Part 49 : Leave

3K 403 59
                                    

Chanyeol menatap sang putra yang tertidur pulas di atas pangkuannya. Rasanya begitu damai mendapati Jackson yang menutup mata dengan nafas teratur. Dia bersyukur karena Baekhyun mau melahirkan bocah ini ke dunia. Apa jadinya jika bocah ini tidak ada? Chanyeol yakin hidupnya akan menjadi lebih buruk lagi dari ini.

Sesekali dia akan mengelus surai Jackson dan mengecupnya lebih dari 5 detik. Hal itu ia lakukan mengingat sebentar lagi mereka akan berpisah. Lalu wajah Chanyeol akan memurung mengingat itu.

"Pak, kita kemana dulu?" Chanyeol menoleh ke arah Jaebum yang berada di kursi pengemudi.

Ah iya, malam ini Chanyeol memiliki rencana untuk menghabiskan waktu bersama Jackson sebagai hadiah perpisahannya. Sebenarnya Chanyeol ingin juga mengajak Jesper si sulung sekalian juga sang ibu. Tapi apa Chanyeol punya keberanian sebesar Gunung Everest untuk melakukan hal itu?

"Oh, kita mencari makan dulu. Jackson  pasti sedang kelaparan". Ucap Chanyeol dengan diakhir mengusak kepala Jackson dengan gemas.

"Baik pak"

"Pak"

"Ya?" Chanyeol mengernyitkan dahinya ketika Jaebum memanggilnya. Pasti pria itu ingin menyampaikan sesuatu yang penting kepadanya karena Jaebum bukan tipe orang yang banyak bicara jika bukan menyangkut pekerjaan.

"Apa bapak sudah merasa yakin dengan keputusan ini?"

Tuhkan, yang Chanyeol pikirkan benar benar terjadi. Chanyeol menghembuskan nafasnya pelan. Kenapa orang orang mengkhawatirkan keputusan yang dia buat?

"Aku akan bilang kepadamu untuk terakhir kalinya. Ya, aku sangat sangat yakin dengan keputusanku. Jika aku masih berada di lingkungan ini justru semakin membuatku bersalah. Aku tidak pantas hidup bermewah mewah dan bersenang senang atas perbuatanku dulu. Mungkin keputusanku kali ini bisa membuat Baekhyun memaafkanku. Dan aku tidak merasa perlu khawatir karena aku akan menjadi tetanggamu. Jadi, kita bisa terus saling berjumpa kan?"

"Tidak bukan itu maksud saya. Saya hanya khawatir jika bapak justru semakin sedih jika pergi".

Chanyeol terkekeh mendengar penuturan Jaebum. Pria itu selalu saja mengkhawatirkannya.

"Aku berterimakasih karena mengkhawatirkanku. Tapi aku juga berharap jika kau bisa mencari wanita sebagai pendampingmu setelah kau berhenti menjadi orangku".

"Saya belum memiliki pikiran seperti itu".

"Jangan terlalu kaku. Kaupun harus mencoba hidup seperti orang lain". Nasihat Chanyeol kepada Jaebum membuat pria itu malu malu.

"Baik pak terimakasih"

-

"Dad~, Jackson ingin boneka itu" Chanyeol mengikuti arah telunjuk kecil itu mengarah. Pria itu tersenyum dan mengangguk. Ini adalah kebersamaan mereka yang terakhir kalinya sebelum dia benar benar pergi untuk menjauh dari hiruk pikuk kehidupan di kota.

"Kau ingin yang itu? 1 atau 2?" Chanyeol menurunkan Jackson dari gendongan dan beralih untuk menggandeng pria kecil itu di sampingnya.

"Dua! Jackson akan memberikan satunya untuk Jesper! Jesper pasti suka"

"Begitukah?" Jackson mengangguk semangat.

"Baiklah. Daddy akan membelikannya untukmu sayang" Chanyeol dan Jackson memasuki toko boneka dengan Jaebum mengekori di belakang mereka.

Kalian tahu apa yang diminta oleh si bungsu Jackson? Anak itu benar benar faham jika ayahnya ini seorang yang kaya raya maka dari itu dia meminta boneka pororo dengan ukuran hampir sebesar tubuh orang dewasa. Jackson sudah mengalami bagaimana ibunya yang selalu menasehatinya untuk tidak menghambur hamburkan uang ketika dia meminta untuk dibelikan sebuah mainan yang berukuran besar.

CEO'S BODYGUARD✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang