Semesta sudah mempertemukan dan sedang menuju proses selanjutnya. Untuk mencapai proses tersebut, sangatlah sulit jika dua hati saling bertolak belakang.
•••Merasa dua orang di depannya saling diam, Bulan menatap ke arah Fajar dan Senja bergantian.
"Kalian kok diem?"
Senja menghela napas, "kita udah kenal, teman satu sekolah. Bahkan satu kelas juga."
"Teman sebangku lebih tepatnya," ucap Fajar.
Bulan mengerjapkan matanya, ia tertawa kecil, "beneran? Ternyata dunia sesempit itu ya."
Senja mengedikkan bahunya tak acuh, sedangkan Fajar hanya terdiam saja.
"Lo ngapain di sini? Gue udah ke kamar tapi gak ada."
Bulan menghela napas, ia tersenyum tipis seraya menatap mata Fajar, "aku butuh udara segar, di kamar terus bosen."
"Gak inget kata dokter?"
Bulan mengibaskan tangannya, "kalau gak bikin aku cape ya gakpapa, lagian aku relaks kok di sini."
Fajar menganggukan kepalanya singkat, ia tidak mau jika obrolan mereka berdua berujung debat. Matanya beralih menatap Senja yang menatap dirinya dan Bulan bergantian, "lo ngapain di sini? Udah dua kali gue liat lo di sini."
"Kepo."
Fajar menghela napas, "serius kali."
"Kakaknya dirawat di sini," ucap Bulan tiba-tiba.
Fajar mengerutkan keningnya, ia menatap Senja yang terdiam, "Kakak? Lo punya Kakak?"
"Hm."
"Sakit apa?"
"Koma," jawab Bulan lagi.
Fajar menghela napas, ia menganggukan kepalanya mengerti dengan sikap Senja, "gue tau kok Ja, kalau emang lo udah mau cerita. Cerita aja, kalau lo butuh waktu sendiri. Lo juga tau harus ke mana."
Senja menganggukan kepalanya mengerti, ia tau maksud dari ucapan Fajar, "thanks."
"Senja, kamu mau ikut ke ruang rawat aku?"
Senja menggelengkan kepalanya, "gak, kapan-kapan aja."
"Oke." Bulan menepuk bahu Fajar untuk mengikutinya, ia melangkah meninggalkan Fajar dan Senja di taman rumah sakit.
"Ja."
"Hm."
"Kalau lo emang butuh teman curhat, gue siap kok."
Senja menganggukan kepalanya, "oke." Ia melirik ke arah Bulan yang sudah menjauh. "Gue udah tau semuanya, tentang lo sama Bulan."
Fajar menghela napas, ia tersenyum tipis, "nanti gue ceritain versi gue." Ia menepuk bahu Senja beberapa kali. "Jangan sedih, kalau lo sedih tapi gak membutuhkan gue buat jadi tempat sampah lo. Lo bisa pergi ke taman Senjar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dua Waktu
Fiksi Remaja[COMPLETED] Seperti ingin menyatukan dua waktu yang tidak bisa bersatu. Semesta kembali mengambil alih untuk mempertemukan dua waktu yang berbeda Ketika dalam kenyataannya dua waktu itu tidak bisa saling bersatu karena terhalang, apakah semesta bisa...