💫 Bagian 29

591 71 0
                                    

Hatinya rapuh, harus dijaga. Perasaan yang bergejolak memintanya untuk tetap tinggal, menemani cinta yang terus meratapi nasib.
•••

Di sekolah Fajar tidak menemukan Senja, ia yakin perempuan itu memilih tidak masuk sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sekolah Fajar tidak menemukan Senja, ia yakin perempuan itu memilih tidak masuk sekolah. Fajar menghela napas, sepulang sekolah ia akan mampir ke rumah Senja untuk memastikan jika perempuan itu baik-baik saja.

"Jar."

"Hm."

"Langit kirim pesan ke gue, kalau Adik kelas kita yang namanya Sekar. Cari masalah," ujar Angkasa.

Fajar mengerutkan dahinya bingung, "masalah?"

Angkasa menganggukan kepalanya, "dia manggil Pelangi sama Langit psychopath, dan Langit gak terima."

"Terus?"

"Ya berantem lah mereka, adu bacot. Berantem ala perempuan."

"Main jambak-jambakan," ucap Antariksa.

"Gak gitu, cuman adu bacot doang."

Fajar menghela napas, "ya udah sana, kalian berdua samperin mereka. Tunggu apalagi."

Angkasa beranjak dari kursi, diikuti Antariksa di belakangnya. Langkah Angkasa terhenti, ia menatap Fajar yang masih setia duduk pada kursinya.

"Ikut Jar, takut khilaf."

Fajar mendengus, ia beranjak menyusul Angkasa dan Antariksa keluar kelas.
•••
Suasana di kantin tidak begitu ramai, stand-stand yang berjajar tidak terlihat penuh. Hanya ada beberapa murid yang memesan.

Pelangi menghembuskan napasnya pelan, Langit yang duduk di sampingnya terus mengoceh tidak jelas. Ia masih tidak terima dengan Adik kelas bernama Sekar, dengan seenaknya memanggil ia dan kedua temannya psychopath.

"Udahlah, untung tadi kita bertiga cepet dateng. Kalau gak... Mungkin kalian udah berantem level jambak-jambakan."

Langit memakan batagornya dengan kesal, ia menatap tajam Angkasa, "gue kesel, seenaknya aja dia panggil gue psychopath. Gue bukan psychopath."

"Kalau gak merasa, gak usah diladenin."

Langit mendengus, "awas aja dia kalau tau yang sebenarnya."

Antariksa berdehem, ia menegakkan tubuhnya, "kalian sadar gak sih, akhir-akhir ini Nila gak keliatan di sekolah."

"Ngapain lo cariin dia?!"

Antariksa menggelengkan kepalanya, "gak ada maksud apa-apa, cuman heran aja."

"Di keluarin kali."

Pelangi menyenggol lengan Langit pelan, "sembarangan."

"Aamiinin dong, biar bebas sekolah kita dari manusia macam dia."

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang