#25

2K 85 2
                                    

Happy Reading, Readers!❤️


"Eh iki sopo Fi?" tanya Dayat dengan menunjukkan sebuah foto di ponsel Fia.

...

Foto itu adalah foto Fia bersama dengan Anjar saat makan nasi goreng beberapa bulan lalu. Teman-teman Fia lainnya ikut melihat foto yang ada di galeri ponsel Fia.

"Oh ini.. Santrinya si Yangkungku!" jawab Fia santai.

"Kok bisa hang out berdua sama santri putra kamu?" tanya Lia.

"Oiya gilaaa! Setelah itu besoknya aku langsung kena ta'zir, Anjir!" keluh Fia.

"Cuman berdua yo kamu?" tanya Basri.

"Ya ampun, jadi itu ceritanya ngga sengaja rek! Aku mau keluar cari paketan, ketemu doi mau balik pondok habis beli obat nyamuk! Kan malem ya, akhire aku dianterin doi. Lah kok pulang-pulang semuanya pada stand by di gerbang pondok, kek mau grebek pelaku mesum, anjirr banget lah!" oceh Fia.

"Hukumannya pelanggaran zina lagi, yakali kalo aku enaena gitu sama dia. Gandeng tangannya aja enggak!" lanjut Fia.

"Goblok banget, yaiyalah lu cuman berdua!" balas Rahman.

"Aku sih ngga maslah ya, udah kebal hukuman dari SMP sampe mau DO juga bodo amat. Tapi kasihan sih doinya, secara nih ya, track recordnya selama mondok selalu baik. Bayangin udah lulusan UGM, santri terbaik, sampe diminta jadi Ustad di pondok pula. Eh imagenya malah ancur cuman gara-gara nganterin aku! Gak mashok banget kan hukumannya!" celoteh Fia.

"Ngawur biyanget!" sahut Agam.

"Toh kita lo ngga ngapa-ngapain dibilang zina. Tau gitu sekalian enaena aja dong, hukumannya sama!" ucap Fia kesal.

"Ya kali dianya mau enaena sama elu!" sahut Basri.

"Wkwkwk, kampret Bas!" balas Fia.

"Itu namanya mondok! Toh setelah itu juga berkesan!" ujar Rahman.

"Terus sekarang, jadian ngga sama doi Fi?" tanya Lia.

"Pinginnya gitu, tapi sadar diri lah aku gimana!" jawab Fia kesal.

"Ning biasanya menang banyak lo Fi!" sahut Dayat.

"Gundulmu!" balas Fia.

Cukup lama mereka berbincang-bincang di gazebo putih itu. Pukul empat sore mereka semua pamit pulang dan berpelukan ala teletubies sebagai perpisahan.

.

Jumat 13.00..

"Sudah disiapin semua barang-barangnya mbak?" tanya Fatimah pada anak keduanya itu.

"Sudah Bu! Baju-baju, alat tulis, sama barang-barang lainnya udah dibawa di koper. Dompet, visa, paspor, HP udah di tas ini!" jawab Fia.

"Yaudah, ayoo berangkat sekarang!" ucap Ibrahim.

Fia pergi ke Bandara Internasional Juanda dengan diantar oleh Ayah, Ibu, dan kedua saudaranya tentunya.

"Kalo disana belajar yang baik Nduk! Jangan banyak main, inget tujuannya kesana cari ilmu!" ucap Ibrahim menasehati Fia.

"Inggeh Yah! InsyaAllah Fia inget terus sama Ayah sama Ibu! Fia janji disana bakal belajar sungguh-sungguh!" jawab Fia.

"Jangan lupa sholatnya juga!" tambah Fatimah.

"Siaap bu boss!" balas Fia.

Fia duduk di kursi tunggu dengan keluarganya, ia masih sibuk mengutak-atik ponselnya. Dilema antara ingin mengirim pesan duluan pada Anjar tapi gengsi dalam dirinya juga besar.

Pantaskah Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang