💫 Bagian 40

955 74 0
                                    

Semesta memberi kesempatan sekarang, tersenyum bahagia karena kisahnya. Menyatukan dua waktu yang berbeda jauh, aku dan kamu berubah menjadi kita.
•••

Jam dinding menunjukkan pukul enam sore, Senja merebahkan tubuhnya di atas kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam dinding menunjukkan pukul enam sore, Senja merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tangannya sibuk menscroll layar ponselnya.

Ia mendengus saat rasa bosan menghampirinya, Langit sibuk berpacaran dengan Angkasa melalui telepon.

Cklekk

"SENJA GASWAT!!!"

Langit naik ke atas kasur Senja, diguncangkannya tubuh Senja yang masih dalam posisi tengkurap.

"Senja gaswat!!"

"Apasih?!"

Langit menghela napas, "sebentar lagi Angkasa jemput kita."

"Mau ngapain?" tanya Senja tanpa minat.

"Fajar!!"

"Kenapa?"

Langit terdiam, ia menelan salivanya susah payah, "dia kecelakaan Senja."

Senja terdiam, matanya mengerjap. Mencerna ucapan Langit yang baru saja ia dengar.

"Bohong lo."

"Serius, gue gak bohong." Langit menghapus air mata yang turun dipipinya.

Senja merubah posisinya menjadi duduk, menatap Langit tidak percaya, "terus kita harus gimana?"

"Ke rumah sakit, Angkasa bakal jemput kita."

"Langit!! Ada Angkasa nih!!"

Langit langsung beranjak keluar dari kamar Senja, menuruni anak tangga untuk bertemu Angkasa.

Senja masih terdiam, menatap pintu kamarnya yang terbuka dengan tatapan sulit diartikan.

"SENJA AYO!!! FAJAR KRITIS!!!"

Senja yang langsung tersadar langsung berlari keluar, ia menuruni anak tangga dengan raut wajah panik.

"Kalian mau ke mana?"

Suara seorang wanita menginterupsi Angkasa, Langit, dan Senja.

Langit menghampiri Mamanya dengan raut panik, "Mah, temen Langit ada yang kecelakaan. Kita harus ke sana sekarang."

"Ya ampun, kamu serius?"

Langit menganggukan kepalanya, "kita langsung ke rumah sakit ya Mah."

"Ya udah, kalau ada apa-apa hubungin Mama ya."

Langit mengangguk, ia menyalami tangan Mamanya yang disusul oleh Senja dan Angkasa.

"Ayo Ja."

Langit menarik lengan Senja untuk segera masuk ke dalam mobil Angkasa, "cepet yaa."

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang