PERMINTAAN MAAF

41 2 0
                                    

Sesampainya kita di lapangan pertandingan aku melihat anak master 2 Devan , dan anak master 2 juga Jeno, mereka melawan dengan serius, tidak ada satu bagian yang terluka, setelah beberapa menit yang menang adalah Jeno, bisa di bilang Jeno itu anak famous, jadi yang nyemangatin dia banyak, terutama yang cewek cewek, pernah sekali aku denger perkataannya mereka, katanya Jeno itu pinter, ganteng, kaya, dan yang lain lain lah. Setelah pertandingan ini waktunya aku ngelawan Leo, "kalah nggak ya?" bilangku pelan, "nggak kok" jawab seseorang, aku menengok ke belakangku, ternyata yang ngomong itu Leon, "hmm ya nggak bisa nentuin menang apa nggak nya sih" bilangku, "kan udah aku kasih tau kelemahannya Leo" jawabnya, "nggak berguna juga sih kelemahannya" bilang ku, "berguna lah", tiba tiba suara microphone menggangu perkataan kita "semuanya, pertandingan selanjutnya adalah Leon dari master 3 dan Alice dari silver 1, mungkin kalian tidak menyangka pertandingan ini, tapi kepada Alice dan Leo, silahkan bersiap siap, 5 menit lagi pertandingan akan di mulai", "aduh kok udah mau mulai sih?" bilang ku, "ya pokoknya good luck" bilang Leon, "thanks" jawabku. Aku jalan ke arah tengah lapangan, tapi pedangku masih aku simpan di tempat pedang di pinggangku jadi nggak kelihatan, Leo juga jalan ke arah tengah lapangan, aku mendapat bagian kanan dan Leo bagian kiri, microphonenya berbunyi lagi "kalian siap?", kita berdua menjawab "siap", Leon mengeluarkan pedangnya, nggak tau itu jenis pedang apa sih? Tapi kayaknya itu kuat deh pedangnya, aku belum mengeluarkan pedangku dan Leo berkata "dimana pedangmu? Nggak punya ya?" bilangnya mengejek, semua yang berada di lapangan tertawa, aku berkata dengan santai "lihat aja nanti, kalian bakalan nyesel", "sorry aku nggak bakalan nyesel" bilang Leo, microphonenya berbunyi lagi "baiklah, mari kita mulai pertandingannya, tiga dua...satu!", semuanya bersorak,

Leo lari kearahku dengan pedangnya di depan mukanya, aku diem aja, saat Leo dekat dengan aku, aku mengeluarkan pedangku dan mengayunkannnya kearah Leo, di saat itu juga aku melihat muka Leo shok, tapi terlambat, pedang Leo mengenai pedangku dengan suara yang keras, dan hasilnya pedang milik Leo pecah berkeping keping di tanah lapangan, dan Leo terduduk di depanku sambil melihat pedangnya yang pecah berkeping keping di tanah, aku mengarahkan pedangku di depannya, dan pada saat itu juga seluruh orang di lapangan terdiam. Aku berkata dengan keras "sekarang nyesel kan? Lain kali kalian jangan ngatain orang sebelum tau kenyataannya", Leo melihat ke aku dan berkata "sejak kapan kamu punya pedang itu?", "dari kecil" jawabku sombong, aku menarik pedangku balik dan langsung keluar lapangan, aku ke tepi lapangan dan semua lihat ke aku "apa liat liat? Kenapa sih kalian ngelihatin aku terus?" tanyaku heran, semuanya langsung terdiam dan kembali hadep lapangan dengan tegang, aku masuk ke kelasku, dan lagi kelasku kosong "akhirnya aku sendiri!!" bilang ku bahagia, tapi kebahagiaan cuman sampai situ karena ada orang yang masuk kelas, "woi! Siapa sih tu?! Bisanya cuman ganggu doang" bilang ku, dan yang masuk ke kelasku ternyata Leon, Leo, dan Mark, "oh kalian, kenapa ke sini?" bilangku sambil mengeluarkan pedangku dari tempatnya dan menaruhnya di sampingku, Leon dan Mark mendorong Leo masuk duluan, "iya ah santai dikit" bilang Leo, Leo jalan di paling depan dan diikuti oleh Mark dan Leon, mereka semua berhenti di depanku, "kenapa?" tanyaku, mereka langsung jatuh di lutut mereka dan meminta maaf, "maaf ya Alice, aku nggak bermaksud ngejek kamu" bilang Leo, dan Leon melanjutkan "aku juga minta maaf, karena Leo nih", dan yang terakhir Mark "iya nih, aku juga mita maaf, buat dua adikku yang selalu buat masalah", langka juga sih buat master minta maaf ke silver, "ini bukannya minta maaf tapi malah saling nyalahin" bilang ku, mereka lihat sesama, "dah lah, berdiri cepet!" bilang ku, semuanya langsung berdiri dengan cepat, "kalian nggak perlu minta maaf, aku udah maafin kalian kok, tapi jangan di ulang lagi, maupun ke aku tau orang lain, terutama Leo" bilang ku, Leo mengangguk, "dan makasih ke Mark sama Leon udah bantuin aku" lanjutku, Leo lihat ke aku, "mereka bantuin kamu?" tanya Leo, "iya lah, muali sekarang kamu nggak boleh sombong ke semua orang, terutama adik kelasmu" bilang ku tegas.

Aku berdiri dan jalan ke lemari armor, saat itu aku belum ganti jenis baju biasa jadi aku mau ganti, aku mengambil baju gantiku di lemari, tapi aku keinget kalo bajuku sama kayak Leo, "heh Leo sini" bilang ku dingin, Leo jalan ke arahku pelan palan "iya, apa?" tanyanya, "kamu balik ke kelas, ambil baju yang ada di lokermu dan ganti baju, jangan sampe sama kaya punyaku!" bilang ku, "baik" jawabnya, dia langsung lari keluar dari kelas, aku ngambil baju gantiku dan balik ke tempat dudukku, "kalian ngapain ke sini?" tanyaku ke Leon dan Mark, "nggak apa apa sih" jawab Mark, "kalo aku mau tanya, ahem..." bilang Leon membersihkan tenggorokannya "kenapa kamu punya pedang 5 elemen? Kamu dapet dari mana? Kamu punya dari umur berapa? Apa keluargamu tau? Apa nggak tau? Kayaknya julukanmu sebagai 'master kw' itu betul, kamu sebenernya level berapa sih?" tanya panjang lebar oleh Leon, "wow santai dikit napa? Satu satu lah kalo tanya" bilang ku, "oke oke", "aku punya pedang dari umur 4, aku dikasih sama kakekku, keluargaku tau kalo aku punya padang ini tapi nggak pernah ngasih tau ini pedang apa, dan pertanyaan terakhir aku memang level silver 1" jawabku dari pertanyaan Leon, "sorry, Leon emang banyak tanya, orangnya energetic" bilang Mark, "nggak apa apa kok" jawabku, "yaudah aku mau ganti baju, pastiin bajunya Leo nggak sama kayak aku" bilang ku, "siap boss" bilang mereka berdua. Aku keluar kelas dan jalan ke ruang ganti, saat perjalanan aku dilihatin semua orang, tapi aku dah kebiasaan kalo dilihatin orang, jadi aku jalan ngelewatin mereka aja deh, pas sampe di ruang ganti aku masuk dan seperti yang aku sangka tempatnya full, jadi aku keluar lagi, tapi salah satu orang keluar dan bilang "Alice kita udah selesai kok, kamu masuk aja" bilang murid perempuan itu, "ohh, thanks" jawabku, dan semua orang yang di dalem keluar dengan rapi, di dalem hatiku aku bilang "perasaan pas aku masuk mereka masih ganti? Tapi kok udah selesai ya? Jangan jangan mereka punya magic?", aku masuk dan nggak ada orang satupun di ruang ganti, aku jadi sendiri deh, tapi menurutku sendiri itu enak, kayak Damai dan sunyi.

Setelah aku selesai ganti aku keluar dan di sambut oleh murid murid perempuan dari berbagai level "eh ada apa ya?" tanyaku, "selamat ya Alice kamu bakalan naik ke master 4" bilang salah satu dari mereka, "masak?" tanyaku, "iya" jawab mereka semua. Aku balik ke kelas dengan orang orang yang mengelilingiku, agak perjuangan sih buat ke kelas dan belum selesai di situ, di kelas juga sama aja, bahkan guru guru aja sampai dateng ke kelasku, aku melarikan diri ke ruang latihannya Mark, "di sini aman lah" bilang ku, "nggak aman tuh" bilang seseorang yang di dalem ruangan, "siapa?" tanyaku, dan ternyata pemilik ruangannya juga lagi di dalem, "oh Mark, aku di sini bentar ya" bilang ku, "kenapa emang?" tanya Mark, "melarikan diri" bilang ku, "melarikan diri? Dari pelajaran?" tanya Mark, "apakah di matamu aku sejelek itu? Aku melarikan diri dari fans ku" jawabku, "ya ya, mentang mentang bisa ngalahin Leo ya?" bilang Mark, "nggak ya, enak aja, aku nggak suka tempat rame tau" jawabku, "ohh yaudah, kamu kan disini ya, gimana kalo latihan?" bilang Mark, "astaga, mau di luar di dalem sama semua deh, yaudah yuk latihan, kalo nggak mau ngapa? Namanya aja ruang latihan" jawabku, "yuk" bilang Mark.

fighter girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang