#33

2K 117 16
                                    

Happy Reading, Readers!♥️


Aku hanya membatinnya, Dia ketawa? What the hell, apa ini hal yang lucu? Aku hanya bicara jujur tentang ketakutanku, bagaimana jadinya jika nanti Mas Anjar salah paham kalau aku bicara ini.

.

..

.

“Ahahahahh tapi terima kasih ya Ning, karena tetap berada di pihak  Mas Anjar. Sudah-sudah, Ning Fia yang Mas kenal itu jagoan dan ga cengeng. Kalau ada masalah apapun jangan sungkan bicara sama Mas. Ning Fia sekarang kan punya Mas Anjar buat berbagi cerita, jangan dipendem sediri ya.” Ucap Mas Anjar.

Blushh...

Aku memang lega karena Mas Anjar mengerti maksudku. Tapi dia bilang apa? Aku sekarang punya Mas Anjar?

Oh my god, detak jantungku tolong jangan sampai terdengar keluar. Aku hanya menutup mukaku dengan kedua lutut dan siku dalamku.

Jangan sampai Mas Anjar liat aku tersipu. Gemes banget ini cowok, pingin peluk tapi ga berani wkw..

“Hari ini kan cuman cari cincin, terus cari makan dulu. Setelahnya kita ke cafe, kalo live musicnya belum selesai, Mas Anjar mau deh denger Ning Fia nyanyi buat Mas. Terus kalo udah, kita jelasin pelan-pelan ke Bintang ya! Udah jangan nangis.” Imbuh Mas Anjar menenangkan.

“Fia jelasin dan selesaiin sendiri aja Mas, Mas Anjar sama Mas Fahmi temenin Fia dari jauh yaa.” Ucapku dengan mengangkat muka.

“Emang saya ga salah pilih calon ya. Udah ayok!” ucap Mas Anjar dan keluar dari mobil.

Bisa ga sih nih cowok gak bikin aku gemes wkwk..

Fia POV End..

Fia dan Anjar mengelilingi pusat perbelanjaan dan mencari cincin yang cocok untuk jari manis Fia. Tidak begitu lama, mereka menemukan cincin emas berukuran 6 dengan permata di bagian tengahnya sehingga terlihat sangat manis di jari Fia, dan mereka memutuskan untuk membelinya.

Kemudian mereka berlanjut untuk mengisi perut sebelum memutuskan pergi ke cafe untuk menemui Bintang.

Setelah itu Fia dan Anjar melajukan mobilnya dan pergi menemui Bintang. Sesampai di cafe dari luar masih terdengar suara alunan musik akustik, pertanda bahwa After Sunset masih berada di atas stage.

Fia datang bersama Anjar terlihat sangat serasi memasuk pintu masuk, keduanya secara tidak segaja sama-sama mengenakan setelan baju berwarna hitam-abu dan berjalan beriringan.

Pemandangan tersebut tertangkap oleh mata Bintang dan membuatnya sedikit geram, namun ia masih optimis bahwa Fia hanya bersama dengan teman sekolah atau rekan kerjanya.

“Yhooo.. Kami ucapkan selamat datang kepada Nona Fia, salah satu vokalis andalan kami beserta rekannya. Akhirnya datang juga!!” ucap Daniel melalui microphone.

Kemudian hanya dibalas lambaian tangan dan sebuah senyuman oleh Fia.

Setelah memesan minuman Fia dan Anjar berjalan menghampiri Alin yang berada di samping kiri stage.

“Ehh kakak ipar ikut juga, welcome to our place Mas!” sapa Alin pada Anjar.

“Hehe.. Ning Alin ngejob juga sama Gus Fahmi dan Ning Fia?” tanya Anjar.

“Kali ini iya, gantiin mbak. Tapi kalo biasanya ya cuman ngikut jajan aja sih hehe..” jawab Alin.

“Lhooo btw, Mas Anjar manggilnya kok masih Ning? Ganti dong!” goda Alin pada Anjar.

Pantaskah Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang