Happy Reading^^
°°°°°°°°°°
"Naisila!"
Seruan laki-laki yang berada di belakang gadis berambut pendek itu. Naisila menoleh. Ia melihat seorang laki-laki yang berlari menghampiri nya. "Ada apa?" tanyanya.
"Kita ke kelasnya bareng yu," ajak laki-laki itu.
"Emang Ali ruangan mana?" tanya gadis itu.
"Kita kan satu ruangan Nai ... Masa kamu enggak tau." ujar Ali.
Gadis itu menggeleng. "Udalah, ayo ke kelas," ajak laki-laki itu. Naisila kembali mengangguk. Dan keduanya berjalan menuju ruangan mereka. Setelah sampai di depan kelas. Gadis itu mengintip ruangan nya lewat pintu. "Kenapa enggak masuk aja." ujar Ali.
Laki-laki itu merasa aneh dengan tingkah gadis yang berada di depan nya. Ia juga tidak masuk terlebih dahulu karena Naisila tiba-tiba berhenti dan mengintip suasana kelas yang sepi.
Wajar saja. Hari masih menunjukan pukul 06:15 haya anak rajin saja yang mau berangkat di jam tersebut. Dan laki-laki itu juga termasuk anak rajin. Buktinya saja. Pagi ini ia sudah berada di depan kelas. Iya kan?
Gadis itu menggeleng. "Enggak mau."
"Kenapa?" tanya Ali.
"Serem," terang Naisila.
Laki-laki itu tertawa. "Gak ada setanya ko Nai. Gak ada yang berani setan ganggu bidadari," goda Ali.
"Emangnya ada bidadari?" tanya Naisila polos.
"Ada."
"Dimana?"
"Di depan aku."
"Nai?"
Ali mengangguk. Naisila mengerutkan keningnya. "Ih ... Bukan! Nai itu manusia bukan bidadari." seru gadis berambut pendek itu.
"Susah ya gombalin cewek polos," lirih Ali.
"Hah?!"
"Enggak."
"Hai Naisila, La—" sapaan seorang perempuan yang baru saja berhenti di hadapannya itu terpotong oleh Ali.
"Eh, aku duluan ya." sahut Ali. Laki-laki itu kemudian meninggalkan mereka berdua.
Naisila hanya mengangguk. "Eh, iyaa." ujar Perempuan itu. Rahma teman sekelas Naisila. Kebetulan ruangan mereka sama. Rahma menatap Naisila. "Dia kenapa?" tanyanya.
Naisila menggeleng. "Enggak tau."
"Yaudah, masuk yu." ajak Rahma. Naisila mengangguk. Kemudian, keduanya berjalan menuju kelas mereka. Setelah di dalam kelas, keduanya melihat Ali sedang membaca buku.
Rahma dan Naisila mengabaikannya. Mereka berdua sedang melihat kertas putih segi empat agak kecil di atas meja yang berisikan nama dan nomor absen mereka.
"Nai, aku duduk di sini!" seru Rahma yang berada di meja barisan ke empat. Barisannya berhadapan dengan meja pengawas. Naisila yang mendengar itu juga berseru "Nai juga dapet. Tapi kita jauhan."
"Berisik tau kalian," sahut Ali yang masih pokus dengan buku miliknya.
"Maaf." lirih Naisila sambil menunduk. Ali yang mendengar lirihan Naisila menengok ke belakang. "Eh, enggak papa ko Nai, aku cuma bercanda," ungkap Ali.
"Beneran?" Ali mengangguk. "Rahma kita keluar yuk," ajak Naisila dengan suara agak kencang.
"Kuy-kuy."
KAMU SEDANG MEMBACA
NAISILA [SEGERA TERBIT]
Teen FictionNote: Cerita sudah END dan proses revisi Happy Reading♥ "Kita itu apa?" "Al Nanya sama Nai?" tanya Gadis itu begitu polos. "Terus sama siapa lagi? di sinikan cuma ada aku sama kamu," jawab laki-laki itu gemas. "Masa Al enggak tau! Kita itu manusia y...