💫 Bagian 35

627 69 0
                                    

Bergemuruh hebat, menyadarkan perasaan yang terlelap dalam mimpi. Seketika meronta keluar ingin bebas dan bahagia.
•••

Acara tahunan sekolah baru saja dimulai beberapa menit yang lalu, lapangan utama sudah dipenuhi ribuan murid untuk melihat penampilan-penampilan di atas panggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara tahunan sekolah baru saja dimulai beberapa menit yang lalu, lapangan utama sudah dipenuhi ribuan murid untuk melihat penampilan-penampilan di atas panggung.

Senja berdiri di depan pintu ruangan khusus murid-murid yang akan tampil, ia menunggu kedua temannya yang sampai sekarang belum memunculkan batang hidungnya.

"Nyari siapa?"

Senja membalikkan tubuhnya, menatap Fajar sekilas lalu kembali menatap gerbang utama yang nampak ramai, "Langit sama Pelangi."

Fajar menganggukan kepalanya, ia duduk di sebuah kursi panjang yang berada di depan ruangan.

Tak beberapa lama Angkasa dan Antariksa keluar dari ruangan, duduk di sebelah Fajar yang juga menatap ke arah gerbang utama.

Fajar menoleh ke arah Angkasa, "cewe lo udah di kasih tau?!"

Angkasa menganggukan kepalanya, "lagi di jalan."

Senja menghela napas, kedua tangannya saling meremas. Dadanya bergemuruh hebat, dirinya tidak tenang sekarang.

"Kok lo gak bareng Langit sih Ja?" tanya Antariksa.

Senja menunjuk Fajar dengan dagunya, "dia jemput gue tadi, ya gue tinggal si Langit."

Antariksa menoleh ke arah Angkasa, "kok lo gak bareng Langit, kan cewe lo."

Angkasa menghela napas, "dia dianter supirnya, katanya sekalian mau bareng Pelangi. Kan lo sendiri tadi bilang gak bisa jemput Pelangi karena ada urusan."

Antariksa menganggukan kepalanya mengerti.

"SENJA!!!"

Senja menegakkan tubuhnya, menatap Langit dan Pelangi yang berlari ke arahnya, "lama banget."

Langit hanya menunjukkan deretan giginya yang rapi, "macet."

Pelangi melangkah mendekati Senja, duduk di samping perempuan tersebut seraya mengatur napasnya, "di depan ramai banget, untung kecil badan gue."

Langit menganggukan kepalanya setuju, "oya, kalian gak siap-siap?"

"Udah kok, udah dapet nomor tampil juga."

"Yang tampil duluan yang mana? Yang duet atau yang mana?"

Angkasa mengedikkan bahunya, "belum tau sih, kayanya sih yang perkelompok dulu. Abis itu duet dan solo."

Langit menganggukan kepalanya mengerti.

"Hei kalian."

Senja dan yang lainnya menoleh ke arah perempuan dengan seragam khusus panitia.

"Siap-siap ya, sebentar lagi penampilan-penampilan perkelompok maju. Siapin semuanya jangan ada yang kurang." Ia menatap baju pada peserta. "Almamater jangan lupa dipakai ya."

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang