Aku memberi tahu jalan ke arah rumahku, dan pas sampai di rumahku aku mengatakan "makasih buat hari ini, kapan kapan aku yang ngajak", "lain kali aku yang bayarin" bilang Mark, "iya iya, yaudah bye" bilang ku, "eh bentar" sela Mark, "apa?" tanyaku, "besok sebelum kamu pulang kamu ke ruang latihannya dulu, okay?" bilang Mark, "kenapa emang? Eh tapi besok aku ada ekskul panahan" jawabku, "yah yaudah habis ekskul, aku mau ngasih kamu sesuatu" bilang Mark, "oke deh, good night" bilang ku, "you too" bilang Mark, dia langsung memulai mobilnya dan pergi, aku masuk rumahku dengan tersenyum, kakakku Ray ngelihatin aku "kenapa sih senyum senyum, kayak orang gila aja" bilang Ray sambil ngelihatin aku dari atas ke bawah, "kamu habis dari mana? Kok bawa shoping bag banyak?" lanjut Ray, "kakakku yang ganteng dan baik hati, aku habis pergi sama temenku" jawabku, "ya ya, sama temenmu yang mana? Cowok apa cewek?" jawab Ray, "cowok" jawabku, "siapa? Kamu kan nggak punya banyak temen cowok" bilang Ray, "namanya Mark" bilang ku, kakakku langsung harus hpnya di meja sambil di banting dan membuat suara yang keras "BRAK", "apa sih, kasian hpnya tau" bilang ku, "maksudmu Mark Ciamous?" bilang Ray nge gas, "iya kenapa?" jawabku, "biasanya anak itu nggak suka main sama anak yang levelnya silver kayak kamu" bilang Ray, "siapa bilang aku silver, tadi aku tes ngelawan Leo Ciamous dan aku menang" jawabku, "what?! Kamu menang?" bilang Ray kaget, "iya, katanya aku punya pedang 5 permen, eh eh salah 5 elemen" bilang ku, "oh ya ya, kamu dah tau itu pedangnya apa?" tanya Ray, "tau sih tau, tapi nggak mudeng banget" jawabku, "sebenernya kakek itu level diamond 5 dan itu adalah level paling tinggi di dunia ini, dan pedang yang di pakai kakek adalah pedangmu, pedang 5 elemen, semua orang mengira pedang itu hilang, tapi sebenernya pedang itu di pegang kamu dari kecil, aku pernah memakai pedang itu, tapi aku nggak bisa ngendaliin pedang itu" bilang Ray, "okay...cukup dengan pelajarannya aku mau istirahat, bye" bilang ku sambil naik tangga ke lantai dua dimana ada kamar tercintaku, hening dan tidak ada orang yang mengganggu, kecuali kakakku apa orang tuaku dan tetangga sebelah.
Setelah itu aku tidur, tapi sebelum tidur aku mikirin kenapa aku di suruh ke ruang latihannya Mark? Jangan jangan suruh latihan lagi? Tapi dia bilang dia mau ngasih aku sesuatu? Dah nggak udah di pikir lagi, mulai besok aku mulai kehidupan baru sebagai master 4 tapi nggak ada orang yang levelnya Master 4, kalo master 5 ada Mark, tapi nggak ada Master 4, berarti besok aku di kelas sendiri dong, yeee!!! Akhirnya ketentraman dan keheningan. Keesokan harinya aku siap siap berangkat sekolah dan di anter kakakku, sampe di sana aku ngerasa di lihatin, tapi aku di panggil sama guruku yang nunggu aku di pintu gerbang samping, "Alice!" panggil guruku, "iya ada apa?" jawabku, "karena nggak ada orang yang levelnya master 4, jadi kamu langsung masuk ke kelas master 5 aja bareng sama Mark" bilang guruku, pas aku denger kata "bareng sama Mark" aku langsung jadi bad mood, "kenapa harus sama Mark, aku di kelas sendiri aja nggak apa apa kok" bilang ku, "dah kamu langsung masuk di kelas master 5 aja, cepet Mark kayaknya udah di kelas" bilang guruku, "aku malah nggak mau ketemu Mark" bilang ku pelan, "kamu bilang apa?" tanya guruku, "nggak bukan apa apa kok" jawabku dan langsung jalan ke kelas master 5 dengan marah.
Sampai di kelas master 5 aku lihat cuman ada dua kursi dan di salah satu kursi ada Mark yang lagi tidur, aku nggak mau ganggu jadi aku langsung tarik kursi, duduk, ngeluarin buku bacaan, dan baca buku dengan tenang, aku lagi rajin jadi baca buku, tapi tiba tiba hpku bunyi, ternyata kakakku telfon aku angkat "hallo apa kak?" tanyaku, "kamu tau di mana charge HP ku nggak?" tanya kakakku, "nggak tau, coba cek di atas meja belajarmu" bilangku, "oh iya, ada, yaudah aku nggak ganggu kan?" tanya kakakku, "nggak kok, yaudah, bye" bilang ku, "bye, oh ya, titip salam buat Mark" bilang kakakku, "emang kakak kenal sama Mark" tanyaku, "kenal lah, bye" bilang kakakku, aku mematikan telfon, aku kembali baca buku tapi bukuku udah nggak ada di atas meja, aku cari di tasku juga nggak ada, "nyari ini?", aku hadep ke Mark, ternyata dia udah bangun dan dia megang bukuku, "oh kamu dan bangun, mana bukuku" bilangku dingin, "nih" dia naruh bukuku di atas mejaku, "tumben rajin" bilang Mark, aku menjawab "emang kamu tau kebiasaanku di sekolah?" tanyaku, "nggak sih" jawab dia, aku lanjut baca buku dengan serius dan Mark kembali tidur, tapi aku inget kakakku titip salam buat Mark, kenapa sih harus aku?, "heh kamu di titipin salam dari kakakku" bilang ku, tapi aku tetep menghadap ke buku, Mark bangun dan bilang "emang kakakmu siapa namanya?" tanya Mark, aku menjawab "Ray Ackerley", "what?! Ray Ackerley? Dia kakakmu?" jawab Mark kaget, "iya kenapa?" bilang ku fokus ke buku, Mark mengambil bukuku dan bilang "yang bener? Ray Ackerley itu guruku", aku langsung menghadap ke Mark bingung "dia gurumu?" tanyaku bingung dan nge blank, "iya, ternyata dia kakakmu, eh aku pengen ketemu kakakmu dong" bilang Mark, "bentar bentar, aku masih memproses pikiranku, kakakku itu gurumu, dan kamu itu muridnya?" bilang ku bilngung, "iya" jawab Mark, "tunggu berarti levelnya kakakku berapa?" tanyaku, "aku nggak tau sih" jawab Mark, "hmmm ada yang aneh disini" bilang ku, "aneh gimana?" tanya Mark, "kakakku pernah bilang kalo levelnya itu baru silver" bilang ku, "nggak mungkin lah, masak dia ngajar murid level master?" bilang Mark, "tunggu tunggu perlu di telfon ini orangnya" bilang ku, aku langsung ambil hpku dan telfon kakakku, "halo kak aku mau tanya" bilang ku pelan, "tanya apa?" bilang Ray, "sejak kapan kakak punya murid?!" bilang ku keras, "santai dulu, sekarang kamu tau kan kenapa aku kenal sama Mark, dia itu muridku" jawab kakakku, "berarti levelnya kakak nggak mungkin silver, Mark aja master 5" bilangku, "sebenernya kakak itu level diamond 1" jawab kakakku, aku shok, "whaaat?! Sumpah? Kenapa kakak nggak bilang?" bilang ku, "because, kamu kan sering latihan sama kakak jadi aku pura pura lemah, tapi kayaknya tindakanku salah, kamu lebih sering menang kalo ngelawan kakak, dan sebenernya levelmu itu bukan silver, levelmu itu..." bilang Ray, "aku level berapa?" tanyaku, "sebenernya kamu level diamond 4, kamu adalah keturunan kakek 90%, jadi pas kamu lahir levelmu langsung segitu, dan aku cuman 60% keturunan kakek, cuman kakek yang tau keturunan yang paling keras, dan kakek memilih kamu, dia memberikan pedang 5 elemen ke kamu waktu ulang tahun ke-4 mu" bilang kakakku, "tunggu bentar aku masih memproses pikiranku" bilang ku, "yaudah aku sibuk, bye" bilang kakakku, aku menutup telfon dan menaruh hpku di meja lalu bengong, Mark bilang "kenapa?", aku menjawab "Mark, sebenernya aku level diamond 4" bilang ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
fighter girl
Actionperempuan vs laki laki, menurutmu siapa yang menang? Banyak cowok suka dengan satu cewek, bahkan tuan muda perusahaan maju pun juga, bagaimana kelanjutannya?