💫 Bagian 19

635 68 2
                                    

Butuh kepastian agar hati ini tenang, perasaan tidak menentu karena hati terus menerka perasaanmu kepadaku sekarang.
•••

Pintu rooftop terbuka dengan pelan, Senja menoleh sekilas lalu kembali memperhatikan pemandangan di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu rooftop terbuka dengan pelan, Senja menoleh sekilas lalu kembali memperhatikan pemandangan di depannya.

Fajar melangkah mendekati Senja dengan tangan membawa jaket yang ia ambil dari dalam tasnya. Duduk dengan pelan di samping Senja, memperhatikan wajah Senja yang nampak menahan kesal.

"Nila lagi?"

"Hm."

Fajar mendengus, ia memberikan jaketnya pada Senja, "nih, jaket gue lo pake aja."

Senja melirik jaket tersebut sekilas, "gak usah."

"Gak boleh nolak."

Senja mendengus, ia mengambil jaket tersebut dari Fajar. Meletakkan jaket tersebut di pangkuannya.

"Kenapa gak dipake?"

"Panas."

Fajar mengangguk, "gue gak punya seragam tambahan, kalau ada udah gue kasih ke lo."

"Gakpapa."

"Gue tau lo kesel sama Nila."

Senja berdecak, "dia tuh demen banget cari gara-gara sama gue, heran tau gak?! Perasaan gue gak ada salah apa-apa sama dia, kenal aja gak."

Fajar mengangguk, "dia suka kan sama gue?"

Senja menoleh, "iya kali."

"Mungkin dia terus cari gara-gara karena gak terima lo deket sama gue."

Senja menatap Fajar, "baru kali ini gue ketemu sama orang geer kaya lo, gak ngerti lagi sama otak lo. Isinya apaan sih?!"

Fajar tertawa kecil, "biasa aja."

Senja mendengus, ia kembali menatap pemandangan di depannya. Menikmati angin yang berhembus menyapa wajahnya.

"Ja."

"Hm."

"Ke kelas yuk."

Senja menoleh Fajar sekilas, "gak ah."

"Ya udah gue temenin di sini."

"Terserah." Senja terdiam, ia menghela napas pelan. "Jar."

"Hm."

Senja merubah posisinya menatap Fajar, "kenapa lo bisa suka sama gue?"

Fajar mengedikkan bahunya tak acuh, "gak tau, hati gue yang milih."

"Itu bukan suatu alasan."

"Mencintai seseorang gak membutuhkan alasan."

Senja terdiam, ia menatap Fajar dengan intens.

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang