Part 24 : We Meet Again

3.8K 543 25
                                    

Luhan menatap dua manusia yang tengah asik bermain di karpet tak jauh dari tempatnya duduk. Merasa kesal dengan Chanyeol dan anak kecil berisik itu. Wanita itu memainkan ponselnya malas. Besok adalah hari libur tetapi sepertinya Chanyeol tidak akan menyentuhnya lagi malam ini. Demi apapun, sejak dia datang kesini lagi. Suami sexynya belum pernah mencoba untuk menjamah tubuhnya.

Sungguh menyesal karena pernah membawa Jackson masuk ke dalam mansion ini. Membuat Chanyeol selalu bangun pada tengah malam dan meninggalkannya untuk lebih tidur di kamar bernuansa pororo. Luhan sungguh membenci itu. Ingin saja ia menyeret anak itu dan melemparkannya ke luar gerbang disaat malam hari karena telah membuat Chanyeol membiarkannya tertidur hanya ditemani bantal guling.

"Daddy, Jackson lapar"

"Jackson ingin sosis?"

"Jackson mau!"

"Daddy ambilkan ya"

Luhan melirik sinis Chanyeol yang bangkit melewati tubuhnya. 'Dasar bocah sialan!' Batinnya menatap Jackson yang masih asik bermain boneka pororo.

'Ting'

Luhan dikejutkan dengan pesan yang masuk.

From : unknown number

Pastikan kau berusaha untuk ini.

Luhan mengernyit heran ketika mendapatkan sebuah video. Jari lentiknya memutar video. Dan alangkah terkejutnya dia ketika menyaksikan dengan matanya sendiri video rekaman dirinya yang menganiaya pegawai salon dan spa.

"Sialan!" Luhan bangkit dari duduknya. Dengan cekatan wanita itu mengotak atik ponsel lalu menaruh ponsel di dekat telinga.

"Siapa yang mengirimiku video itu, brengsek?!" Luhan berteriak kepada seseorang di seberang telepon. Dan sempat mengagetkan si Jackson. Hingga anak itu memberhentikan acara bermainnya.

'Entahlah nyonya, tetapi situasi ini sangatlah buruk'

"Bajingan! Aku akan kesana" Luhan menekan tombol merah di layar. Mengabaikan jika dia baru saja mengumpat di depan seorang anak kecil berumur 5 tahun.

Ketukan heels dengan lantai terdengar beradu cepat, menandaikan si pemilik tumit kaki itu sedang terburu buru. Dan itu membuat Chanyeol yang baru datang dari dapur dengan piring berisi sosis goreng tertarik dengan kejadian di depannya.

'Ada apa dengannya?' Batinnya sambil menatap sang istri yang berjalan tergesa gesa menuju lantai atas. Hanya dengan hitungan detik kemudian rasa tertarik itu lenyap seketika. Sebegitu benci Park Chanyeol kepada seorang Park Luhan.

"Daddy, kenapa dengan Bibi Luhan?" Jackson menatap Chanyeol dengan wajah polosnya. Pria bertelinga caplang hanya membalsnya dengan gelengan di kepala. Merasa jika pertanyaan Jackson tidak terlalu penting.

"Ayo daddy suapi"

-

Sepasang ayah dan anak itu menatap kedatangan Luhan dari lantai atas, wanita itu masih saja terlihat buru buru. Chanyeol melirik Jackson yang tengah menyantap sosis terakhirnya dan menurunkan tubuh Jackson dari pangkuannya. Chanyeol membawa kedua kakinya melangkah mendekat ke arah Luhan yang hampir mencapai pintu.

"Mau kemana kau?"

Luhan berhenti dan menoleh sebentar untuk menatap sang suami tampan yang sayangnya dia hanya terlalu brengsek kepadanya. "Aku ada urusan penting. Yak! Cepat bawa koperku kemari sialan!" Datanglah seorang wanita paruh baya berjalan tergopoh gopoh dengan koper di tangannya.

Chanyeol hanya menggeleng pelan melihat kelakuan si licik Luhan. Bagaimana bisa ia menyuruh wanita berkepala empat untuk mengangkat barang seberat itu. Ingin saja Chanyeol melemparkan koper Luhan tepat di wajah cantiknya dan untung saja akal kewarasan Chanyeol masih berdiri setia di kepalanya. Dia masih sangat sayang dengan 800 juta won itu.

CEO'S BODYGUARD✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang