Jangan lupa baca terus
"Senja"***
Jika itu memang jalan yang terbaik untukku. Aku ikhlas.Senja diam tak berkutik saat membaca pesan yang terkirim dari Bunga. Kemudian ia menatap Bunga dengan tatapan tajam. Bunga menampakan senyumnya, bukan Senyum dengan artian persahabatan, tetapi senyuman seperti bak iblis. "Tan, kayanya ada yang gak suka Senja disini, Senja pulang ya?" Pamit Senja sekaligus menyindir.
Daren dan Miranda mengerutkan keningnya. "Loh, siapa emangnya?"
Bunga menelan salivanya dengan susah payah, bibirnya mengatup, wajahnya pucat pasi. Senja sialan! Bisa - bisanya tuh anak! Awas aja lo!.
"Bukan siapa - siapa, yaudah Senja pulang dulu ya?"
Senja langsung bangkit dan berniat mengecup lengan Miranda. "Kamu mah! Tante masih pengen ngobrol sama kamu tuh ya,"
Senja tersenyum. "Insya Allah Senja kesini lagi Tan,"
Saat sedang berjalan menuju pintu, suara seseorang membuat Senja diam. "Gue antar!"
Senja berbalik badan dan tersenyum ke arah Daren. "Gak usah Ren, gue di jemput,"
"Sayangnya gue gak menerima penolakan!"
Miranda tersenyum. "Iya sayang, kamu di antar Daren aja, nanti kalo Garent lama kesininya gimana?"
Ah sial! Gue lagi berusaha menghindar Dari Daren! Kalo dia tanya macem - macem gimana?.
"Oke deh,"
"Eh tapi! Gue gimana Ren?" Tanya Bunga sambil menahan tangan Daren.
Tania menatap Bunga dengan tatapan jijik. "Ewh! Lebay banget sih lo? Udah deh entar juga Abang gue balik!"
Bunga menatap tajam ke arah Tania, tetapi tatapan itu tidak di pedulikan Tania. Daren pun langsung menghempaskan tangan Bunga dari lengannya. Kemudian menarik Senja untuk ke motornya.
Di perjalanan menuju rumah Senja, Daren dan Senja sama - sama diam, diamnya bukan karena canggung, tapi karena tidak ada topik yang ingin dibicarakan oleh keduanya. "Maaf buat ya-"
"Gak masalah," potong Daren cepat - cepat.
"Oke ..."
Setelah dilanda kecanggungan, Daren telah memakirkan motornya di teras rumah Senja, Daren berniat bersilaturahim ke rumah Senja. "Masuk dulu kan Ren?"
Daren mengangguk mantap. "Iya,"
Saat masuk, kedua orang tua Senja, Aisyah dan Garent sedang berkumpul, jika Senja lihat, raut wajah keempatnya sangat serius, Daren yang bertanya pun hanya di jawab gelengan Senja. "Senja? Kamu udah pulang sayang?" Tanya Aisyah seraya tersenyum kepada Senja.
"Iya Oma, tumben Oma main ke sini?" Tanya Senja dengan keterkekehannya.
"Emang gak boleh?"
"Boleh lah!"
Daren dari tadi hanya diam saja, diam bukan berartian Daren adalah orang yang tak mau berbaur, ia diam karena tak tahu harus berbicara apa. "Eh? Ini tuh Daren ya?" Tanya Mira sbil memegang pundak Daren.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA (COMPLETED)
Roman pour Adolescents[PLAGIATOR GO WAY] cinta tidak seperti yang kalian ketahui, cinta itu butuh banyak proses yang akhirnya bisa bahagia. Untuk benci, dia akan menghilang ketika cinta bisa datang. Tapi mengapa rasanya cinta dalam diam itu lebih sulit? Pertemuan ini bis...