Chanyeol sedari tadi tidak berhenti mengelilingkan tatapannya ke kedai yang sudah diputuskan Baekhyun untuk mengisi perut mereka. Kedai pinggir jalan yang jauh dari kesan mewah. Ia belum pernah sama sekali kesini. Hidupnya bergelimang harta. Dan tidak mungkin untuknya yang berumur 23 tahun untuk mencoba mencicipi makanan jalanan.
"Kau tidak apa apa? Jika kau tidak menyukainya kita bisa pin-"
"Aku suka, asalkan denganmu" Baekhyun membulatkan matanya. Apa apaan dengan frasa terakhir yang Chanyeol ucapkan? Pikir Baekhyun.
Dan wanita itu sibuk menunduk dan menyembunyikan wajah dengan bantuan anak rambut yang berlomba lomba untuk jatuh karena memang ia tidak mengikatnya.
"Daddy bisakah Jesper juga mendapatkan mainan pororo seperti Jackson?" Kedua orang dewasa disana menoleh bersamaan ke arah Jesper yang sedang duduk di sebelah Chanyeol. Mata kecilnya tepat menatap iris hitam yang kini sudah sama bertatapan dengannya.
Dan sudah ke dua kalinya pria bertubuh jakung itu merasakan debaran di dadanya, kali ini karena panggilan daddy yang disematkan si kembar kepadanya. Rasanya sungguh menggembirakan. Seperti ada kupu kupu yang berterbangan di dalam perutnya. Chanyeol sangat menyukainya. Dan sedikit terharu mendengarnya. Berterima kasih kepada Baekhyun karena sudah mengatakan kepada si kembar tentang dirinya.
Baekhyun melirik Jesper, "Oh astaga Jesper, kau tidak boleh meminta mainan se-"
"Tentu, daddy akan membelikannya" dan senyuman di wajah kecil Jesper sayang untuk dilewatkan.
"Terimakasih daddy!" Jesper merentangkan kedua tangannya kegirangan.
"Sama sama", telapak besar itu mengusap gemas surai si kecil.
"Ka-kau tidak perlu menuruti permintaannya. Dan aku juga sudah menyesal karena memberi tahumu kalau Jackson menyukai po-"
"Aku senang melakukannya, lagipula mereka juga anakku kan? Sudah kewajibanku untuk membuatnya senang meskipun selama 5 tahun aku bersikap kurang ajar dan tidak menyadari jika selama ini aku punya mereka". Entah angin pembawa keberanian mana yang membuat telapak tangan Baekhyun mengusap telapak besar di atas meja sana.
"Hey, tidak apa - apa. Aku juga sudah cukup senang kau sekarang mengerti tentang kewajibanmu dan kau hanya perlu meminta maaf dengan membahagiakan mereka, huh?" Rasa bersalah justru terbesit dari hati Chanyeol. Kalimat yang berhasil terbaca di otaknya itu tak kurang lain hanyalah sebuah alarm tentang semua perilaku buruknya selama ini.
"Sungguh maafkan aku", Chanyeol kini balik menggenggam tangan Baekhyun dengan erat.
"Aku sudah memaafkan kesalahanmu pada mereka, tetapi aku belum memaafkan kesalahmu kepadaku". Baekhyun melepaskan genggaman itu. Bukannya apa, tetapi bibi penjual sudah datang sambil membawakan pesanan mereka.
"Terimakasih" Baekhyun tersenyum manis sambil menerima beberapa porsi makananan.
"Berapa umur pernikahan kalian? Sepertinya kalian menikah muda" pertanyaa dari wanita paruh baya disana membuat Baekhyun membulatkan matanya, sudah berapa kali kau terkejut untuk malam ini Baekhyun?
"A-ah, ini ka-"
"Kami menikah 5 tahun yang lalu, bibi" Baekhyun justru tambah melotot karena Chanyeol memotong ucapannya tanpa permisi dan malah mengatak fakta bohong.
"Astaga, semoga Tuhan memberkati keluarga kecil kalian" Bibi pemilik kedai itu menyatukan kedua telapak tangannya sambil menatap bergantian Baekhyun dam Chanyeol.
"Terimakasih bibi", setelah suara bass itu terdengar barulah bibi pemilik kedai pergi meninggalkan mereka.
"Yak, Chanyeol!" Baekhyun memukul lengan Chanyeol hingga membuat si empu sedikit memekik kesakitan. Lalu Chanyeol tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO'S BODYGUARD✔
FanfictionSeorang pengawal wanita bernama Byun Baekhyun yang mendapat tugas dari atasannya untuk menjadi pengawal CEO baru mereka. Tetapi siapa sangka jika CEO barunya adalah seorang pria yang menjadi cinta pertamanya? Ikuti kisah mereka dalam berbagai suka d...