💫 Bagian 31

562 64 0
                                    

Sandaranmu saat ini menenangkan aku, rasa gelisah menyelinap masuk melalui hati. Semua perasaan bersatu padu membentuk sebuah rasa baru.
•••

Esok harinya di koridor sekolah tampak ramai, beberapa murid berkumpul membentuk lingkaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Esok harinya di koridor sekolah tampak ramai, beberapa murid berkumpul membentuk lingkaran. Senja yang baru saja sampai dengan Fajar menatap bingung kerumunan di depannya.

"Ada apa?"

Senja mengedikkan bahunya tak acuh, "gak tau, udah ah gue mau ke kelas. Gak penting ngurus beginian."

Saat Senja melangkah di koridor sekolah, beberapa pasang mata yang menatapnya langsung berbisik-bisik. Senja menatap aneh orang yang membicarakannya, ia menatap pakainnya yang terlihat biasa saja. Tidak ada yang aneh di dirinya sekarang, semuanya berjalan normal. Hanya saja matanya sedikit agak sembab karena menangis kemarin.

"Jar."

"Hm."

"Kenapa pada liatin gue ya?! Gue aneh?!"

Fajar menatap sekitarnya, benar yang dikatakan Senja. Banyak pasang mata yang menatap ke arahnya.

"Liat gue kali."

"Ish bukan, mereka natapnya ke arah gue." Senja terdiam sebentar. "Apa karena gue berangkat sama lo?!"

Fajar menatap Senja seraya tersenyum manis, "iya, mereka iri."

Senja mendengus, "gak jelas."

"SENJA!!!"

Senja menghentikan langkahnya, begitupun dengan Fajar. Mereka menatap Pelangi dan Antariksa yang berlari ke arahnya.

"Lo harus ikut gue."

Senja menatap Pelangi dengan bingung, "maksudnya?"

"Ikut gue sekarang." Pelangi menarik lengan Senja agar mengikutinya, ada hal penting yang harus ia katakan pada Senja sekarang.

Pelangi membawa Senja ke taman belakang, di sana sudah ada Langit, Angkasa.

"Ada apa sih?"

"Langit berantem sama Nila," jawab Angkasa saat Senja berdiri di depannya.

"Terus?"

"Ini ada kaitannya sama kejadian di gudang waktu itu."

Senja berdehem, ia malas untuk membicarakan masalah tersebut.

"Emang kenapa?"

"Tadi gue denger kalau Nila yang ngejebak kita, dia dalang dari pemfitnahan ini," ujar Langit kesal.

"Tau dari mana lo?"

"Gue denger dia ngomong."

Senja menggaruk keningnya, "hah? Maksudnya?"

Langit menghela napas, "pas gue mau ke kelas, gue denger ada suara perempuan dari arah kamar mandi dan itu suara Nila. Awalnya gue gak mau tau apa yang dia omongin, tapi pas dia nyebut nama Senja ya gue dengerin."

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang