RENCANA

11 1 0
                                    

Aku kembali ke kamarku dengan alasan capek, aku tiduran dan berpikir bagaimana kehidupanku selanjutnya? Apakah akan baik atau sebaliknya? Aku ngambil hpku dan nge chat kakakku, "kak, aku punya masalah besar", dan setelah beberapa menit kakakku menjawab "masalah apa?", aku membalas "aku bakalan di jodohin!", "lho sama siapa?" bawah kakaku, "sama Geish" jawabku, "ya nggak apa apa lah, kan kamu kan deket sama dia" bilang kakakku, "bukan itu masalah nya, aku belom siap" balasku, "ya kamu mau gimana lagi?" tanya kakakku, aku berpikir sebentar dan ada satu ide yaitu melarikan diri dari sini, "eh kak kalo aku ada rencana, kakak mau bantu nggak?" tanyaku, "apa dulu rencana mu?" tanya kakakku, "jangan marah" jawabku, "iya, nggak kok" balas kakakku, "bantuin aku melarikan diri dari England" bilang ku, "EHHH, kok malah kayak gitu, ya kalo kamu mau gitu ya mau gimana lagi?" jawab kakakku, "tapi kakak mau kan?" balasku, "ya kalo kamu mau gitu, aku oke oke aja, mana mungkin adikku mau di jodohin" bilang kakakku, "hehe iya lah" jawabku, "yaudah aku pesenin tiket pesawat ke Paris, kamu pengen banget ke situ kan?" tanya kakakku, "mau lah, makasih lho kak" jawabku, "oke nanti kalo udah dapet aku chat" bilang kakakku, "oke, secepatnya" jawabku, "no problem" balas kakakku, aku duduk dan turun ke lantai 2 buat ke balkon, tapi saat aku duduk di balkon ada notif aku langsung lihat lah, ternyata dari kakakku, "tuh aku dah dapet, besok sore berangkatnya" balas kakakku, "oke thanks kak, your the best" bilang ku, "well good luck" jawab kakakku, aku nggak jadi santai santai di balkon lah, aku lain lagi dan packing, dan saat ini juga kehidupanku akan berubah, aku berpikir apakan yang aku lakuin ini bener? Apa kesalahan yang besar?

Saat aku packing ada orang yang mengetuk pintuku, aku cepet cepet nutup koperku dan memasukan ke bawah tempat tidur, aku membuka pintu dan acting kayak nggak terjadi apa apa, "oh Ashton? Kok kamu masih di sini?" tanyaku, "nggak boleh aku di sini? Yaudah aku pulang" jawab Ashton, "yaudah sana pulang, hati hati di jalan" bilang ku dan menutup pintu, "eh eh eh, jangan lah" bilang Ashton dengan menahan pintuku, "hehe makanya jangan jangan main main!" bilang ku, "*inggih, ndoro putri" jawab Ashton (*iya, tuan putri), "iya ya, kamu kesini mau ngapa?" tanyaku, "cuman mau ngobrol" bilang ku, "astaga cuman itu doang? Yaudah deh masuk" bilang ku, "yey makasih, Alice" bilang Ashton, dia langsung masuk, "padahal cuman masuk kamar, masak seneng banget?" bilangku pelan, Ashton duduk di atas tempat tidurku dan kakinya hampir aja ngenain koperku, "eh Ash, kayaknya kamu duduk di kursi meja belajarmu aja deh" bilang ku, "kenapa?" tanya Ashton, "nggak apa apa, cuman takutnya tempat tidurku ada...em, ada sesuatu yang kotor" jawabku gugup, "tumben kamu gugup di depanku, padahal pas pertama ketemu kamu langsung nyelonong ngomong aja" bilang Ashton, "eh heh, emang iya toh? Hehe" bilang ku, "okay...something is odd" bilang Ashton, "what? There is none to be odd off" jawabku, "there is, kamu nyembunyiin apa dari aku?" tanya Ashton, "nggak ada beneran kok, aku lagi sibuk, kamu keluar dulu ya, oke bye" bilangku, sambil dorong Ashton keluar dan menutup pintu kamar, "huh? Something is really odd, well not my problem" bilang Ashton di luar kamar, aku kembali packing dengan tenang, tapi nggak bisa tenang, walaupun aku baru ketemu mereka beberapa hari, rasanya udah kayak temen deket bahkan kayak kakak coba? Aneh kan?

Aku melihat keluar jendela udah sun set, aku turun ke balkon buat lihat sun set, aku masih berpikir apakan pilihanku bener? Tapi nggak ada puter balik, aku berdiri di pinggir balkon sambil ngelihat sun set, angin menghembus dan menerbangkan sebagian rambutku, "well this is the last time" bilang ku, tiba tiba pintu balkon terbuka dan memperlihatkan Leo, "last time, apa?" tanya Leo, "last time lihat sun set" bilang ku, "hah?! Nggak lihat sun set lagi?! Kamu besok mati?! Masak?! Nggak percaya deh?!" jawab Leo panik dan yang nggak bisa di jelasin, "hahaha mau banget sih kamu di tipu, aku cuman nyanyi, hehe" bilang ku, tapi sebenernya aku nggak nyanyi, "heleh kamu ya, aku kira apa lho" bilang Leo, dia berdiri di sampingku, "cuacanya hari ini nyaman" bilang Leo, "hmm iya, perasaan kita baru ketemu beberapa hari tapi rasanya kayak udah deket banget ya?" bilang ku, "iya ya, kok bisa ya?" tanya Leo, "kamu mysophobia kan? Kok ke aku nggak?" tanyaku, "hmm kalo aku nganggep orang itu deket sama aku, aku oke oke aja" bilang Leo, "ohh" jawabku, aku berpikir mungkin ini terakhir kalinya aku ngobrol sama Leo, nikmatin dulu aja.

Setelah beberapa saat aku kembali ke kamarku dan lanjut packing, "hmm aku kan nggak jahat banget ya, jadi kalo nulis surat nggak alai banget lah ya" bilang ku ke diriku sendiri, aku mengambil kertas dan bolpoin, pertama surat buat Mark, "Hai Mark, ini aku Alice, ya kamu tau lah pastinya haha, garing ya? Yaudah ke intinya langsung aja, makasih buat selama ini (ya nggak lama lama banget sih) walaupun baru beberapa hari ketemu, rasanya udah jadi temen deket aja, makasih buat nemenin aku nyari tau levelku, mungkin aku ngerepotin kamu selama ini jadi aku minta maaf sebesar besarnya, juga aku minta maaf kalo aku ada kesalahan lain, mungkin ada kata kataku yang buat kamu sakit hati juga, dan yang lain juga, mungkin aku perginya mendadak tapi ini pilihanku, kamu nggak perlu repot repot nyari aku (kamu juga nggak bakalan cari aku juga sih), well itu aja yang mau aku bilang atau tulis, semoga kamu bahagia selamanya, and BTW perhiasan yang kamu kasih bakalan aku simpan dan jaga dengan baik" tulisku di kertas, "kok panjang juga ya aku nulisnya? Aku juga nulis 'semoga kamu bahagia' emang dia mau nikah apa? Nggak apa apa lah" bilang ku, aku mengambil amplop dan memasukannya, aku memberi namanya Mark di depan amplop, "okay next Leo, haduh aku mau nulis apa ya?" bilang ku, tapi selanjutnya aku malah mengambil kertas dan menulis "hey Leo! jangan buang dulu! Baca dulu aja sebelum di buang! Mungkin kita baru ketemu beberapa hari tapi rasanya udah kayak temen deket, menurutku belom tau menurut mu, sore hari ini (ya kalo buat aku hari ini, tapi kalo kamu kemaren) mungkin pertemuan terakhir, aku bukan mati lho ya, tapi aku pengen menikmati hidup, oke ini baru intinya, aku minta maaf kalo aku ada salah, mulai dari kata kata sampe perbuatan ku yang mungkin kamu nggak suka, aku juga udah ngerepotin kamu selama ini (ya nggak lama juga sih) pokoknya aku minta maaf dan senang bertemu dan berteman denganmu, aku ada sedikit kenang kenangan walupun mungkin nggak begitu berguna buat kamu, tapi ini ada foto kita waktu di Big Ben, Leo, *merci!" (*makasih) tulisku, "aduh tanganku rasanya mau patah" bilang ku, tiba tiba pintu kamarku kebuka, aku nengok dan aku langsung melihat mukanya Leon, aku menutupi kertas yang aku tulis dengan kedua tanganku, "ehh Hi Leon, emm kamu ngapain ke sini? Hehe" tanyaku gugup, "katanya tanganmu mau patah, jadi aku kesini" bilang Leon, "eh nggak kok aku cuman main main" jawabku, "masak tangan mu mau patah? Emang barbie apa, tangan bisa copot" bilang Leon, "hahaha iya ya, tumben kamu ke lantai sini? Biasanya kamu kan cuman di lantai bawah" bilang ku, "lagi bosen, kamarku warnanya pink lagi" bilang Leon, "oh iya ya, aku lupa kalo kamarmu pink, tapi pengalaman lah" bilang ku, "iya sih, aku masuk ya" bilang Leon, "masuk aja" jawabku, aku memasukan kertas suratku ke laci bawah meja, untung ada lacinya.

fighter girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang