💫 Bagian 6

924 96 0
                                    

Sudut pandangku, sudut pandangmu, sudut pandangnya. Kita semua berbeda, tidak ada yang sama.
•••

Rindu berkepanjangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rindu berkepanjangan

Siklus ini sudah lama kuhitung
Hari demi hari sudah terlewati
Setiap jam, setiap menit, setiap detik
Hati ini merindu

Apa harus aku yang merasakan ini?
Kenapa tidak kau saja?
Kenapa harus aku yang menunggu?
Kenapa tidak kau saja?

Awan putih berubah menjadi kelabu
Hati ini menjadi sendu
Wahai pemilik hati, aku merindu

Kapan kau menyapa kembali
Aku menunggu dengan hati
Menahan rindu yang lama berada dalam diri

Sudahlah
Jangan tanyakan hal ini
Aku sudah biasa
Menahan rindu yang berkepanjangan

Sesak berubah menjadi kawan
Kebahagiaan terasa asing
Kesedihan adalah sahabat

Rindu terasa menusuk relung terdalam
Kasih... Kembalilah bersama rindu
Aku menunggu

Senja menutup buku bersampul hitam tersebut, menaruhnya di atas tumpukan buku yang lainnya. Kakinya ia langkahnya pada kasur berukuran sedang.

Mengambil posisi berbaring, Senja memeluk sebuah boneka monokorobo berbentuk sedang. Matanya menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong.

Ini yang sering ia rasakan, sesampainya di rumah hanya sunyi yang menemaninya. Tidak ada suara apapun selain detak jarum jam yang berputar.

Senja merubah posisinya menjadi menghadap dinding, pikirannya berkecamuk. Membuat dirinya tidak bisa tidur karena suatu hal.

Tring

Suara ponsel berdenting membuat Senja memutar tubuhnya, tangannya terulur mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Ia mengerjapkan matanya saat melihat pesan yang dikirim oleh Fajar.

Puisi lo diterima sama panitia, tanpa revisi. Peserta lain kebanyakan direvisi, kecuali lo. Gue bangga 😊

Senja menghela napas, ia mematikan ponselnya tanpa berniat membalas pesan yang Fajar kirim.

Ia mematikan lampu di atas nakas, memeluk bonekanya semakin erat. Matanya mulai terpejam saat rasa kantuk tersebut datang. Mencoba menghilangkan beban yang sudah ia terima hari ini.
•••
"Senja!!"

Senja menghentikan langkahnya, menatap malas kedua temannya yang berlari mendekat ke arahnya, "apa?" tanyanya malas.

"Gue denger puisi lo udah dikirim ke panitia lomba."

"Hm."

"Tanpa revisi juga katanya."

"Hm."

"Hebat loh Ja, gue yakin lo bisa."

Cinta Dua WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang