26'Daren or Fajar?

334 15 0
                                    

Jangan lupa baca terus
"Senja"

***

Esok adalah hari yang paling ditunggu oleh para murid, kini Daren tengah merenung di kamarnya sambil menatap langit – langit. Entah mengapa, mulutnya sangat ingin berbicara kepada Senja mengenai perasaannya. Tapi sungguh Daren kecewa, senja kemarin mengelak pertanyaannya. "Bang,"

Daren menoleh mendapati Tania dengan wajah malasnya. "Keluar yuk?"

Daren menanggapinya dengan malas. "Ngapain?"

"Bakar Taman deket komplek! Ya main lah! Tumben lo bege?"

"Adik latnat emang lo!"

Tania berdecak sebal. "Ayo sih! Ke mall kek kemana kek!"

"Ke mall? Males amat!"

Tania menghela nafasnya, kemudian ia duduk di samping abangnya, ia menggoyang – goyangkan lengan Daren. "Ayoo bang! Jangan suka males – males tuh ya!"

"Ya ampun! Udah mau sore ini? Ngapain coba!"

"Ya udah si, anter gue aja sampe mall, terus kesananya terserah lo mau kemana!"

Daren langusung mengubah posisi yang tadinya menghadap jendela kini berbalik menuju adiknya. "Oke! Gue anter lo sampe depan mall kemudian gue balik lagi ya?"

Tania berdecak sebal. "Nyebelin emang lo! Yaudah cepetan bang!"

Dengan rasa keterpaksaan akhirnya Daren menerima lapang dada. Kemudian ia mengambil kunci mobil di atas nakas, setelah berpamitan kepada Miranda Daren melakukan perjalanannya menuju Mall.

Di mobil terjadi perdebatan antara Daren dan Tania, mereka merebutkan musik apa yang harus di dengar. "Udah deh! Itu lagu Memories aja napa?! " Ujar Daren.

Tania memukul lengan Daren. "Enggak! Lagu apaan itu? Shape of you aja! "

"Terserah lo! Terserah lo! Gue bisa apa?" Pasrah Daren pada akhirnya.

Tania tersenyum senang ketika berhasil mengalahkan abangnya dan mendengarkan lagu kesukaanya itu. Tania seperti terhanyut dengan lagu itu. Daren juga akhirnya menghayati lagu ini.

Setelah dilanda kemacetan di jalan, Daren telah sampai di Mall. Daren menyuruh Tania turun dari mobilnya, tetapi ada pemandangan yang menjanggal di mata Daren. Terlihat Senja sedang bersama lelaki yang baru saja masuk ke sekolahnya. "Senja? Bahagia banget tuh anak! "

Tak disia - siakan oleh Daren, akhirnya ia mengikuti Tania masuk ke pusat Mall di dalam, sambil mengintip yang sedang dilakukan Senja bersama Fajar. Daren berdecih sebal. "Paan? Gue juga mampu kali beli yang kaya gitu! "

Tunggu dulu? Mengapa Daren harus sekali mempedulikan Senja yang sedang bersama Fajar? Apa Daren  memiliki perasaan yang seperti Senja? Daren menggeleng, hatinya untuk saat ini masih bimbang dan belum bisa menentukan si pemilik hati.

•••

Daren tengah memejamkan matanya di ruang keluarga. Tangannya sebagai tumpuan untuk ia bersandar, sebelumnya Daren memang ingin mengikuti kemana Senja akan pergi, tetapi ia berubah pikiran dan memilih untuk pulang dan beristirahat. Miranda datang dengan wajah yang kusut, sepertinya baru sekali pulang kerja. Miranda tersenyum ketika menemukan anak sulungnya sedang memejamkan matanya.

Miranda langsung menghampiri Daren. "Capek ya bang? Adik kamu mana?"

Daren membuka matanya perlahan, kemudian ia menoleh ke arah Miranda. "Tania masih disana, dia nyuruh Abang pulang duluan,"

SENJA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang