Happy Reading, Readers!❤️
***
Sesampai di Surabaya pada jam 01.00 dini hari. Fia membawa tasnya turun dan masuk kedalam kamar yang sudah tak ditiduri selama enam bulan olehnya. Ruangan itu tak banyak berubah, hanya sprei kasur saja yang diganti. Ia merebahkan dirinya dan beristirahat.
Keesokan harinya Fia buru-buru pergi ke kampusnya tak sabar bertemu dengan teman-temannya yang sangat ia rindukan.
“Bu Suti! Fia berangkat dulu!” ucap Fia pada asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya.
Di dalam rumah itu hanya ada Bu Suti, Ayah, Ibu dan Kakak Fia sudah berangkat bekerja, dan Adiknya sudah berangkat ke sekolah.
“Eh non, ngga makan dulu?” tanya Bu Suti.
“Engga, nanti Fia makan di kampus aja lagi buru-buru soalnya! Assalamualaikum!” ucap Fia dengan menaiki motor maticnya.
“Waalaikumsalam non, hati-hati nggih!” balas Bu Suti.
Sesampai di kampus, ia segera berlari menuju ruang kelas perkuliahan mereka. Ia mengetuk pintu kemudian masuk. Dan jackpot! dosen belum hadir di dalamnya.
Semua mata tertuju pada Fia.
“Fiaa ya ampun dari mana aja?” tanya Puput salah satu teman sekelasnya.
“Kangen Fia banget Ya Allah!” sahut Wulan yang juga teman sekelas Fia.
“Astaga kangen kalian semua!” balas Fia dengan memeluk teman-teman sekelasya itu.
“Touring nyampe mana aja Fi?” Tanya Ifan salah satu teman sekelasnya.
“Hahaha Mekkah!” jawab Fia. Kemudian ia menghampiri genknya yang ada gerombolan bangku belakang.
“Miss banget ya ampun!” ucap Lia sahabatnya dengan memeluk Fia.
“Ahh me too!” balas Fia dengan membalas pelukan Lia.
“Piye ki kabare kabeh?” tanya Fia pada teman-temannya dengan mengusap haru air matanya.
“Ah ck lapo masuk kuliah? Janjian ngopi lak enak!” ucap Rahman.
“Aku kangen sama lainnya juga kali Man!” balas Fia.
“Gimana kerasan mondok?” tanya Basri.
“Apaan Bas, ngerasain main sama laki kek kalian gini, baru deket aja di ta’zir, Anjir!” balas Fia antusias.
“Hahaahaa.. rasain!” sahut Muiz.
“Terus kapan berangkat ke Jermannya?” tanya Agam.
“Kok lu kek ngga suka gitu sih Gam aku disini? Baru juga nyampek, udah disuruh berangkat lagi!” jawab Fia.
“Tanya geblek!” balas Agam.
“Hahaha.. Jumat besok ini! Sebenere juga suibuk ngurus persiapannya, semalem baru pulang dari Jogja pagi langsung kesini, buat ketemu kalian!” ujar Fia santai.
“Dayat mana btw?” tanya Fia yang mendapati salah satu sahabatnya tidak ada diantara mereka.
“Biasa, paling masih keramas!” jawab Lia.
Fia masih mengobrol asik dengan teman-temannya dengan membelakangi pintu kelas. Tiba-tiba sebuah jitakan tak asing dari belakang Fia mengagetkannya.
“Oii! Akhirnya masuk juga Anjng!” sapa Dayat dengan menjitak keras kepala Fia.
“Co*g bngst! Tiba-tiba mecungul ngga amit, kek demit Yat!” protes Fia sambil mengusap-usap bekas jitakan Dayat.
“Kuangen biyanget aku Fi!” ucap Dayat pada Fia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Aku?
Fiksi RemajaBagaimana bisa seorang laki-laki sholih penyandang santri terbaik, datang melamar begundal wanita sepertiku ini? Cerita berbahasa Indonesia dicampur dengan sedikit Bahasa Jawa. hehe. -Selamat menikmati cerita pertama saya. Jangan lupa vote terus y...