Awas banyak typo:!
Naisila baru saja memasuki kantin. Gadis berambut pendek itu terus berjalan sambil menunduk di samping Dera.
Naisila mendonggak ketika sudah sampai di meja kantin. Gadis itu terkejut ketika melihat seseorang yang duduk di hadapannya. Gadis manis dengan rambut yang terurai panjang juga menatap Naisila dengan raut bahagia.
"Naisila!" pekik gadis itu.
Naisila masih diam. Ia seperti mengenal seseorang yang memanggilnya. Ia menatap lamat wajah gadis itu.
"Arsila," ucapnya pelan. Gadis itu mengangguk dengan ucapan Naisila.
Arsila merentangkan tangannya untuk menyambut Naisila dalam pelukan. "Jadi, kamu beneran Sila?" tanya Naisila ketika gadis itu melerai pelukan nya.
Gadis yang dipanggil Arsila itu mengangguk. Naisila kembali memeluk gadis itu. "Nai kangen...."
Sedangkan Dera—gadis itu sedari tadi mengamati keduanya. "Kalian saling kenal?" tanya Dera.
Ketiganya duduk di kursi. "Iya, Naisila itu temen Smp gue," ujar Arsila.
"Betul, kita pisah waktu Nai pindah ke Jakarta," sahut Naisila.
Gadis berambut pendek itu masih terkejut juga bahagia. Hari ini. Dua orang yang paling ia rindukan di kota Bogor, bisa bertemu kembali. Apa jangan-jangan. Arsila itu, Sepupu-nya Dera.
Jadi, Kalau Arsila itu sepupu Dera. Kalau Alga itu? bukan seseorang yang ingin Dera kenalin dong.
"Kalau Sila orang yang ingin Dera kenalin. Terus Alga ...." guman pelan Naisila masih di dengar oleh Dera—gadis itu melihat ke arah Gadis berambut pendek itu.
"Alga siapa?" tanya Dera penasaran. Naisila menggeleng. "Nanti Nai Ceritain."
Keduanya hanyut dengan cerita mereka masing-masing. Hingga ada seorang laki-laki yang memperhatikan mereka dari meja pojok.
"Ternyata mereka saling kenal," guman laki-laki itu pelan.
°°°°
Seorang gadis berambut pendek kini sedang membereskan buku yang berada di atas meja. Jam pelajaran terakhir sudah usai. Bel pertanda pulang pun baru saja di bunyikan beberapa detik yang lalu.
"Mau pulang bareng gak?" tawar Dera ketika gadis itu sudah menggendong tas nya.
"Duluan aja. Nai nanti pesen Ojol kok," jawab Naisila sambil memasukan buku ke dalam tas.
Dera menepuk pundak Naisila. "Gua duluan ya." Gadis berambut pendek itu mengangguk.
Setelah semuanya beres. Gadis berambut pendek itu menggendong tas nya ke pundak. Naisila hendak berjalan ke luar kelas. Namun, tangan seseorang terlebih dahulu mencekalnya. Kini keduanya sedang berada di luar kelas
"Mau nebeng gak?" tanya Ragil sambil menaik turunkan alisnya—menggoda.
Naisila menggeleng. "Enggak, Nai pulang sendiri," tolak gadis itu.
"Naisila bareng gua," sahut cowok yang baru saja datang dari arah depan.
"Lo siapa?" tanya Ragil pada laki-laki yang baru saja datang. Laki-laki itu menjulurkan tangan-nya untuk berkenalan.
"Alga," sahut laki-laki itu. Ia kemudian menarik tangan Naisila.
"Enggak bisa," sulut Ragil. Laki-laki itu menghempaskan tangan Alga yang menggandeng tangan Naisila.
"Naisila bareng gua," sahut seorang laki-laki dari arah belakang. Laki-laki itu Langit.
Ketiganya menoleh. "Tidak bisa!" seru Alga.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAISILA [SEGERA TERBIT]
Ficção AdolescenteNote: Cerita sudah END dan proses revisi Happy Reading♥ "Kita itu apa?" "Al Nanya sama Nai?" tanya Gadis itu begitu polos. "Terus sama siapa lagi? di sinikan cuma ada aku sama kamu," jawab laki-laki itu gemas. "Masa Al enggak tau! Kita itu manusia y...