Happy Reading, Readers!♥️
“Hahahahh gapapa mas, mungkin setelah dengar dari Ning Fia sendiri Mas Bintangnya bisa ngerti.” Balas Anjar tenang.
.
..
.Beberapa saat kemudian, semua personil turun dari stage, menandakan pekerjaan mereka telah rampung. Seperti biasa, mereka duduk berhadapan untuk nongkrong dan makan bersama setelah melakukan pekerjaannya. Fia duduk di sebelah Anjar, dan di depannya adalah Bintang.
“Mas Bintang tadi pagi telepon, mau ngomongin apa ya?” tanya Fia pura-pura tidak tau.
Bintang beranjak dari tempat duduknya dan menyeret tangan Fia pergi mencari meja lain untuk ngobrol berdua.
Anjar yang melihat tangan Fia digandeng terang-terangan oleh Bintang, reflek ia berdiri dan hendak menepis genggaman Bintang pada tangan Fia. Bagaimanapun Anjar adalah calon tunangan Fia dan berhak untuk melepas genggaman orang lain pada tangan Fia.
“Lepasin tangan Fia!” ucap Fia pada Bintang.
“Kenapa? Aku ajak kamu cari meja lain untuk ngomong personal!” balas Bintang.
“Iya tau! Tapi lepasin tanganku! Aku bisa jalan sendiri!” ucap Fia ketus.
“Oke!” balas Bintang.
Bintang melepaskan genggamannya dari tangan Fia dan melirik Anjar. Anjar melihat Bintang dengan tatapan sinis.
“Noh meja sebelah sana!” ucap Fia dengan menunjuk meja yang tidak jauh dari panggung.
Fia dan Bintang berjalan menuju meja yang ditunjuk oleh Fia. Mereka duduk berhadapan.
“Jadi mau ngomong apa?” tanya Fia jutek.
“Ahh, aku ga pandai basa-basi, langsung to the point aja ya!” ucap Bintang dan hanya dibalas anggukan oleh Fia.
“Aku cinta kamu Fi! Sekarang kamu mau jadi istriku?” ujar Bintang.
“Oh, maaf aku gabisa Mas.” Balas Fia singkat.
“Loh kenapa? Aku cinta kamu lo Fi, bukannya ini yang kamu tunggu dari aku?” tanya Bintang.
“Bukannya Mas Bintang udah dikasih tau Masku ya? Kalo aku udah terima lamaran orang?” tanya Fia balik.
“Jadi itu bener?” tanya Bintang tidak percaya.
“Jadi sampeyan kira Masku bohong? Jadi apa kurang jelas setelah Masku bilang gitu terus aku datang kesini sama bawa orangnya sekalian?” balas Fia balik bertanya.
“Fi, kamu cinta aku kan?” tanya Bintang meyakinkan.
“Iya, tapi dulu! Setelah dipermainkan sedemikian kali, goblok aja rasanya kalo aku tetep cinta!” jawab Fia ketus dan sambil menahan air mata.
“Fia, please! Kamu belum ceremonial resmi jadi tunangannya kan? Pikirin lagi, aku ini bener-bener cinta kamu!” ucap Bintang.
“Tolong ya Mas! Mas Anjar dengan yakinnya minta izin ke Ayah buat lamar aku! Dan aku juga dengan yakin terima lamarannya! Jadi aku ga perlu mikir lagi buat hal yang sia-sia, okee!” jawab Fia.
“Berapa lama kamu kenal sama calonmu ini?” tanya Bintang.
“Sebelum ke Jerman.” Jawab Fia.
“Sekitar 5 sampai 6 tahun lalu berarti?” taya Bintang lagi.
“Iya.” Jawab Fia singkat.
“Kamu kenal belum lama, terus pergi ke Jerman? Artinya kenal singkat banget dong?” tanya Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Aku?
Teen FictionBagaimana bisa seorang laki-laki sholih penyandang santri terbaik, datang melamar begundal wanita sepertiku ini? Cerita berbahasa Indonesia dicampur dengan sedikit Bahasa Jawa. hehe. -Selamat menikmati cerita pertama saya. Jangan lupa vote terus y...