Ini yang Baekhyun takutkan. Sehun akan melepas lebih dahulu pelukan yang ia ciptakan. Biasanya hanya Baekhyunlah yang melakukan itu.
"Oppa bercanda?" Baekhyun menatap Sehun yang kini sudah bangkit dari kasur. Pria itu tengah merapikan baju kerjanya yang tampak kusut di beberapa tempat.
"Tidak. Aku benar benar serius tentang ini". Sehun membalik badannya menghadap Baekhyun.
"Kita akhiri saja, aku yang akan menjelaskan kepada kakakmu. Biar aku saja yang menarik semua undangan yang sudah disebar".
"Ba-bagaimana bisa oppa melakukan ini kepadaku?"
"Kau tahu, sebenarnya aku juga tidak ingin mengakhiri ini. Tetapi rasa pengkhianatan ini jauh lebih besar daripada keinginanku untuk mempertahankan hubungan ini".
Baekhyun kembali mengucurkan air matanya dengan deras. Tidak percaya jika Sehun akan mengatakan hal ini kepadanya.
"O-oppa?" Baekhyun rasanya ingin mencaci maki dirinya sendiri di hadapan semua orang. Biar orang orang tahu jika dirinya ini adalah seorang wanita yang tidak tahu diuntung. Mengecewakan dua pria sekaligus dan juga keluarganya. Dia benar benar wujud dari aib yang sesungguhnya.
"Maafkan aku, aku sudah memutuskan hal ini dengan baik baik. Jadi, aku tidak akan mengubahnya meskipun kau bersujud kepadaku. Karena komitmen adalah komitmen. Kau tahu juga jika aku bukanlah orang yang gampang memberikan kesempatan kedua bagi orang orang yang telah mengecewakanku".
Seiring menjauhnya langkah Sehun, wanita itu menangis dengan air mata yang berlinang deras. Sangat memilukan untuk didengar siapapun. Tapi untuk Sehun adalah pengecualian. Pria itu memang selalu tegas tentang apa yang menurutnya benar. Jadi, tanpa mengindahkan tangisan pilu itu, tubuh Sehun segera menghilang ditelan pintu bercat putih itu. Menyisakan seorang Baekhyun yang membenci dirinya setengah mati.
-
"Ayah, aku ingin mengundurkan diri".
Perkataan Chanyeol membuat kedua orangtuanya tercengang. Bagaimana bisa seorang anak pria yang digadang gadang menjadi ahli waris keluarga Park itu mengatakan hal seperti itu? Pikir ayahnya.
"Perhatikan ucapanmu Park", ayah Chanyeol melanjutkan kegiatan makan malamnya. Dan berusaha untuk tidak mempercayai ucapan Chanyeol sang anak.
Chanyeol sekali lagi membulatkan tekadnya. Ia harus cepat cepat menyelesaikan ini. "Aku ingin mengundurkan diri, aku tidak ingin men-"
'Brak'
"Jaga ucapanmu Chanyeol! Memang kau siapa berani beraninya memutuskan hal seperti ini semaumu?!" Chanyeol menahan nafas. Teriakan sang ayah barusan ini mengingatkannya pada masa kelam dirinya saat kuliah dulu. Ayahnya selalu memberinya bentakan setiap harinya karena kelakukan bejatnya. Chanyeol benar benar malu mengingatnya kembali.
"Ayah, dengarkan dulu penjelasanku". Kata Chanyeol memohon. Berharap pria tua di sebelahnya ini menahan amarahnya. Karena orang marah yang paling dia benci adalah ayahnya.
"Benar sayang, kau harus mendengarkan penjelasan Chanyeol lebih dahulu". Nyonya Park mengelus pelan lengan sang suami. Lalu perlahan lahan urat urat yang mengeras di leher pria paruh baya itu mengendur. Menatap Chanyeol untuk memberikan isyarat agar berbicara.
Chanyeol menegak ludahnya kasar, lalu meletakkan alat makannya di meja. Menyapu mulutnya dengan sebuah kain berbentuk persegi itu.
"Aku sudah memikirkan masalah ini lebih dari seribu kali. Kurasa aku tidak cocok menjadi direktur lagi. Kinerjaku menurun akhir akhir ini. Ayah tahu sendiri tentang itu" Chanyeol menjeda kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO'S BODYGUARD✔
FanfictionSeorang pengawal wanita bernama Byun Baekhyun yang mendapat tugas dari atasannya untuk menjadi pengawal CEO baru mereka. Tetapi siapa sangka jika CEO barunya adalah seorang pria yang menjadi cinta pertamanya? Ikuti kisah mereka dalam berbagai suka d...