Aku kembali masuk ke ruangannya Mark sambil bawa Jadwal pertandingan, aku naruh di atas meja Mark dengan pelan, kalo bukan Mark kayaknya aku bakalan banting kertasnya di atas meja, Mark melihat kertasnya "iya ya, kok bisa sih?" bilang Mark, "makanya itu aku juga bingung" bilang Leon, "kembaranmu nih juga aneh aneh, dapet ijin dari mana kok dapet bagian closing?" bilang Mark, Leon menjawab "adik mu juga kali, lho dia nggak ijin kamu? Tak kira dapet ijin kamu lho", sepertinya aku nggak cocok di adegan keluarga ini, diem aja aman kayaknya, "heh kamu, ngomong kenapa? Bisu ya?" bilang Mark, aku nahan marah dan bilang "aku bisa ngomong kok, kalo aku ngomong mau ngomong apa?", "ya...pokoknya ngomong lah, oh ya kok Leo bisa milih kamu kenapa?" tanya Mark, "aku aja nggak tau" jawabku, "hmmm aneh juga ya ni anak, yaudah kamu nggak perlu ngelawan aku sama Leon, tapi kamu harus ngelawan Leo, karena aku pengen lihat talentamu, kok Leo bisa milih kamu gitu lho?" bilang Mark, "kalo gitu thanks, mau siap siap dulu, bye" bilang ku. Aku keluar ruangan Mark dan sesuatu yang tidak diinginkan datang, aku ketemu Leo di depan ruangan Mark, "lho kamu ngapain di sini?" tanya Leo, "bukan masalahmu" bilang ku marah, aku jalan melewati dia, tapi dia menari tanganku "apa lagi sih? Pusing tau nggak harus ngelawan kamu, Leon, dan Mark, mau tambah apa lagi? Pengen aku mati sekalian?!" bilang ku marah, aku menarik tanganku kembali dan jalan, suara sepatuku menggema di lorong.
Hari ini emang hari terburukku, mau gimana lagi? Nikmatin aja, hidup cuman sekali, aku ke lapangan pertandingan dengan membawa pedangku, "sekarang pertandingan ke-78 dan aku di closing berarti aku ke-160, masih lama lah" bilang ku, aku kembali ke kelasku, sekarang kelasku kosong karena pada lihat pertandingan, aku duduk di tempatku paling belakang pojok jelas, aku duduk dan menaruh kepalaku di meja, dan memikirkan bagaimana aku akan melawan Leo nanti? Apakan aku menang apa kalah? Aku memiliki banyak pertanyaan, tapi lebih baik aku pendam. Tiba tiba pintu kelasku terbuka dan aku melihat siapa yang masuk, nggak seneng juga sih kalo yang masuk itu Mark, "ugh you must be kidding me" bilang ku, "hey, it's not the time to sleep" jawab Mark, "ya ya aku tau, kenapa kamu ke sini?" tanyaku, "ngajak kamu latihan lah, masak kamu ngelawan Leo tangan kosong" bilangnya, "sorry aku dah lumayan pro ya" bilang ku remeh, "tapi nggak se pro aku" jawabnya, "ya tau, tapi kan dari pada nggak ada pengetahuan?" jawabku, Mark jalan ke kebelakang dan duduk di sampingku "nggak heran panggilanmu di sekolah pemales, ternyata kamu emang orangnya males" bilangnya "ya begitu lah, mau gimana lagi" jawabku, "kamu nggak takut apa ngelawan orang yang levelnya jauh lebih tinggi dari kamu?" tanya Mark, "aku sih santai aja, kalo kalah tinggal kalah, menang tinggal menang, aku juga nggak bisa nentuin gimana takdirku" bilang ku santai, "hm bener juga, tapi kamu juga harus latihan yuk" bilang Mark, "kemana?" tanyaku, "dah lah jangan banyak tanya" bilang Mark sambil menarikku berdiri, "ya ya, jangan tarik tarik lah" bilang ku.
Pas aku sama Mark sampai di ruang latihannya Mark aku bingung, ngapa kok aku di ajak ke sini? Padahal di lapangan depan kan bisa, "kok ke ruang latihanmu? Lapangan depan kan bisa" bilang ku, "lapangan depan di pake anak bronze" jawabnya, "ohhh yaudah, ini mau latihan apa ni?" tanyaku, "gerakan lanjutan" bilang Mark, "what?! Aku aja belum lulus gerakan silver" bilang ku, "kamu silver kan?" tanyanya, "iya, kenapa?" jawabku, "bisa lah, masak kamu nggak bisa gerakan lanjutan?" bilangnya, "ya mikir dulu lah, gerakan silver aja belum, master juga, apa lagi lanjutan?" bilang ku, "ya pokoknya kamu latihan gerakan lanjutan biar bisa ngalahin Leo" bilang Mark, "oh kamu bela aku? Nggak adik ku sendiri?" bilang ku, "ya nggak sih, dah lah, mana pedangmu?" bilangnya, "nih" aku lihatin pedangku ke dia, dan anehnya dia langsung mundur dari aku, "kenapa?" tanyaku bingung, "kamu dapet pedang itu dari mana?" tanya Mark, "dari kakekku, kenapa? Masak kamu takut sama pedang ini?" tanyaku, "bukan takut, tapi pake banget, semua orang bakal takut kalo lihat pedang itu" bilangnya, "wait kok aku malah jadi bingung ya? Emang ini pedang apaan sih? Kok kamu aja takut?" bilang ku, "itu pedang 5 elemen" bilang Mark, "hah? Pedang apa? 5 permen?" bilang ku, "5 elemen, telingamu dimana sih?" bilangnya, "nih, disini" bilang ku sambil nunjuk telingaku, "emang apa bagusnya pedang ini?" tanyaku, "kamu belajar sejarah nggak sih?" tanya Mark, "belajar" jawabku, "kok kamu nggak tau pedang ini?" tanyanya lagi, "paling pas aku ketiduran" bilang ku santai, "astaga, kamu nih niat sekolah nggak sih?! Pokoknya pedang ini pedang bersejarah yang hanya ada satu di dunia yang telah lama hilang, dan sebelum kamu orang yang memakai pedang 5 elemen ini berlevel diamond 5, pedang ini benguasai air, udara, api, tanah, dan gravitasi, berarti orang yang menggunakan bisa mengontrol semua itu, di tambah juga pedang ini sudah di cari oleh banyak orang penting dari penjuru dunia dan termasuk aku juga" bilangnya panjang, lebar, tinggi, dan luas, aku hanya menjawab "oh", " haduh sia sia juga ya aku jelasin ke kamu" bilangnya "makanya sia sia kan? Makanya aku males pelajaran sejarah" bilang ku, "tapi sejarah penting buat pengetahuanmu, dan orang orang yang bersejarah sebelum kamu dan aku juga..." jawab nya, aku memotong pembicaraannya dan bilang "oke oke aku udah mudeng, sekarang ayo latihan, nggak usah pelajaran", "oke deh, tapi jangan pake pedang yang itu" bilangnya "kenapa emang?" tanyaku "takut aja kalo kamu belum bisa ngendaliin, oh ya kamu punya pedang ini pas umur berapa?" tanya Mark, "dari umur 4" jawabku santai, "what?!" bilangnya keras, aku menghadap ke dia "sopan dikit napa?" bilang ku, "ya sorry, aku kaget, eh lho kok malah kamu yang nyuruh nyuruh aku?" bilang Mark, "salah kamu sendiri mau di suruh" jawabku.
Aku dan Mark berlatih dengan keras, walau pun aku masih silver 1 tapi talentaku termasuk bagus, "oke lanjut latihan gerakan selanjutnya" bilang Mark, "what?! Masih ada berapa gerakan lagi?" tanyaku, "ada 22 lagi" jawabnya, "astaga, ada apa dengan hari ini!!" bilang ku, "ayo fokus latihan dulu" bilang Mark, "ya ya, santai dikit" bilang ku, aku latihan lagi, setelah beberapa menit ada orang yang masuk ruang latihannya Mark, "master, waktunya anda bertanding dengan Alice" bilang orang itu, orang itu melihat aku dan Mark, "oh sudah bertanding?" tanya orang itu, "batalin pertandinganku dengan Alice, batalkan punya Leon juga" bilang Mark, "baik master, tapi tuan Leon ijin karena tidak membawa armornya" bilang orang itu, "oh yaudah, kamu boleh pergi" jawab Mark, orang itu keluar ruangan dan menutup pintu, "aneh perasaan Leon selalu siap sedia armor di sekolah" bilang Mark, "dia alesan biar nggak ngelawan aku" jawab ku, "masak? Bahkan Leon pun nggak berani ngelawan kamu?" bilang Mark, "bukan takut ngelawan, tapi nggak mau ngelawan" jawabku, "ohh yaudah ayo, ke lapangan" bilangnya "okay, wish me luck" bilang ku, "hmm" jawabnya, "haelah jawab kok cuman hmm, jawab tuh oke apa apa gitu" bilang ku "oke oke, puas?" bilangnya "hmm" jawabku, "ihh kamu juga sama aja" bilangnya, aku keluar ruang latihan duluan dan Mark menyusul.
KAMU SEDANG MEMBACA
fighter girl
Actionperempuan vs laki laki, menurutmu siapa yang menang? Banyak cowok suka dengan satu cewek, bahkan tuan muda perusahaan maju pun juga, bagaimana kelanjutannya?