Happy Reading, Readers!❤️
“Silahkan sebentar lagi naik kak, untuk checksound!” Ucap gadis yang diketahui sebagai Liaison Organizer kami di event itu.
“Oh oke mbak, sebentar ya!” Jawab Ganda pada gadis itu.
“Eh ayoo abis ini naik nih!” Teriak Ganda pada personil lainnya yang masih bercanda di backstage.
“Eh ayoo rek! Berdoa dulu.” Imbuh Fahmi, kemudian personil lainnya berjalan mendekat dan suasana backstage hening sejenak.
“Aamiin.. Gimana? Siaap team?” Teriak Daniel sebagai leader.
“Siaaapp.. Byarrr!!” Teriak semua personil After Sunset bersamaan.
Mereka berjalan dengan penuh percaya diri menaiki panggung. Mereka menyiapkan alat musiknya masing-masing kecuali Fia, ia tetap tinggal di backstage karena ia lah yang paling ditunggu-tunggu oleh penoton khususnya penonton laki-laki.
Mic miliknya di checksoundkan oleh Daniel partner vokalnya. Suara sorak penonton memenuhi Gigs, dan sesekali terdengar meneriakkan nama Fia.
“Okeyy selamat malam semuanya!” Sapa Daniel pada penonton sambil menunggu Fahmi, Bintang, dan Nanda yang menyiapkan alatnya.
“Malaammm!!” Jawab penonton dengan begitu ramai.
“Masih panas gak nih pada? Udah siap kita bakar sekarang?” Tanya Daniel lagi dengan penuh semangat.
“Siaaaappp!.. Fiaa!” jawab penonton dan satu dari mereka meneriakkan nama satu-satunya personil perempuan di After Sunset dengan lantang saat suasana hening sejenak sehingga membuat suaranya terdengar sampai panggung.
“Ohooo, aku dengar ada yang rindu vokalis kita nieh!” Ucap Daniel.
“Udah siap?” Bisik Daniel pada personil lainnya. Dan dibalas acungan jempol oleh Fahmi menandakan siap.
“Oke langsung saja kita goyang Gigs malam ini! One two, one two three four!!” Teriak Daniel dengan di iringi musik metal yang menggema. Saat itu juga Fia muncul ke atas panggung.
“Whhuuuuu!! Prookk prokk prokk!” Sorak dan tepuk tangan penonton karena sosok yang ditunggu-tunggu telah menampakkan dirinya.
Author POV..
Fia dikenal dengan sosok yang dingin dan tanpa ekspresi muka saat beraksi di atas panggung, baik panggung metal yang penuh dengan scream ataupun live music acoustic yang lembut dan penuh penghayatan.
Berbeda sekali dengan vokalis-vokalis lainnya yang sesekali menebar senyum pada penonton, seperti yang dilakukan oleh Daniel. Aksi panggung Fia juga tergolong pasif dan jarang sekali menyapa penonton.Ia hanya sesekali membuka tangannya lebar dan mengayun-ayunkannya, mengangguk-anggukkan kepala sesuai dentuman lagu, dan berjalan ke arah drum yang biasanya terletak di belakang.
Selain itu, sorot mata yang tajam membuat Fia terlihat judes di mata orang-orang yang tak mengenalnya. Berbeda sekali saat mengenal kehidupan nyatanya, ia merupakan sosok yang periang, gila, dan ramah.
Status harian sosial media akun official After Sunset sesekali menangkap ekspresi imut dan kegilaan Fia. Image yang sangat berbanding terbalik saat di atas panggung dengan kehidupan sehari-harinya ini menjadi daya tarik tersendiri yang di gemari oleh para fansnya.
POV End..
Saat musik mengalun, Fia dan Daniel mulai bersuara menyanyikan lagu yang dibawakannya dan sesekali mengeluarkan suara growl dan scream membuat penonton menari dan bergoyang mengikuti dentuman musik.
Tak terasa lima lagu yang menyenangkan dan cukup menguras tenaga telah dibawakan. Sorak riuh dan tepuk tangan penonton terdengar memenuh ruangan luas itu.
“Hari ini kalian semua.. PECAH BANGET! Terima kasih.. Wassalamualaikum!!” Teriak Daniel di akhir penampilan dan di ikuti gerakan membungkukkan badan sebentar oleh Fia dan Daniel kemudian beranjak menuruni panggung.
Sabtu Malam | at Cafe Sembarang | 22.00
Fahmi, Fia dan teman-teman After Sunset telah selesai melaksanakan pekerjaannya sebagai pengisi live music accoustic di Cafe Sembarang. Kini mereka tengah menikmati makanan yang disajikan oleh pihak Cafe milik Ibrahim itu.
“Jadi berangkat Jogja sekarang kalian?” Tanya Nanda pada Fahmi dan Fia.
“Iyooi, habis ini emak bapak jemput kesini.” Jawab Fahmi singkat.
“Kok ngga besok pagi aja sekalian?” Tanya Daniel.
“Enak perjalanan malem sih Mas, sepi.” Ucap Fia.
“Peluk Mas Ganda tampan dulu sini Dek Fiacuu!” Sahut Ganda.
“Eh, ngga boleh nikung adik sendiri dong Mas!” Ucap Bintang pada kakaknya.
“Nda, aku aja dong peluken!” Balas Fahmi, sedangkan Fia hanya terkekeh.
“Anjirr, ogah banget!” Sahut Ganda dengan memanyunkan bibirnya.
“Duhh jadi LDR dong!” Sahut Bintang yang berhasil membuat pipi Fia bersemu merah.
Fia POV..
“Anjirr yang bener aja sih. Mas Bintang ngga tau apa kalau aku sendiri belum move on dari dia? Atau emang disengaja gitu biar aku baper sama dia? Yahh ngga munafik hari ini dia tampil mempesona, bakal rindu juga sih sama Mas Bintang. Fiaa stop! Stop Fia! Mas Bintang udah milik pacarnya. Jangan baper lagi pliss. Ga perlu di respon udah Fi!” Begitulah celotehan batinku tiap saat Mas Bintang menggodaku.
Rasanya aku masih belum bisa melepas rasaku dengan laki-laki berambut gelombang, beralis tebal, mata bulat, dan berhidung macung itu. Sialnya sekeluargaku juga sudah mengenalnya secara baik. Senyumnya sungguh menawan, namun sayang kini sudah bukan milikku.
Mas Bintang pernah beberapa kali mengajak kekasihnya untuk menemaninya latihan atau perform live music. Dan setiap saat seperti itu pula batinku sangat berkecamuk. Di situasi seperti itu satu-satunya personil yang paham akan posisi perasaanku adalah kakak kandung dari Mas Bintang, yaitu Mas Ganda. Ia selalu memancingku untuk meluapkan keluh kesah perasaanku. Oleh sebab itu, aku dengan Mas Ganda terlihat begitu akrab seperti bersama dengan kakak ipar. Eh..
Namun aku sendiri tak berani membahas permasalahan hati ini lebih besar, karena aku tak ingin timbul perpecahan dalam ‘After Sunset’ hanya karna aku yang tak bisa mengontrol perasaanku.
Sudahlah cukup aku dan Mas Ganda saja yang tau perasaanku, mungkin Mas Bintang menggodaku seperti itu agar lebih terlihat friendly dengan mantannya ini. Ayoo Fia semangat move on!
POV End..
Bersambung..
Mohon maaf, bila alur yang disajikan terasa lambat. Mohon bersabar, sabar iru subur, hehe.
Mohon maaf, jika terdapat typo dalam cerita.
Kritik dan saran yang membangun, sangat dibutuhkan.
Jangan lupa vote terus yaa! Terima kasih!❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Aku?
Novela JuvenilBagaimana bisa seorang laki-laki sholih penyandang santri terbaik, datang melamar begundal wanita sepertiku ini? Cerita berbahasa Indonesia dicampur dengan sedikit Bahasa Jawa. hehe. -Selamat menikmati cerita pertama saya. Jangan lupa vote terus y...