Sikapku berbeda, sikapku unik, sikapmu lebih berbeda, sikapmu lebih unik. Intinya, kita benar-benar jauh berbeda.
•••Senja melangkah dengan santai di koridor sekolahnya, menatap keramaian koridor dengan malas. Sesekali ia menguap karena rasa kantuk.
"Senja!!"
Senja menghentikan langkahnya, ia menatap Langit dan Pelangi yang berlarian dari arah mading.
"Apa?" tanyanya dengan malas.
"Lo harus ikut kita," ucap Langit yang diangguki oleh Pelangi.
"Ngapain? Gue mau tidur sebelum bel."
"Gak bisa." Pelangi menggelengkan kepalanya. "Lo harus liat ini."
"Apasih?!"
Langit dan Pelangi langsung menarik lengan Senja untuk mengikutinya. Sesampainya di depan Mading yang terlihat ramai oleh beberapa murid. Pelangi, Langit dan Senja mencoba menerobos kerumunan tersebut.
"Air panas air panas," ucap Langit. Lengannya masih menarik Senja agar berada di dekatnya.
"Apasih?!" Senja menatap kesal ke arah Langit dan Pelangi. "Gue mau tidur tau."
"Liat," tunjuk Langit ke arah mading.
Senja mengikuti arah tunjuk Langit, ia menatap Langit dengan bingung, "apa?"
"Liat yang ini Senja," tunjuk Pelangi di salah satu kertas pengumuman.
Senja memicingkan matanya, ia menganggukan kepalanya, "oh."
"Oh doang?!" Langit menatap Senja tidak percaya. "Lo juara dua lomba puisi."
"Ya udah."
"Lo gak liat juara satunya siapa?"
Senja menatap kertas pengumuman tersebut sekali lagi, "Lampir."
"Tuh tau."
Senja menganggukan kepalanya, "nyogok kali dia."
Langit menjentikkan jarinya, "gue satu pemikiran sama lo, lagipula lo sama dia masih bagusan lo bacanya."
Senja mengedikkan bahunya tak acuh, ia dan kedua temannya keluar dari kerumunan murid-murid yang ingin melihat pemenang lomba puisi.
"Takdir."
"Gak mungkin, pasti kaya gini ada orang dalem."
Senja menguap lebar, salah satu tangannya menutup mulutnya, "gue ngantuk."
"Senja." Langit menarik lengan Senja dengan kencang, membuat Senja mengaduh kesakitan. "Jangan males dulu, kita harus tau. Si Lampir versi lo itu beneran curang apa gak."
Senja menghela napas, "gak penting," ucapnya.
"Penting bagi gue, karena gak mungkin kalau--"
"Hai Senja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dua Waktu
Teen Fiction[COMPLETED] Seperti ingin menyatukan dua waktu yang tidak bisa bersatu. Semesta kembali mengambil alih untuk mempertemukan dua waktu yang berbeda Ketika dalam kenyataannya dua waktu itu tidak bisa saling bersatu karena terhalang, apakah semesta bisa...