Tanpa sadar aku ketiduran selama perjalanan, "heh Alice, bangun udah sampe kita" bilang Mark membangunkanku, aku bangun dengan pelan pelan, "sampe di mana?" tanyaku, nyawaku belum ngumpul, nyawa belum ngumpul logika belom jalan, "gimana sih, kita sampe rumah temenku" jawab Mark, "hmm...what?! Udah sampe? Aduh rambutku gimana? Mukaku gimana?" bilang ku panik, "udah nggak apa apa kok, ayo turun" bilang Mark. Aku turun dari mobil sambil benerin rambut "aduh rambutku berantakan" bilang ku, "oii Mark lama nggak ketemu!" teriak seseorang aku lembar ke belakangku, dan ada cowok tingginya se Mark sih, "eh, Ashton lama nggak ketemu" jawab Mark, ohh namanya Ashton, dia seumurannya sama Mark?, "kamu level berapa sih? Kok aura di sini kuat banget?" tanya Ashton, "aku masih kayak dulu level master 5, kok bisa tambah kuat?" bilang Mark, "hah? Kok bisa?" tanya Ashton, "hello! Aku jangan di kacangin" bilang ku, "oh iya, Ash, ini Alice temenku" bilang Mark, aku cuman senyum, tapi Ashton malah mundur ke belakangnya Mark, "lho ngapa? Kamu takut sama Alice? Dia nggak gigit kok" bilang Mark, "bukan takut di gigit, takut sama auranya" bilang Ashton, "hah? Aura apaan?" tanyaku, "kamu tau kamu level berapa?" bilang Ashton, "nggak" jawabku, "Mark, kamu juga kok bisa dapet temen kayak gini sih, jadi iri aku" bilang Ashton, "hah? Iri gimana" bilang Mark, "dia tuh levelnya tinggi banget, lebih tinggi dari aku sama kamu" bilang Ashton, "hah? Emang aku level berapa?" tanyaku, "kamu tuh level diamond 4" bilang Ashton, "say what?! Really? You must be kidding me" bilang Mark, "oh" jawabku singkat, "kok kamu nggak kaget?" tanya Ashton, "karena aku udah di kasih tau sama kakakku" jawabku santai, "kalo udah tau kenapa tadi bilang nggak tau" bilang Ashton, "ya pertama aku belum begitu percaya, terus katanya Mark dia punya kenalan yang bisa lihat level orang, yaudah kesini deh, dia juga nggak percaya" bilang ku, "ya orangnya itu aku" jawab Ashton, "oh aku nggak tanya tuh" bilang ku, "kan aku bilang! Hihhh! Ini cewek bikin sebel doang" bilang Ashton, "ya sorry lah, jadi levelku diamond 4 kan?" tanyaku, "iya" jawab Ashton singkat, "yaudah kalo gitu ayo pulang Mark, Mark?" bilang ku, dan aku melihat Mark duduk ditanah, "tapi kayaknya dia belum siap pulang" bilang Ashton, "woii! Mark! Kamu kerasukan apa?" bilang ku, "diem dulu aku masih shok" jawab Mark, "well oke deh, jangan lama lama" jawabku, "masuk rumahku dulu aja" bilang Ashton, "oke deh, disini juga panas, Mark kalo kamu mau di sini nggak apa apa kok, biar jadi daging panggang sekalian" bilang ku, Mark langsung berdiri dan bersihin bajunya "nggak aku masuk aja, makasih udah nawarin" bilang Mark, "udah kalian jangan perang di sini" bilang Ashton.
Kita masuk dan duduk di living roomnya Ashton, "aduh, lupa" bilang Mark, "lupa apanya?" tanyaku, "lupa bawa HP" bilang Mark, "kamu tuh bodoh juga ya" bilang ku, "ya sorry lah, pinjem HP dong" bilang Mark, "nih" jawabku sambil memberikan hpku, "buat apa?" tanyaku, "main game" bilang Mark, aku mengambil hpku balik dan bilang "nggak jadi, di rumah orang ini, jangan main HP" bilang ku, "pleaseee!" bilang Mark, "no, nggak boleh" bilang ku, "baru tau kalo Mark bisa di perintah" bilang Ashton, "lha biasanya emang dia nggak bisa?" tanyaku, "bisa tapi susah, jarang lho ada orang yang merintah Mark" bilang Ashton, "Ash, diem ngapa? Malu kan gw jadinya" bilang Mark, "ya sorry lah, tapi kan temenmu tuh bisa baca pikiran orang gimana mau bohong?" bilang Ashton, "heh panggil aku Alice and aku bisa baca pikiran? No no no, sorry aku nggak bisa" jawabku, "bisa tuh, coba Mark sama kamu tebak aku lagi mikir apa?" bilang Ashton, "gimana bisa?" tanyaku, "tebak aja lah" bilang Ashton, Mark menjawab pertama "hmmm kamu lagi mikirin...mobil?", " bukan, jauh banget dari pikiranku, coba kamu tebak Alice" bilang Ashton, "hmmm kamu lagi mikirin makanan bukan?" tanyaku, "betul! Selamat kepada Alice, anda mendapatkan tepuk tangan dari saya" bilang Ashton dan dia bertepuk tangan, "kok hadiahnya nggak ada gunanya gitu ya?" bilang ku. Setelah beberapa saat mengobrol Kuta berpamitan ke Ashton dan pulang, di tengah jalan aku tanya "ini jam berapa sih?" tanyaku, "setengah empat" jawab Mark, "what kok kita di sana lama juga ya? Aku harus ke X hotel, eh tapi gaunku masih di rumahnya Leo" bilang ku, "tenang, aku udah tau kamu pasti bakalan lupa bawa gaun jadi, tuh gaunnya ada di bagasi" bilang Mark, "ohh thanks Mark, anter aku ke X hotel boleh kan?" tanyaku, "okay" jawab Mark singkat, kita ngebut ke X hotel, setelah beberapa menit kita sampe, "okay, thanks again Mark" bilangku, aku turun dari mobil dan mengambil gaunku di bagasi, setelah aku menutup bagasi Mark langsung pergi dan aku masuk ke X hotel, pas aku masuk aku menabrak Leon, "eh Alice, kamu dah dateng, kok kamu nggak pake gaunmu?" tanya Leon, "ini aku masih bawa, aku habis dari rumah temennya Mark baru aja selesai" bilang ku, "ohh ayo ke kamarku" bilang Leon, "kamar?" tanyaku, "iya aku udah booking kamar" bilang Leon, "buat apa?" tanyaku, "ya siap siap aja sih, kamu juga butuh kan buat ganti baju" bilang Leon, "iya sih, yaudah cepet" bilang ku, kita naik ke lantai 35, tempat di mana biasanya orang kaya booking kamar, kita keluar dari lift dan jalan ke arah kamar yang di booking sama Leon, ya ofcourse dia jalan di depanku, tiba tiba Leon berhenti dan aku juga berhenti, dia membuka pintu kamar yang berada di depannya, dia masuk dengan santai, saat aku masuk aku shok, ini kamar presidental suit, kamar paling mahal, "kamar mandi ada di sini, sana gantung baju, aku nggak bakalan ngintip kok" bilang Leon, "kalo ngintip udah aku bunuh lah" bilang ku aku masuk ke kamar mandi yang megah dan ganti baju, setelah beberapa menit ganti aku nggak bisa naikin resreting yang ada di belakang baru setengah langsung nggak bisa, "aduh susah banget sih?" bilang ku, membuka pintu kamar mandi dan mengeluarkan kepalaku dan menganggap Leon, "Leon! Sini bentar!" bilang ku lantang, dia jalan ke kamar mandi dengan santai dan berhenti di depan pintu "apa?" tanya Leon, "bantu aku dong" bilang Leo, "biar aku tebak, bantuin naikin resreting kan?" bilang Leon, "kok kamu tau? Kamu jangan jangan bisa baca pikiranku?" tanyaku, "nggak lah, sini aku bantu" bilang ku, aku membuka pintu dan membalikan tubuhku ke arah kaca kamar mandi dan Leon ada di belakangku, dia menaikan resretingnya "dah selesai" bilang Leon, "thanks Leon" bilang ku, aku balik badan ke arah Leon, dan saat balik badan aku kaget karena ternyata Leon agak membungkuk dan membuat hidung kita bersentuhan, aku langsung mundur dan pura pura melihat ke kaca, dari kaca aku bisa lihat dia sedikit shok, bingung, nge blush, dan tersenyum, aku berkata di dalam hati "aduh sumpah malu banget, santai tadi kan nggak sengaja", aku balik badan dan berkata "ayo turun, ini udah jam 4 kan?" bilang ku, "oh iya, yuk" bilang Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
fighter girl
Actionperempuan vs laki laki, menurutmu siapa yang menang? Banyak cowok suka dengan satu cewek, bahkan tuan muda perusahaan maju pun juga, bagaimana kelanjutannya?