SHOPPING

16 1 0
                                    

Sesampainya di Big Ben Aku memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil berlari kearah Big Ben, aku meninggalkan Leo di belakang. Aku mulai foto foto sendiri, tapi Leo mengambil hpku "Leo jangan menggangu orang menikmati hidup" bilangku, "kamu sih ninggalin orang" bilang Leo, "ya sorry, ayo cepet fotoin aku!" bilang ku, "haelah yaudah cepet, pose pose yang betul" bilang Leo, "kamu juga bukan fotografer kan?" bilang ku, "aku fotografer privatmu, ayo cepet tangan di pinggang, kaki di bengkokin dikit" bilang Leo, "oke oke fotografer Leo" bilang ku, setelah itu kita foto foto ya lebih tepatnya aku sih, tapi Leo juga foto kok, kita juga sempet foto bareng, setelah itu kita muter muter Big Ben. Waktu makan siang tiba dan perutku protes karena belum makan siang, "laper ya?" tanya Leo, "kok tau? Hehe" jawabku, "ya kan udah waktunya makan siang juga, yuk aku tau tempat enak" bilang Leo, kita balik ke mobil dan kali ini Leo yang nyetir semoga dia nggak balas dendam, "sabuk pengaman udah?" tanya Leo, "udah lah, jangan jangan kamu mau balas dendam?" bilang ku, "ngapain aku bales dendam?" bilang Leo, "ohh yaudah ayo berangkat" bilang ku, Leo memulai mobilnya dan seperti yang aku sangka dia balas dendam, mobilnya melaju dengan cepat tapi aku biasa biasa aja, karena aku dah biasa sama kecepatan cepet, gara gara kakakku Ray yang ngajarin dia kan sukanya ngebut ngebut, "nice drive" bilangku, "kamu nggak takut?" tanya Leo, "ngapain aku takut, kakakku nyetirnya lebih parah dari pada kamu" jawabku, "ohh Ray ya? Dia emang dari dulu kayak gitu" jawab Leo, "emang kakakku dulu gimana?" tanyaku, "pas dia masih jadi seniorku dia famous sih, tapi famous tentang kenakalannya, kebaikannya, dan karena kegantengannya kata orang" bilang Leo, "kakakku ganteng? Ihh nggak sudi" jawabku, "ya pada bilang gitu, bahkan cewek yang sempet aku sukai malah suka sama Ray" bilang Leo, "aduh kasian banget sih kamu? Tapi kamu juga dapat pelajaran dari situ" bilangku, "pelajaran apa? Pelajaran sakit hati?" bilang Leo, "hahaha bukan, kamu harus kerja lebih keras buat narik perhatian orang yang kamu sukai, iya nggak?" tanyaku, "betul juga sih" jawab Leo, "emang siapa sih orang yang kamu sukai?" tanyaku, "kapan kapan aja deh aku kasih tau" bilang Leo, "yah terlanjur seneng" bilang ku, "nggak nggak dulu aku suka sama seniorku Jenifer" bilang Leo, aku senyum senyum sendiri dan nggak bisa menahan tawa lagi karena Jenifer itu saudaranya kakakku sama aku, "hahahahahaha astaga masak kamu nggak tau sih?" tanyaku, "nggak tau apa?" jawab Leo, "Jenifer itu saudaraku sama kakakku, masak kakakku sama saudaranya sendiri pacaran? Hahahaha astaga lucu banget" bilang ku, "whaaaat?! Sumpah?" tanya Leo nggak percaya, "iya astaga sana kejar lagi Jenifer aku dukung kok, dia cantik baik pinter levelnya lumayan tinggi juga" bilang ku, "aku udah nggak suka sama dia lagi, aku suka sama beda orang kali ini" bilang Leo, "hah? Siapa?" tanyaku, "ini kamunya yang nggak peka apa apa?" tanya Leo, "aku beneran nggak tau, emang siapa?" tanyaku, "emm kapan kapan aja deh kita dah sampe soalnya, yuk" bilang Leo,

Aku turun dari mobil sambil berpikir di dalem hati "sebenernya aku tau kamu suka sama aku Leo, tapi aku belum siap aja, aku belum menjawab pertanyaan dari Geish" bilang ku di dalem hati, aku dan Leo masuk ke restoran mewah, bukan mewah mepet sawah ya, aku dan Leo duduk di agak pojok dan memesan. Setelah selesai memesan kita menunggu suasananya restorannya agak romantis gimana gitu, apa Leo sengaja ya? "Oh ya habis ini jangan lupa ke supermarket" bilang Leo, "oh iya aku hampir lupa, untung kamu ngingetin" bilangku, "tadi Leon sama Mark pesen apa?" tanya Leo, "Mark puding kalo Leon ice cream" bilang ku, "gimana kalo buat sekalian di rumah aja? Kan gampang juga" bilang Leo, "iya gampang gampang semua ya, aku juga nanti buatin kalian kue favoritnya kakakku yang aku buat deh" bilang ku, "apa kue nya?" tanta Leo, "rahasia" jawabku, "ya deh, kamu bisa masak ya?" tanya Leo, "bisa sih bisa tapi cuman desert doang, kamu bisa?" tanyaku, "bisa juga tapi cuman main dish, malah aku nggak bisa desert" jawab Leo, "eh malah kebalikan, nanti aku ajarin deh cara buat kue" bilang ku, "nanti aku juga ajarin kamu buat main dish" bilang Leo, dan makanan yang kita pesan datang, kita makan sambil ngobrol ya begitulah kita, tapi aku nggak nyangka Leo orangnya banyak ngomong, aku kira dia pendiem dan yang lain lain tapi dia seru juga tuh, ya aku masih inget sih pertama kali aku ngelawan dia, emang sih pas itu dia orangnya arogan tapi beda sama sekarang bahkan dulu dia jarang senyum sekarang hampir setiap saat senyum.

Setelah kita selesai makan siang kita ke supermarket buat beli bahan bahan, pas masuk dia sana Leo langsung ambil troley dan langsung jalan ke arah makan makan ninggalin aku, "eh Leo tunggu bentar lah" bilang ku, "makanya cepet dikit" bilang Leo, "iya deh, yang penting kamu bahagia" bilang ku, "kita butuh apa aja nih?" tanya Leo, "susu, telur, tepung, gula, vanilla, heavy cream, baking powder, buah buahan, chocolate, hmm kayaknya itu aja" bilang ku, "oke kita cari" jawab Leo, kita cari keliling keliling di supermarket yang megah, dan hampir aja kita kelupaan pudingnya Mark, "eh kita udah beli puding belom?" tanyaku, Leo mencarinya di troley, "eh kita lupa beli, untung kamu ngingetin" bilang Leo, kita langsung nyari puding. Waktu kita bayar dan kita baru menyadari kita belanja banyak banget "kok kayaknya kita belanjanya banyak benget gitu ya?" bilang ku, "emm iya sih...nggak apa apa lah" bilang Leo, kita bayar dan keluar dari supermarket bawa bawaan banyak untungnya bawa mobil, kita taruh belanjaannya di bagasi, "siapa yang nyetir?" tanya Leo, "terserah kamu aja nggak apa apa" bilang ku, "okay" jawab Leo. Kita pulang dan turun dari mobil membawa bawaan yang banyak dan Leon keluar dari rumah langsung teriak minta ice cream "Leo! Alice! Ice creamku mana?!" teriak Leon, "yah lupa di beliin" jawabku, "emang kamu nitip ya?" tanya Leo, "yah kalian nggak seru" bilang Leon, "bercanda, di beliin kok, tapi buat sendiri ice creamnya" bilang ku, "hah? Kamu mau buat sendiri?" tanya Leon, "iya, sama Leo juga sih" jawabku, "well count me in" bilang Leon, "sure no problem, bantu nurunin barang dulu" jawabku, "okay" bilang Leon, Leon mengambil salah satu kantong kertas yang ada di bagasi "kok banyak banget sih? Kalian beli apa aja?" tanya Leon, "aku mau buat sesuatu buat kalian" jawabku, "buat apa?" tanya Leon, "udah jangan banyak tanya, bantuin masukin barang dulu" bilang Leo, "iya iya, santai dikit lah, nih aku dah bawa" bilang Leon, "yaudah sana masukin ke dapur" bilang Leo, "hmm ya deh" bilang Leon, "astaga ternyata kalo kembar kayak gini ya? Tapi seru juga sih" bilang ku, "nggak seru sama sekali" jawab Leon, "iya, mesti kita di banding bandingin" bilang Leo, "dan selalu aku yang paling bagus" bilang Leon, "nggak juga ya, apa kamu bisa modif mobil? Mobilmu yang modif aku kan?" bilang Leo, "iya ya, dah cepet aku pengen tau Alice mau buat apa" bilang Leon, "haduh anak kembar ya kayak gini" bilang ku, aku masuk membawa barang barang, Mark duduk di sofa sambil lihat berita dengan fokus, "woi Mark bantuin ngapa?" bilang Leo, "bentar ada berita penting" bilang Mark, "penting apaan?" tanyaku, "ada rumor tentang kamu sama temen masa kecilmu itu siapa namanya?" bilang Mark, "Geish?" bilang ku, "nah iya itu, katanya kalian pacaran?" bilang Mark, "hah?! Aku aja belum nerima dia lho!" bilang ku, Leon yang lagi di dapur lari ke aku "what?! Kamu pacaran sama Geish Geish itu? Kapan kamu nerimanya? Kok aku nggak lihat?!" bilang Leon cepat, "emm kamu ngomongnya pelan dikit lah, oh ya kok juga bisa sampe ke TV sih?" bilang ku "dia kan tuan muda dari keluarga Deliox" bilang Leo, "oh iya toh? Lupa aku" bilang ku.

fighter girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang