💫 Bagian 10

814 85 1
                                    

Semesta itu luas, tidak sempit. Diam di tempat dan ikuti alurnya, permainan sedang dimulai dan semesta menjadi pembuat skenarionya sekarang.
•••

Suasana terlihat ramai di aula sekolah, terdapat panggung berukuran sedang untuk para peserta lomba tampil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana terlihat ramai di aula sekolah, terdapat panggung berukuran sedang untuk para peserta lomba tampil. Fajar duduk di antara Antariksa dan Angkasa. Di samping kanan Angkasa, Langit dan Pelangi duduk. Mereka menyaksikan Senja yang akan tampil membacakan puisi.

Fajar menatap panggung dengan tatapan menerawang, kejadian kemaren sore terus berputar pada otaknya.

“Gue gak bisa bedain Ja,” ucap Fajar seketika.

“Bedain apa?” Senja menatap Fajar dengan bingung.

“Bedain senja yang di langit dengan Senja yang ada di samping gue.”

Senja terdiam, ia menatap pemandangan di depannya terus-menerus. Dirinya tidak berani menatap mata Fajar yang terus memperhatikannya dari samping.

"Ja."

"Jar." Senja memberanikan diri menatap Fajar, ia menghela napas pelan. "Gue... Bingung."

"Bingung kenapa?"

Senja mengedikkan bahunya tak acuh, "sikap lo ke gue."

"Kenapa?"

"Maksudnya apa?"

Fajar menghembuskan napasnya pelan, "gue juga gak tau, gue melakukan apa yang hati gue mau."

"Hati lo kenapa?"

Fajar mengedikkan bahunya tak acuh, "gue gak ngerti apa yang gue rasain, gue gak tau perasaan apa. Tapi yang pasti, gue merasa nyaman di dekat lo."

"Kita baru kenal Jar," ucap Senja.

Fajar tersenyum tipis, "lo pernah denger tentang cinta pada pandangan pertama."

Senja tertawa kecil, ia menggelengkan kepalanya, "itu gak mungkin ada, mustahil."

"Bagi gue itu gak mustahil." Fajar menggelengkan kepalanya. "Itu benar adanya, termasuk apa yang gue rasain sekarang ini."

"Jar."

Fajar menghela napas, "pas gue nabrak lo di koridor, gue tertarik di saat itu juga. Lo pernah gue kasih tau, kalau gue berharap kita bisa ketemu lagi. Tapi semesta memberikan hal lain, kita jadi teman sebangku."

Senja terdiam, ia mengalihkan tatapannya pada pemandangan di depan sana. Menatap langit yang mulai menggelap.

"Gue... Gak tau."

"Gue gak minta lo balas perasaan gue."

Senja menatap Fajar, "bukan itu, gue gak tau apa yang gue rasain. Gue bingung harus gimana."

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang