💫 Bagian 12

713 83 0
                                    

Hanya puisi dan lagu, perasaan ini tertuangkan. Berterima kasih lah pada semesta, mempertemukan dua waktu yang berbeda menjadi satu.
•••

Senja menatap lembaran kertas di tangannya dengan malas, surat pengumuman tentang ujian yang akan dilaksanakan seminggu lagi membuatnya berdecak sebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja menatap lembaran kertas di tangannya dengan malas, surat pengumuman tentang ujian yang akan dilaksanakan seminggu lagi membuatnya berdecak sebal.

"Harus banget ya pakai surat kaya ini, kalau mau kasih tau ujian ya langsung. Gak pakai surat beginian," ujar Senja sebal.

Langit menghela napas, "padahal sekarang jaman modern, disebar lewat media sosial kan bisa."

"Ini lagi satu!! Tetep gak setuju gue, mending dikasih tau langsung. Ngomong doang kok males."

Pelangi menggelengkan kepalanya pelan, "biarin lah."

"Kebanyakan pakai kertas berarti gak sayang bumi, kertas dari pohon. Banyak kertas berarti banyak pohon yang ditebang. Kalau hujan terus banjir yang disalahin siapa?! Pemerintah. Padahal mereka yang salah."

Pelangi menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Senja.

"Mau ikut gak?" Ajak Langit.

"Ke mana?" Senja mengerutkan dahinya bingung menatap Langit. "Makan-makan?"

"Gaklah, rugi gue jajanin lo terus."

"Terus?"

"Ke ruang musik."

"Ngapain? Gak penting."

"Liat Angkasa, Antariksa, sama Fajar latihan. Mereka bakal tampil di acara tahunan sekolah nanti."

Senja menganggukan kepalanya, "ayo dah." Ia melangkah terlebih dahulu keluar dari kelas, diikuti Pelangi dan Langit di belakangnya.

Sesampainya di depan ruang musik, Senja membuka lebar pintu ruang musik. Membuat ketiga orang yang berada di dalamnya menoleh.

"Ngapain?" tanya Fajar saat melihat Senja, Pelangi, dan Langit masuk ke dalam ruang musik.

"Ngepet."

"Ngasal," ucap Antariksa.

"Serius."

"Berak."

"Ih Senja, jorok." Langit menoyor kepala Senja pelan.

"Lagian pakai ditanya mau ngapain, mau tidur gue di sini."

"Mau liat kalian latihan," ucap Pelangi.

Fajar menganggukan kepalanya pelan, ia mengalihkan tatapannya ke arah Senja yang memainkan sebuah piano, "bisa main musik?"

Senja tersentak kaget, ia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Bohong."

Senja menghela napas, "iya bisa."

"Ya udah kalau gitu lo--"

"Bisa rusak maksudnya."

Langit tertawa keras seraya memukul lengan Angkasa yang duduk di sampingnya.

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang