💫 Bagian 2

1.6K 111 3
                                    

Kisah hanya terus memaksa sang waktu untuk terus berputar, peran yang dimainkan harus lebih menyentuh relung hati yang terdalam.
•••

Fajar melangkah seraya menggendong tasnya di bahu sebelah kanan, salah satu tangannya dimasukkan ke dalam saku celana berwarna hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fajar melangkah seraya menggendong tasnya di bahu sebelah kanan, salah satu tangannya dimasukkan ke dalam saku celana berwarna hitam.

Langkah kakinya terhenti di depan Mading besar, menatap pengumuman lomba yang akan dilaksanakan sebentar lagi.

"Oh." Fajar mengangguk singkat, ia melangkah menuju kelasnya yang berada di ujung koridor.

Sesampainya di kelas, tatapan mata Fajar langsung tertuju pada Senja yang sibuk menulis sesuatu. Dengan langkah pelan Fajar melangkah menuju mejanya, ia sedikit mengintip sesuatu yang ditulis oleh Senja.

Rasa

Menilik perasaan semu
Meraba sebagian hati yang ada
Bisakah aku mendapatkan jawaban?

Sesuatu tersebut mulai terasa
Mengalun lembut bagai irama
Membelai pelan agar tidak terluka

Perasaan apakah ini?
Tidak menjawab bukan berarti tidak tau
Hanya ragu yang ada di dalam diri

Bisakah aku menebaknya?
Ya... Tebaklah sesukamu
Beritahu aku tentang rasa itu

"Bagus," ucap Fajar saat membaca tulisan Senja.

Senja tersentak kaget, ia menutup buku bersampul hitam tersebut. Menatap tajam Fajar yang dengan lancang membaca tulisannya, "ngapain lo?!"

Fajar tertawa pelan, "puisi lo bagus."

"Apaan sih?! Gue gak bisa bikin puisi, ini cuman kata-kata alay."

Fajar mendengus, "orang yang belum pernah merasakan cinta aja begitu tulisannya, apalagi yang udah."

"Gak jelas," sinis Senja.

"Oya." Fajar menatap Senja dengan wajah serius. "Tadi gue liat di mading ada pengumuman lomba puisi, lo ikut ya."

"Gak!!"

"Kenapa gak? Coba aja kali, gakpapa gak menang. Asalkan lo udah mencoba, percuma puisi lo cuman dibuku hitam lo itu. Mending dipublikasikan, walau gak semua orang suka nantinya. Asalkan lo pernah mencoba, jangan tersembunyi di zona nyaman. Sekali-kali perkenalkan karya lo ke semua orang."

Senja berdecak, "gak ah, udah sana pergi," usirnya.

"Ayolah dicoba."

"Gak!!"

"Percuma lo paksa Senja," ujar Langit tiba-tiba, ia memutar posisi duduknya menjadi menghadap belakang. "Dia anaknya mageran, mana mau. Tahun lalu aja udah kita paksa gak mau."

"Tuh tau," ucap Senja singkat.

"Coba dulu, gak masalah kok. Gak menang juga gakpapa, seenggaknya lo mencoba," ujar Fajar.

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang