Naisila #Satu

11.6K 418 25
                                    

Happy Reading^^

••••
"Pertemuan adalah hal paling awal untuk melangkah ke arah  selanjutnya"

••••

"NAISILA!"

Dari arah pintu kelas, seorang gadis berkacamata memanggil gadis yang sedang membaca buku di barisan meja paling belakang di dekat jendela. Namun, panggilan gadis berkacamata itu tidak dihiraukan oleh gadis yang bernama Naisila.

"Nai!" Teriak gadis itu lagi.

Tidak ada sahutan, Naisila masih memfokuskan pandangannya terhadap buku yang sedang ia baca. Dengan keadaan kelas yang sedang sepi, secara tidak langsung, suara gadis berkacamata itu menggema. Namun, kenapa Naisila tidak mendengar teriakannya sama sekali?

"NAISILA! YUHU!!"

"NAISILA! WOY!!"

"CINTAKUH, DIRIMU GAK MENDADAK BOLOT KAN!?"

Dera yang sedari tadi memanggil Naisila pun akhirnya pasrah. Ia kemudian berjalan menghampiri gadis berambut pendek itu yang begitu fokus membaca, dengan kepala yang menunduk. Netra Naisila kini menatap heran ke arah sahabatnya yang baru saja merampas buku yang sedang dibaca.  Naisila mengerucutkan bibirnya—sambil menatap manik mata Dera. "Kenapa diambil? Nai kan belum selesai baca."

"Ya ampun Nai, dari tadi lo gua panggilin gak nyaut-nyaut, lo mendadak bolot ya? Tu kuping ditaro di mana sih? Masih di samping kan? Atau pindah ke dengkul? Sumpah gua cape tau teriakin lo doang," cerocos Dera.

Naisila menggaruk berambut pendek nya yang tidak gatal. Dengan wajah polosnya gadis itu berujar, "Dera ngomong apa sih? Nai gak denger."

"Hah?"

Dera menelisik penampilan Naisila—gadis itu kemudian memutar bola matanya malas. Pantas saja sedari tadi gadis itu tidak mendengar teriakannya, sedangkan di telinga Naisila, terpasang sebuah earphone yang tertutupi rambut gadis itu.

Naisila meraba telinganya, dan benar saja. Ia masih memakai earphone saat ini. Gadis berambut pendek itu pun hanya menunjukan cengirannya pada Dera—hingga deretan gigi putih gadis itu terlihat.

"Ya maaf, telinga Nai masih normal kok, tadi enggak dengar panggilan Dera karena lagi pake earphone."

"Hem ..."

"Enggak marah kan? Yaudah sekarang Dera mau ngomong apa?" tanya gadis itu kemudian, karena sahabatnya itu hanya berdeham—menanggapi ucapan Naisial.

Dera menepuk keningnya pelan. "Tuh kan gua jadi lupa. Oh iya, gua mau ngasih info terbaru buat lo. Jadi ...  Sebentar lagi kan ulangan semester. Lo tau gak? kalau ..."

"Kalau?"

"Kalau ulangan semester sekarang itu, sistem tempat duduk nya tuh di gabung sama kelas lain, Yey!" jelas Dera begitu excited.

Gadis berambut pendek itu mengerutkan keningnya. "Terus? Hubungannya sama Nai apa?"

Gadis berkacamata itu tersenyum manis. "Nanti tuh, kelas kita bakalan disatuin sama cogan Ips 2 ."

"Emang anak Ips ada cogan ya?" tanya Naisila.

"Buanyak Nai, kelas kita mah mana ada cogan. Semuanya standar, pokonya nih ya, kita harus dapetin salah satu cogannya. Eh, ada nih, yang paling woah. Namanya Langit."

"Langit?" Naisila menatap sahabatnya itu.  "Emang Langit siapa?" lanjutnya lagi.

"Emang lo gak tau Langit itu siapa?" tanya Dera..

NAISILA  [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang