💫 Bagian 15

713 77 0
                                    

Cahaya itu bukan mawar yang bisa melindungi dirinya sendiri, tapi cahaya itu dandelion yang rapuh. Harus menggunakan hati saat menyentuhnya, agar rapuhnya tidak terlihat oleh orang banyak.
•••

Waktu yang ditunggu-tunggu oleh keenam remaja akhirnya tiba, mereka berencana pergi ke dunia fantasi untuk bersenang-senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu yang ditunggu-tunggu oleh keenam remaja akhirnya tiba, mereka berencana pergi ke dunia fantasi untuk bersenang-senang.

Mobil yang dikendarai oleh Antariksa membelah ramainya kota Jakarta pada pagi hari. Kepadatan lalu lintas dibeberapa tempat membuat mereka tiba di Dufan tidak tepat waktu.

Sesampainya di Dufan mereka langsung mencari wahana yang sekiranya menarik untuk mereka coba pertama kali.

"Naik apa?" Angkasa menatap kelima temannya satu persatu.

"Istana boneka aja," ucap Langit.

Senja berdecak, "rumah hantu aja."

"Eh gak ah." Pelangi menggelengkan kepalanya. "Gue takut tau."

"Yailah, ini juga masih pagi. Gak bakal ada hantu aslinya."

"Siapa tau aja ada Ja."

Senja mendengus, "nih depan gue setan."

"Anjir," umpat Angkasa, ia menatap sebal pada Senja. "Lo ngatain gue setan?!"

"Gak ngomong sih gue, lo sendiri yang ngomong."

"Sialan."

"Naik histeria aja dulu," ucap Antariksa, ia menunjuk pada wahana histeria.

"Antriannya panjang," keluh Langit.

"Gakpapa, ayo." Fajar menarik lengan Senja untuk mengikutinya, disusul oleh Antariksa di belakangnya.

"Ih gak usah pegang-pegang." Senja mencoba menarik lengannya dari genggaman Fajar. "Gue gigit nih."

Fajar langsung melepaskan lengan Senja, "ganas."

Senja mendengus, "gue bisa jalan sendiri." Ia melangkah terlebih dahulu daripada teman-temannya.

Antrian yang panjang membuat mereka harus bersabar, banyak pengunjung yang ingin mencoba wahana tersebut. Teriakan dari pengunjung yang sudah merasakan wahana tersebut membuat Senja mengerjapkan matanya.

Senja menatap kelima temannya, "kalau naik wahana ini, gue bisa mati gak?"

"Bisa," ucap Antariksa.

Senja membelalakan matanya, "serius?!"

"Kalau pengamannya lepas."

Senja mendengus, "yailah."

Tak beberapa lama, giliran mereka berenam yang mencoba wahana tersebut. Senja duduk di sebelah kiri Fajar, di sebelah kanan Senja ada Angkasa dan Langit.

Senja menatap ke arah Fajar hang nampak tenang, "gue gak bakal mati kan Jar?"

Fajar menoleh ke arah Senja, ia tertawa kecil, "gak lah."

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang