💫 Bagian 34

611 66 3
                                    

Lirik laguku dan bait puisimu disatukan menjadi penghubung rasa yang tersembunyi, membantu sang semesta untuk menyatukan dua waktu yang berbeda agar terus bersama.
•••

Bunyi petikan gitar dan suara seseorang yang sedang menyanyikan sebuah lagu, menjadi background Senja saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi petikan gitar dan suara seseorang yang sedang menyanyikan sebuah lagu, menjadi background Senja saat ini. Ia mengalihkan tatapannya ke arah Fajar yang terus memetik gitar, menyanyikan sebuah lagu untuk tampil nanti.

Senja menutup buku hitam di tangannya, ia beranjak dan melangkah mendekati Fajar. Menatap tangan Fajar yang terus memetik senar gitar.

Fajar mengalihkan tatapannya, ia menatap Senja dengan alis terangkat satu tanda bertanya.

"Lo yakin ini bakal berhasil?"

Fajar mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Maksud gue, lo gak khawatir kalau gue bakal hancurin penampilan kita nanti?"

"Kenapa harus khawatir?"

Senja menghela napas, "gue gak bisa nyanyi."

"Kata siapa? Gue pernah denger lo nyanyi, walaupun pelan. Langit sama Pelangi juga bilang lo bisa nyanyi."

"Mereka fitnah."

Fajar menggelengkan kepalanya, "orang fitnah biasanya menjatuhkan."

"Mereka gila."

Tangan Fajar terulur untuk mengacak rambut Senja, "jangan gitu, mereka temen lo."

Senja berdecak, ia menyingkirkan tangan Fajar dari atas kepalanya, "gak usah diberantakin."

Fajar tertawa, "lucu."

"Dari lahir."

Fajar mendengus geli, ia kembali memetik senar gitarnya dengan pelan. Senja menghela napas, ia kembali membuka buku hitam berisi kumpulan puisi buatannya.

Cinta yang Datang

Menyapa tanpa permisi
Membuat pemilik meraba hingga pasti
Menyentuh titik terdalam perasaan
Sakit yang datang menyadarkan

Tidak berani mengungkapkan
Terlalu sakit jika dipaksakan
Seperti memeluk luka yang basah
Bahagia memeluk asa

Melupa diri akan sebuah sakit
Hingga berubah menjadi jahat dan tidak bersahabat
Menangis meraung kesakitan
Menyalah artikan rasa terpendam

Jahat...
Satu kata yang akan menjadi ucapan pertama
Terlalu kejam hingga tidak berdaya

Merenggut dengan paksa hati bahagia
Hanya karena satu perasaan
Cinta yang datang tanpa permisi

Senja menutup bukunya, ia menatap pintu ruang musik yang terbuka. Lalu beralih menatap Fajar yang masih terus memainkan gitarnya.

"Ja."

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang