3'Garent?

523 27 0
                                        

Senja sedang berada di ruang makan. Sendirian. Tanpa ada ayahnya ataupun bundanya. Terkadang Senja berfikir dia memang hidup tanpa ayah dan bundanya. Tapi, Senja membuang jauh - jauh pikiran aneh seperti itu.

"Non Senja, tadi bapak nelfon saya, nanyain keadaan non," kata bik Minah.

Senja menghela nafasnya. "Kenapa ayah gak tanya langsung sama Senja bi?"

"Bapak katanya udah nelfon non Senja, tapi gak diangkat - angkat katanya,"

Senja lupa untuk menyalakan ponsel-nya, sekarang pun masih keadaan mati. "Oh, iya Bi, Senja lupa nyalain ponsel,"

***
Senja telah berada di depan sekolah, dirinya sedang menunggu Cinta. Senja memang begitu, sebetulnya bukan Senja yang ingin menunggu Cinta, tapi Cinta selalu merengek - rengek untuk bareng.

Dari depan gerbang, senja tidak sengaja melihat Daren yang tengah bersama Bunga. Senja sakit hati. Tapi Senja diam.

Tiba - tiba ponsel Senja berbunyi.

" Hallo Senja? "

"Kenapa Cint?"

"Gilaa ni di jalan macetnya Astagfirullah! Lo duluan aja ya kalo udah di halte! Duluan masuk! Daa!"

Sambungan di putus oleh Cinta, senja menghela nafasnya dan bergegas masuk ke kelasnya. Senja berusaha tegar di depan Daren, walaupun Senja tahu, Daren tidak peduli terhadap perasaannya.

"Senja!" Panggil Daren.

Senja mengerjapkan matanya tenang. Dia langsung menoleh kepada Daren. "Iya?"

"Lo mau ke kelas? Bareng aja yuk?"

Senja bungkam. "Oke,"

Senja dan Daren berjalan bersama di koridor kelas XII, sambil tertawa. Senja inginkan ini selamanya, bersama Daren. Jarak dari parkiran ke kelas mereka cukup memakan beberapa menit. Tapi Senja bersyukur kelas mereka jauh, sehingga Senja bisa bersama Daren.

"Btw, stay strong ya Senja!" Ucap Daren.

"Hah?" Senja tidak paham.

"Oh, enggak, ayah lo kan klien nyokap gue, nyokap udah cerita semua tentang bunda Lo, semangat ok?" Ucap Daren sambil tersenyum hangat pada Senja.

Senja menatap Daren sendu. Senyuman Daren mampu menggoncang kan hati Senja. Ah Daren! Senja saat ini benar - benar berharap padanya.

"Iya, thank ya Ren,"

"Btw, Lo kenapa gak jenguk bunda Lo?"

"Ayah gue ngelarang, kata dia gue harus fokus dulu, minimal gue jenguk paling kalo libur kenaikan kelas,"

"Jadi, selama bunda Lo pengobatan di Singapura, Lo belum jenguk dia?"

Senja mengangguk mengiyakan. Memang benar, Albert selalu melarang jika Senja ingin Video call kepada bundanya. Entah Senja pun tidak paham.

"Sorry, gak usah di pikirin Senja"

Senja mengangguk. "Sebentar lagi ulangan kenaikan kelas Ren," ucap Senja.

"Iya, gak kerasa ya? Nanti lo bakal tampil lagi gak di acara prom night-nya kelas XII?"

"Gak tau Ren, kalo misalnya anak eskul musik ngundang gue buat nyanyi yaudah gue terima,"

Daren hanya mengangguk. Tanpa sadari mereka telah sampai di kelas. Dan langsung duduk di tempat mereka masing - masing.

"Lo kok bisa sama si Senja Ren?" Tanya Gilang.

"Bisalah," jawab Daren Santai.

"Oh iya, Ren lo latihan basket buat final kapan?" Tanya Digo.

"Enggak tau, kagak ada kabar, nanti mungkin,"

"Lo tanding lagi besok kan?" Tanya Digo.

"Iya."

"Terus sekarang Free, Lo mau kemana?"

"Gue mau ke kantin belakang" ucap Daren sambil berjalan ke kantin.

"Woi! Ngapain Lo ke kantin belakang?!" Teriak Gilang.

"Bolos!"

Senja yang mendengar itu pun langsung menghela nafas. Daren selalu bolos sekolah. Tapi anehnya Daren menjadi siswa terpandai. Jika guru - guru SMA Nusa Bakti ingin memarahi Daren. Mereka harus berfikir dua kali terlebih dahulu.

***
Bel Istirahat telah berbunyi, senja langsung pergi ke kelas Cinta dan menemuinya untuk pergi ke Kantin bersama.

"Cinta!" Panggil Senja.

"Hai!! Ayo kantin! Laper gue!" Ajak Cinta.

Senja dan Cinta pergi ke kantin. Di kantin Senja melihat seorang lelaki yang nampak familiar baginya. Wajah yang tampan. Hidung mancung, alis tebal, bibir tipis, rambut berjambul dengan berwarna pirang, badan yang kekar.

Senja melihat para wanita sedang mencari perhatian pada lelaki tersebut. Otak Senja masih mengingat - ngingat siapa lelaki tersebut. Sedetik kemudian.

"Gak! gak mungkin! Sumpah gue kangen dia!" Pekik Senja pelan.

"Liatin apa si Lo?" Tanya Cinta. Cinta mengikuti arah yang dilihat Senja. Dari meja, Cinta bisa melihat seorang lelaki tampan. "Siapa sih?"

Senja mengerjapkan matanya pelan. "Dia sepupu gue dari Spanyol!" Jawab Senja.

"Hah?! Gila ganteng banget Senjaa!"

Tanpa ba-bi-bu lagi, Senja langsung menghampiri lelaki tersebut. "Bang Garent, cómo estás?"

Garent yang sedang makan langsung menoleh mendapati wanita cantik yang sedang tersenyum sambil mengulurkan tangannya. "quien eres?" Tanyanya.

"Ya ampun lo lupa? Soy tu prima!"

Garent sedang mengingat - ngingat wajah senja. "dejame saber como te llamas" ucapnya.

"Morin Senja Delfya" ucap Senja sambil menggeleng kan kepalanya kesana kemari.

"Astaga! Lo Senja?" Pekik Garent.

"Iya, bang, Senjaa kangen Abang!" Ucap Senja. "Abang kenapa pindah ke sini?"

"Abang pengen aja, lagi kangen juga nih sama Oma, oh iya Tante sama om apa kabar?" Tanyanya.

Senja langsung diam. Berfikir sebentar. Apa dia memberi tahu Garent? "Bunda koma bang, udah dua tahun, Senja juga gak tahu, Bunda di rawat di Singapura."

Penjelasan Senja membuat Garent menyesal bertanya. "Lo siento ahora como esta tia?"

"Tidak apa - apa bang. Kalo soal kabar bunda, Senja belum dapat kabar apa - apa, ayah juga," ucap Senja.

Garent sungguh sayang Senja. Bagi Garent Senja adiknya yang baik dan mandiri, Garent tidak tahu ternyata Tante Mira sedang koma.

*SedikitinfotentangGarent
Garent adalah anak dari kakaknya Albert. Garent dekat dengan Senja dari sejak kecil, Garent sangat sayang dengan Senja seperti menyayangi adik.
Back to topik

Daren bersama teman - temannya sedang di kantin sambil memperhatikan Garent kakak kelas baru yang menyaingi ketampanan mereka. Daren bingung, mengapa Senja begitu dekat dengan murid baru itu.

"Liat apa Lo?" Tanya Robby pada Daren.

"Wah kalah saing Lo Daren sama tuh kakak kelas baru!" Kompos Gilang.

"Ck! Justru gue bersyukur kayanya," kata Daren.

"Bersyukur napa lo? Yang ada fan fanatik Lo bubar!" Ujar Digo.

"Ya bersyukur ae!"

"Iya, biar Lo bisa Deket sama si Bunga kan?"

Daren mengangguk, mengiyakan pertanyaan sahabat - sahabatnya.
Daren masih bingung dengan perasaannya.

***
Happy reading💕

SENJA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang