Awas banyak typo:!
Setelah perwakilan kelas Ips turun. Naisila menarik tangan Dera untuk kembali ke tempat semula. Dekat dengan pohon. Dipinggir panggung.
Disana terlihat anak kelas Ipa 2 yang sedang menonton acara. Hanya beberapa orang. karena selebihnya berpencar. Ada yang ke kantin, mojok, jadi panitia, dan lain-lain pokonya.
"Nai," panggil Dera ketika keduanya sudah duduk di dekat pohon.
"Iya?"
"Lo tau, tadi Langit nyanyi lagu apa?" tanya Dera.
Gadis itu mengangguk. "Tau, judulnya. Dari mata."
"Terus elo ngerasa gak. Kalau Langit liatin lo?"
Gadis berambut pendek itu kembali mengangguk. "Tau."
"Cie yang diliatin langit," goda Dera.
"Ya ampun Dera. Ya iyalah Langit liatin kita. Orang dia punya mata."
Gadis berkaca mata pink itu terdiam. Naisila itu tidak paham. Jelas-jelas laki-laki itu terus menatap Naisila terus menerus. Dera jadi curiga dengan hubungan keduanya.
"Tau ah," ketus Gadis itu.
"Nai salah ya?"
"Kamu selalu benar ko zeyeng," ujar Dera.
°°°°
"Penampilan selanjutnya dari kelas ... X Ipa 2. Beri tepuk tangan untuk perwakilan sepuluh Ipa 2." setelah MC memanggil kelas Ipa 2. Ragil, selaku Ketua Kelas begitu heboh bertepuk tangan. Juga, anak kelas Ipa 2 yang berbondong-bondong pergi depan panggung.
Kedua gadis dari perwakilan Ipa 2 naik ke atas panggung. Dera membawa sebuah gitar. Dan Naisila yang berjalan menunduk.
Langit yang berada di bawah panggung merasa heran. Apakah Naisila yang akan bernyanyi? Dera yang memainkan alat musik. Namun, pikiran laki-laki itu menghilang ketika melihat Naisila yang duduk di kursi dan memangku gitar.
Gadis yang duduk di atas panggung itu begitu manis dengan gitar berwarna coklat yang berada di pangkuannya. Membuat laki-laki itu merasa kagum.
"Kami perwakilan dari kelas X Ipa 2 akan menyanyikan lagu berjudul Celengan Rindu—Fiersa besari," gadis berkaca mata pink itu menengok ke arah Naisila.
Gadis berambut pendek itu menunduk dengan tangan kiri yang sudah menempel dengan senar, dengan posisi kunci gitar C untuk memulai intro.
Jantung Naisila berdetak begitu cepat. Keringat mulai bermunculan di dahinya. Mungkin karena efek demam panggung.
"Aduh ... Dedek emes kita kayanya grogi deh," celetuk seorang siswa laki-laki yang berada pinggir panggung.
"Kalau enggak bisa turun aja deh! Ko gak mulai-mulai" suara lain pun mulai bergaduhan karena kedua gadis itu masih belum bernyanyi.
"SEMANGAT!" itu teriakan dari anak Ipa 2.
"AYO DONG!"
Gadis berambut pendek itu melihat ke arah Dera. Gadis itu juga mengisyaratkan matanya untuk memulai. Naisila menggeleng.
"Lo pasti bisa," lirih Dera.
Gadis itu mengedarkan pandangan nya ke arah teman sekelasnya yang menyoraki semangat. Kemudian tatapannya beralih pada Langit.
Laki-laki itu mengepalkan tangan nya ke atas. Mengisyaratkan bahwa gadis itu pasti bisa.
Naisila tersenyum dan membuat sebagian laki-laki di sana terpana. Gadis berambut pendek itu kemudian memetik gitar untuk memulai intro. Dilanjut dengan genjrengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAISILA [SEGERA TERBIT]
Teen FictionNote: Cerita sudah END dan proses revisi Happy Reading♥ "Kita itu apa?" "Al Nanya sama Nai?" tanya Gadis itu begitu polos. "Terus sama siapa lagi? di sinikan cuma ada aku sama kamu," jawab laki-laki itu gemas. "Masa Al enggak tau! Kita itu manusia y...