"Baekhyun, orang yang ingin melamarmu akan datang kesini malam ini" ucapan Jaehyun membuat tungkainya berhenti melangkah. Wanita itu membalikkan tubuhnya menghadap Jaehyun yang berdiri tak jauh darinya.
"Apa?" Ulangnya sambil memasang wajah tidak percaya.
"Pria yang melamarmu akan datang kesini, mungkin satu jam lagi dia akan sampai". Jaehyun menatap Baekhyun datar.
Sedangkan sang adik merotasikan kedua bola matanya malas. "Jae, kau bilang kepadaku jika aku boleh memikirkan lamaran ini matang matang. Dan sekarang kau mengatakan kepadaku jika pria yang melamarku akan datang" Baekhyun menatap Jaehyun kesal. Ayolah, dia baru saja sampai dari acara temu kangen dengan Jackson tadi. Dan ia juga baru mengizinkan Chanyeol untuk mengambil hatinya tadi.
Baekhyun mengeratkan gendongannya pada Jesper yang tertidur. Wanita itu menghela nafas kasarnya.
"Benar memang aku mengatakan untuk memikirkannya. Tetapi aku tidak mengatakan jika kau harus memutuskannya, memang karena aku dan pria itu sudah menyetujuinya". Jaehyun mengusak surai Baekhyun dan pergi meninggalkan Baekhyun dengan wajah marahnya.
"Aku benar benar membencimu" gumamnya pelan dengan gertakan di gigi. Wanita itu kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar yang sempat tertunda.
Baekhyun membaringkan tubuh Jesper di atas kasur. Lalu meletakkan tas selempangnya di sebelah tubuh si kecil. Wajah itu terlihat sendu.
"Kenapa harus menjadi seperti ini?" Gumamnya sambil menatap pantulan dirinya di depan cermin.
Setetes air mata berhasil keluar dari pelupuk matanya. Dia membenci dirinya sendiri. Dia adalah malapetaka untuk semua orang. Dia adalah beban untuk Jaehyun hingga membuat sang kakak berniat menjodohkan dirinya dengan pria lain. Dia adalah wanita jahat yang memberi harapan palsu kepada Park Chanyeol. Dia juga seorang wanita yang tak tau terimakasih karena sudah di tolong oleh Oh Sehun. Yang Baekhyun pikirkan tentang dirinya sendiri adalah seperti itu. Beban, tak tau malu dan tak tau untung.
Sebenarnya bukan maksud Baekhyun untuk melakukan itu, tetapi keadaanlah yang memaksanya untuk seperti itu. Dia akui jika dia cukup lelah dengan hidupnya. Tuhan selalu menyisihkan kebahagian yang minim untuknya. Tidak seperti orang di luaran lain.
"Hiks hiks" isaknya sambil menutup wajah menggunakan kedua telapak tangannya. Tubuhnya bergetar hebat. Perasaannya tiba tiba menjadi hancur.
"Aku hanya malapetaka" Katanya entah pada siapa.
Tentu ia tidak ingin mengecewakan Jaehyun dengan menolak perjodohan ini. Jika ia melakukan ini sudah pasti Jaehyun akan membenci dirinya. Dan bila ia menerima perjodohan ini, maka ia sama saja sudah membohongi Chanyeol.
Ia berada di sebuah situasi dimana dia akan mendapatkan masalah jika bergerak sedikit saja.
'Tok tok'
Pintu kamarnya terketuk pelan, Baekhyun buru buru menghapus air matanya dengan punggung telapak tangannya.
"Masuklah" katanya setelah selesai dengan urusan menghapus air mata.
'Ceklek'
Pintu bercat putih itu terbuka, dan menampakkan wajah cantik sang kakak ipar disana. Wajah kakak iparnya terlihat sangat berbinar binar. Pasti ada sesuatu yang bahagia menyambut, mungkin hanya untuk Jennie saja tepatnya.
"Baek, ada seorang pria yang menunggumu dibawah. Bersiap siaplah". Lalu Jennie langsung menutup pintu itu kembali. Baekhyun yang sedari tadi menyimak setiap kata yang keluar dari mulut sang kakak ipar hanya bisa mendesah kasar. 'Ini akan menjadi sulit' batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO'S BODYGUARD✔
FanfictionSeorang pengawal wanita bernama Byun Baekhyun yang mendapat tugas dari atasannya untuk menjadi pengawal CEO baru mereka. Tetapi siapa sangka jika CEO barunya adalah seorang pria yang menjadi cinta pertamanya? Ikuti kisah mereka dalam berbagai suka d...