Setelah mandi dan ganti baju yang cepat aku turun dan aku melihat Leo, Leon, dan Mark ngobrol tentang sesuatu, tapi kayaknya muka Leo, dan Leon agak nggak suka, aku lanjut turun, "kalian ngomongin apa?" tanyaku, semuanya langsung menghadap ke aku tersenyum, "nggak apa apa kok" jawab Leon, "yuk berangkat, kamu bareng siapa?" tanya Leo, "aku sih terserah" bilang ku, "kamu bareng aku aja" jawab Mark, Leo dan Leon menghadap ke Mark dengan sinis, "kalian marahan ya?" tanyaku, "nggak kok, biasa kaka adik" bilang Leo, "oke deh kalo gitu, ayo" bilang ku, semua mobil udah di siapin di depan teras, aku masuk ke mobil nya Mark, dan Mark memulai mobilnya, suaranya sangat lah keras, waktu kita keluar dari gerbang depan aku bertanya "kita mau kemana?", "ke mall, jamku ketinggalan mau beli" bilang Mark, "astaga orang kaya ya kayak gini" bilang ku, "ya emang gimana?" jawab Mark, "nggak kok, nggak apa apa" bilang ku, setelah beberapa saat aku melihat ke arah setir mobil, logo aston Martin, "ini aston Martin seri apa?" tanyaku, "DB11, kamu lumayan tau mobil juga ya?" bilang Mark, "mayan lah" jawabku, "kamu bisa nyetir mobil ini?" tanya Mark, "bisa, kenapa?" jawabku, "mau nyoba nyetir?" tanya Mark, "nggak, aku nggak berani, takut nabrak" bilang ku, "nggak apa apa, nabrak tinggal di benerin" jawab Mark, "nanti pas pulang aja" bilang ku, "oke" bilang Mark, kita sampai di mall yang besar, Mark memarkirkan mobil di bagian VIP, ya iya lah mobil mahal gitu lho, kita berdua turun dan Leo dan Leon memarkirkan mobilnya di samping mobilnya Mark, dan turun dengan cool, semua orang yang ada di lobby ngelihatin kita, "heh kita kok dilihatin ya?" tanya Leon, "ya karena kamu orang kaya" jawabku.
Kita semua masuk dan langsung ke toko jam, Mark langsung memilih jam, aku melihat harga salah satu jam, 500 Pound Sterling, sekitar 9 juta, di dalem hatiku aku berkata "astaga orang kaya jamnya kayak gini ya? Aku lebih pilih beli baju mahal dari pada jam", Leon mendekatiku "suka jam nya?" tanya Leon, "biasa aja sih, aku lebih suka baju daripada jam" bilang ku, "yaudah yuk ke bagian baju baju aja" bilang Leon sambil menyeretku, aku nggak bisa menjawab karena dia sudah menyeret aku "tada! Cepet milih, aku bayarin" bilang Leon, "beneran?" tanyaku, "iya sana milih, aku pengen lihat kamu senyum" bilang Leon, "thanks, Leon" bilang ku tersenyum, aku memilih baju di sini isinya branded semua dari Gucci, Channel, dan lain lain, ini vibeku banget, aku melihat salah satu jaket yang lucu, aku mengambilnya dan Leon melihatku "kamu mau yang itu? Bagus juga tuh, aku kira kamu mau beli dress lho" bilang Leon, "dress? Aku? Nggak mungkn sih" jawabku, "aku kira kamu suka pake dress" bilang Leon, "di koperku isinya atasan warnanya antara hitam, putih, biru apa nggak merah, jaket, sama celana" bilang ku, "wah emang kamu nggak ada femininnya ya" bilang Leon, "makanya aku pengen jaket ini karena aku kekurangan jaket" bilang ku, "yaudah beli lah, sini aku bayar" bilang Leon sambil mengambil jaket yang aku pegang dan jalan ke kasir, dia juga memegang baju yang ingin dia beli, dan saat kita bayar tebak habisnya berapa? 200 Pound Sterling, sekitar 3,6 juta, aku mikir kok mahal juga ya? Tapi udah terlanjur mau gimana lagi? Waktu selesai bayar aku berkata "thanks Leon" dengan tersenyum, "tenang aja, kamu mau apa lagi aku beliin asalkan kamu senyum" bilang Leon, "kamu nggak perlu beliin aku apa apa aku dah senyum kok" jawabku, kita keluar dari toko dan kembali ke Mark dan Leo.
Tapi tiba tiba ada orang yang memanggil aku dan Leon, "woi Leon, Alice" aku dan lain menengok ke belakang dan ternyata itu Leo, "ngapa?" tanya Leon, "ngapa gimana? Dari tadi aku sama Mark nyariin kamu tau nggak? Sekarang dia malah di Starbucks santai santai, aku yang nggak bisa santai" blang Leo marah marah, "ya maaf lah" bilang ku, "kamu nggak perlu minta maaf, sebelahmu tuh, mesti dia yang ngajak kan?" tanya Leo, "iya, kenapa? Masalah?" jawab Leon, "udah kalian ,ayo" bilang ku sambil menepuk punggung Leo dan dia langsung menyingkir dari aku dan membersihkan tempat yang aku pegang, sama juga dengan aku, aku langsung bersihin tanganku, "ih jangan pegang pegang" bilang Leo, "ih aku juga lupa" bilang ku, "udah kalian, ayo" bilang Leon sambil merangkul erat aku dan Leo. Sesampainya di Starbucks aku dan Leo langsung melepas rangkulannya Leon dan duduk di samping Mark yang sedang main HP, "akhirnya balik" bilang Mark, "yang ngajak Leon" bilang ku, "udah kelihatan, nih aku beliin" bilang Mark sambil ngasih aku minuman, "thanks, apa ini?" tanyaku, "caramel machiato" jawab Mark, "udah hafal ya?" tanyaku, "iya dong, siapa dulu" bilang Mark, aku membalas "Mark gitu lho", "kita di kacangin ya, Leo" bilang Leon, Leo mengangguk, "sorry, oh ya umur kalian berapa sih? Aku penasaran" tanyaku, "ohh umur? Kalo aku sama Leo 18" jawab Leon, "kalo aku 19" jawab Mark, "oh kalian nggak beda jauh ya" bilang ku, "kalo kamu?" tanya Leon, "aku 17" jawabku, "urut ya kamu 17, aku sama Leo 18, Mark 19" bilang Leon, "oh ya selama ini aku nggak manggil kalian pake kak lho" bilang ku, "ihh jangan pake kak lah, jadi kelihatan tua nanti" bilang Leo, "sama nanti dikira kamu adik kita" lanjut Leon, "nggak apa apa sih, aku juga pengen adik cewek" bilang Mark, "adik cewek aja nggak punya apa lagi pacar" bilang Leo usil, "ya...aku lagi jomblo tapi ada orang orang aku sukai" bilang Mark, "siapa?!" tanyaku semangat, "rahasia" jawab Mark, "yah nggak seru" bilangku, tapi kayaknya Leo dan Leon tau siapa karena mukanya udah kelihatan, mereka memasang muka tidak suka, mungkin orang yang di sukai mereka sama.
Kita lanjut mengobrol dan pada akhirnya kita jadi shoping shoping, pulang pulang shoping bagnya banyak benget, "kamu pulang bareng aku lagi kan?" tanya Mark, "iya" jawabku, "kamu yang nyetir" bilang Mark, "hah?! Alice bisa nyetir?" bilang Leon, aku cuman mengangguk, "wahh hebat juga ya kamu" bilang Leo, aku masuk ke mobil bagian pengemudi, dan Mark duduk di sampingku, "ayo, berangkat" bilang Mark, aku memulai mobilnya dengan suara yang keras, seperti biasa mobil sport, aku mengemudi mobil dengan lincah, mobil Leo dan Leon ada di depan ku aku dahului dengan cepat, ya karena jalannya sepi jadi enak, bisa leluasa. Tapi di tengah perjalanan Mark berkata "aku punya hadiah buat kamu", aku menjawab "apa?" sambil menyetir mobil, "nanti aja di rumah" bilang Mark, "oke deh, kita mau muter muter dulu apa nggak?" tanyaku, "boleh, ada GPS kan?" jawab Mark, "ada lah, kalo nggak ada GPS udah tersesat dulu lah" bilang ku. Kita muter muter tapi kayaknya Leo dan Leon ngikutin kita, kayaknya mobil yang itu di setir sama Leo, karena mukanya hampir sama jadi agak susah bedain, mereka mendahuluiku, "ohh kayaknya mereka ajak tanding deh" bilang Mark, aku menjawab dengan "the game is on, Mark sabuk pengamanmu udah kamu pake?", "udah kenapa?" tanya Mark, "pegangan yang erat" bilang ku dan langsung menginjak gas mobilnya dengan keras, aku dan Leo balapan mobil muter muter England. Sementara itu di mobil Leo, "heh Leo nyetirnya pelan pelan aja kali" bilang Leon, "jangan ganggu dulu, kayaknya mereka ngajak kita balapan deh" bilang Leo, "hah? Alice ngajak kita balapan? Boleh aku pengen tau dia nyetir sepintar apa?" bilang Leon, tapi saat Leon mengatakan itu mobil Alice melewati mereka, "oke kayaknya dia lebih pinter nyetir dari pada aku" bilang Leon, "Leon pegangan" bilang Leo, "hah?! Pegangan ke mana?" tanya Leon, tapi Leo sudah menginjak gas dengan keras, Setelah balapan kita semua kembali ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
fighter girl
Aksiyonperempuan vs laki laki, menurutmu siapa yang menang? Banyak cowok suka dengan satu cewek, bahkan tuan muda perusahaan maju pun juga, bagaimana kelanjutannya?