya kenapa sih?"
Garent menghela nafasnya kasar. "Gak pa-pa, pokoknya nanti kalo ada apa - apa kasih tau abang ya? "
"Iya bang, "

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA (COMPLETED)
Ficção Adolescente[PLAGIATOR GO WAY] cinta tidak seperti yang kalian ketahui, cinta itu butuh banyak proses yang akhirnya bisa bahagia. Untuk benci, dia akan menghilang ketika cinta bisa datang. Tapi mengapa rasanya cinta dalam diam itu lebih sulit? Pertemuan ini bis...