Part 39 : Guilty

3.5K 446 102
                                    

Tolong baca pesan saya di akhir

##################################

Baekhyun tidak ingin berlama lama berkelung dengan semua kesedihannya. Ia ingin kembali lagi seperti semula dan menyapa dunianya kembali. Apalagi sudah seminggu sejak kejadian menyedihkan di hidupnya itu berlalu, Baekhyun sama sekali belum berkesempatan untuk menyapa Jesper seperti selayaknya.

Baekhyun merasa sangat bersalah atas tindakannya yang egois itu. Tidak seharusnya dia mengasingkan diri untuk memulihkan hatinya dan berakibat membuat semua orang merasa terbebani karenanya. Menjadikan Jesper sebagai korbannya. Ya, dia ibu yang jahat.

Menggunakan alasan penyakit flu yang sebenarnya sama sekali tidak mendera tubuhnya untuk membungkam mulut orang orang agar tidak terlalu bertanya lebih jauh tentang dirinya. Dan untungnya itu sungguh bekerja.

Wanita itu menatap pantulan dirinya di depan cermin besar itu. Menelisik setiap jengkal tubuhnya yang tampak pucat. Tubuh yang sudah seminggu ini menjadi seperti raga yang tidak bernyawa.

Wanita itu menghembuskan nafasnya pelan. Menyuarakan kalimat kalimat semangat untuk dirinya sendiri. Menggotong perasaan kacau dan membuangnya jauh jauh agar ia bisa menampilkan sebaik mungkin dirinya di hadapan orang lain.

Menelaah lagi penampilannya sebelum benar benar melangkah pergi untuk menyapa orang rumah yang mungkin sekarang sudah berkegiatan di lantai bawah.

"Kau sudah baik baik saja adik ipar?" Jennie yang tengah menyuapi Jaeje menjeda aktivitasnya beberapa detik untuk melontarkan pertanyaan yang berasal dari kepalanya. Dan langsung melanjutkan kembali aktivitasnya begitu kalimatnya sudah selesai pada frasa terakhir.

"Ya, seperti yang kau lihat Jen" Baekhyun sangat berterimakasih atas aktingnya yang selalu membaik disetiap kesempatan. Sejujurnya dia masih belum baik baik saja. Kepalanya masih mengingat betul betul bagaimana perlakuan bejat Chanyeol di malam itu.

"Oh syukurlah. Jaehyun hampir memanggil dokter untuk memaksamu diperiksa". Lanjut Jennie kemudian.

"Benarkah?" Baekhyun menaikkan alisnya. Mencoba untuk percaya dengan untaian kata yang terdengar khawatir dari bibir Jennie.

"Hmm. Aku dan Jaehyun khawatir denganmu" Baekhyun tersenyum lebar menanggapinya.

'Khawatir kepadaku, tetapi kalian sama sekali tidak melihatku di kamar'

Baekhyun masih bisa mengingat dengan jelas siapa saja yang hilir mudik mengunjungi kamarnya selama seminggu ini. Bibi Ahn yang wajib 3 kali sehari ke kamarnya untuk memberikan makanan untuk sang nona rumah meskipun Baekhyun tidak akan memakannya. Jackson, si putra yang memiliki wajah mirip dengannya itu selalu mengetuk pintu kamarnya setelah pulang sekolah. Melaporkan segala kegiatannya selama di sekolah. Atau terkadang Jesper akan menunjukkan nilai matematikanya yang selalu apik itu. Dan tersenyum malu malu ketika sang ibu memuji. Lalu yang terakhir, Sehun. Pria itu hanya sempat berkunjung ke kamar atau ke rumahnya hanya sekali.

Baekhyun sebenarnya tidak mengharapkan siapapun untuk datang

"Apa Jesper sudah bangun?" Baekhyun menatap Bibi Ahn yang sibuk membawa piring tersaji makanan menuju meja makan. Alih alih mendudukkan dirinya di kursi dan bergabung dengan Jennie dan juga keponakannya, Baekhyun justru memberikan secara gratis kedua tangannya untuk membantu Bibi Ahn membawa sisa piring makanan yang masih di atas meja dapur sambil menunggu Bibi Ahn untuk menjawab pertanyaannya.

Bibi Ahn tersenyum menatap makanan yang sudah tersaji rapi di meja makan. Wanita setengah baya itu mengelap cairan di pelipisnya. Dengan senyum khas ibu ibu, Bibi Ahn berucap. "Iya, aku sudah membangunkannya tadi. Sebentar lagi dia akan turun".

CEO'S BODYGUARD✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang