Awas banyak typo:!
Langit:
Aku otw ke rumah kamuNaisila baru saja membaca pesan WhatsApp dari Langit. Gadis itu sesekali mengucek matanya, takut salah membaca, namun nihil. Pesan itu benar-benar dari Langit.
Waktu menunjukan jam 18.30 ada hal apa yang membuat laki-laki itu datang ke rumahnya? Ketukan pintu kamar membuat Naisila beranjak dari kasur. Di sana terdapat Oma Ila yang tersenyum.
"Ada apa?" tanya Naisila.
"Ada Langit di ruang tamu," kata Oma.
"Al ngapain ke sini?" ketika Naisila hendak melewati Oma, tangan gadis itu terlebih dahulu dicekal.
"Kenapa?" tanya Naisila heran.
"Kamu ganti baju dulu, katanya Langit mau ngajakin jalan."
"Jalan? Udah malem Oma. Emangnya Oma kasih izin?"
Oma Ila terkekeh. "Oma izinin, lagian ini juga kan malam minggu. Kasian Cucu Oma di rumah terus. Udah sana, Langit udah nungguin."
Oma Ila kemudian berbalik badan dan meninggalkan Naisila yang berdiam diri. Gadis itu menutup pintu dan mulai mengganti piyama-nya dengan sweater pink juga celana training.
Oma Ila menghampiri Langit yang duduk di kursi teras depan rumah.
"Eh Oma," kaget Langit.
"Jagain cucu Oma, jangan pulang malam juga," kata Oma Ila.
"Pasti Langit jagain kok," kata laki-laki itu bersungguh-sungguh.
Naisila baru saja keluar dengan pakaiannya yang sudah diganti.
"Kita mau kemana?" tanya Naisila ketika keduanya sudah berada di dekat motor.
Langit memberikan helm pada gadis itu. Naisila pun menerimanya. "Kemana aja," jawab Langit.
"Al enggak ada niatan buat nyulik Nai kan?" selidik gadis itu.
"Ada, sedikit sih," canda Langit. Laki-laki itu melihat helm yang di berikannya pada Naisila kembali disodorkan oleh gadis itu.
"Pake helm Nai," pinta Langit.
"Enggak mau!"
"Kenapa?"
"Nai enggak mau ikut! Soalnya Al punya niatan buat nyulik Nai!" kesal gadis itu.
Langit terkekeh kemudian mengambil helm yang disodorkan gadis itu. Kemudian ia memasangkannya ke kepala gadis berambut pendek itu. Naisila terdiam ditempat dan memperhatikan laki-laki itu.
Kenapa perlakuan Langit begitu manis? Dan kenapa juga debaran jantungnya berdetak begitu cepat?
"Memangnya ada penculik yang minta izin ya," kekeh laki-laki itu.
Naisila mendelik. "Bisa aja kan. Contohnya Al!" kesal gadis itu sambil menetralkan debaran jantung yang tak kunjung normal.
°°°°
Senyuman Naisila mengembang ketika mereka sampai di tempat tujuan. Pasar malam. Laki-laki itu kemudian menggandeng tangan Naisila dan berjalan memasuki arena pasar malam. Naisila tak henti-hentinya menatap sekitar.
Begitu ramai, mungkin saja karena hari ini memang malam minggu. Banyak juga para muda mudi yang datang ke sini untuk berpacaran. Pandangan gadis itu terhenti ketika melihat tukang gulali yang berada di dekat wahana kora-kora.
"Al, anterin Nai beli gulali dong," pinta Naisila. Langit mengangguk, keduanya berjalan ke arah tukang gulali.
Naisila kemudian membeli satu. Ketika gadis itu ingin mengambil uang, Langit terlebih dahulu menyodorkan uangnya ke penjual gulali. Naisila menatap ke arah Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAISILA [SEGERA TERBIT]
Novela JuvenilNote: Cerita sudah END dan proses revisi Happy Reading♥ "Kita itu apa?" "Al Nanya sama Nai?" tanya Gadis itu begitu polos. "Terus sama siapa lagi? di sinikan cuma ada aku sama kamu," jawab laki-laki itu gemas. "Masa Al enggak tau! Kita itu manusia y...