💫 Bagian 32

596 68 0
                                    

Hati aku memilihmu karena memang kamu yang dicari, karena hati tidak akan salah mengenali perasaan semu yang hadir untuk aku rasakan.
•••

Semuanya terdiam, mereka tidak percaya dengan perkataan Adik kelas di depannya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya terdiam, mereka tidak percaya dengan perkataan Adik kelas di depannya ini.

"Maksudnya apa?" tanya Senja dengan suara tercekat, wajahnya pucat pasi saat mendengar kejujuran dari mulut Adik kelasnya itu.

"Maaf Kak." Ia menundukkan kepalanya. "Ini bukan aku yang mau, ini murni permintaan Kak Nila. Aku cuman turutin apa kemauan dia."

"Dan lo mau bunuh orang?!"

Adik kelas tersebut menggelengkan kepalanya, "aku awalnya nolak Kak, tapi lagi-lagi Kak Nila ngancam aku. Dia bakal bunuh aku dan keluarga aku, di sini aku murni ngelindungin keluarga aku dari kejahatan Kak Nila." Ia mengusap pipinya yang basah karena air mata.

Napas Senja tak beraturan, ia memejamkan matanya sekilas. Sesak itu datang lagi dan ia tidak menyangka jika semuanya terjadi karena satu orang yang dikenalnya.

"Masalah uang yang dikasih Kak Nila, itu buat berobat Kakak aku. Dia sakit dan kita membutuhkan biaya lebih, saat itu Kak Nila datang ke aku dan menawarkan kerja sama. Awalnya aku ragu karena Kak Nila gak menceritakan secara detail kerja sama itu berbentuk apa. Karena udah kepalang tanggung aku menyetujui penawaran Kak Nila, aku gak bisa bebas begitu aja."

"Dia bahkan tau kalau keluarga aku dari golongan ekonomi rendah, dia manfaatin situasi itu. Dan dia menawarkan kalau aku berhasil dia bakal kasih banyak uang untuk berobat Kakak aku, karena saat itu Orang tua aku lagi butuh uang banyak akhirnya aku terima tawaran Kak Nila. Tapi... Sekarang aku nyesel Kak."

Semuanya terdiam, mereka masih menunggu kelanjutan dari Adik kelas di depannya ini.

"Saat aku bunuh Kakak Kak Senja, aku merasa berdosa banget. Aku keinget wajah kedua Orang tua aku, Kakak aku, dan kedua Adek aku. Aku bener-bener gak bisa dimaafkan, dan waktu aku bunuh Kakak Kak Senja aku bahkan sangat-sangat merasa bersalah saat liat Kakak aku sendiri."

"Lo tau... Uang yang lo dapetin itu gak halal?"

Adik kelas di depannya menganggukan kepalanya pelan, "tapi gak ada cara lain Kak."

Pelangi menghembuskan napasnya pelan, "kita bakal bantu kamu, kita akan patungan dari tabungan kita masing-masing untuk biaya berobat Kakak kamu."

Adik kelas tersebut menatap Pelangi tidak percaya, "maksudnya Kak?"

"Daripada kamu pakai uang gak halal itu, lebih baik kamu pakai duit kita. Kita bakal patungan dan mungkin ada beberapa nanti minta tambahan kalau misalnya kurang. Uang yang di kasih Nila, kasih lagi ke dia," jelas Pelangi.

"Lo tenang aja, kita bakal minta ganti rugi."

Adik kelas tersebut tersenyum, namun tidak bertahan lama. Ia menatap Senja yang terdiam dengan tatapan bersalah, "Kakak bisa hukum aku, aku ikhlas kalau Kakak lapor ke polisi."

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang