Awas banyak typo:!
Acara pensi yang di adakan di sekolah Gadis berambut pendek itu begitu meriah. Bukan hanya bernyanyi saja yang ditampilkan. Ternyata, ada juga acara tradisional. Seperti tari jaipong. Juga hiburan-hiburan yang menarik yang akan tampil hari ini.
Gadis berambut pendek itu sedari tadi tidak henti-hentinya mondar-mandari sambil menggigit jari. Acara pensi telah dimulai sejak tadi. Acara pertama di buka oleh band sekolah. Kemudian tari-tari. Hingga acar puncak. Yaitu penampilan cover musik setiap kelas.
"Ngapain sih Nai, mondar-mandir gak jelas," ujar Dera yang sedari tadi tidak henti-hentinya memperhatikan gadis itu.
"Nai gugup Dera!" kesal gadis itu.
"Haha... Ekspresi lo lucu banget sih. Biasa aja kali. Bayangin aja kalau kita lagi berdua di atas panggung," ucao Dera menenangkan.
Gadis berambut pendek itu menggeleng. "Nai gak bisa! Nyatanya bukan kita berdua yang ada di sana. Tapi banyak."
"Bayangin Naisila. Ya allah. Yaudah. Mendingan enggak usah tampil aja!" kesal Dera.
"Serius?"
"Tapi boong."
Naisila mendelik kesal. Sedangkan Dera—gadis itu terkekeh atas sikap sahabatnya itu.
"Hello gays," sapa Ragil yang baru saja datang dari arah luar kelas.
Tidak ada sapaan balas. Laki-laki itu melihat wajah Naisila yang terlihat kesal. Juga Dera yang sedang memainkan hp.
"Gua emang suka kacang. Soalnya murah kalau dibeli. Tapi gua gak suka dikacangin."
"Apa!" saut Naisila kesal.
"Kenapa lo?"
"Nai pengen kabur!"
"Loh ko gitu?"
"Nai malu Ragil!"
"Malu kenapa?"
"Sebentar lagi kita bakalan tampil."
Ragil terkekeh. "Bawa santuy aja," ujar laki-laki itu.
Naisila menggeleng. "Enggak bisa."
"Kalian bakalan bawain lagu apa?" tanya Ragil.
"Celengan Rindu," saut Dera yang sedari tadi sibuk dengan benda peraegi panjang itu.
"Ganti lagi?"
"Iya, soalnya yang sekarang nyanyinya duet," gadis berkaca mata itu kemudian meminum aqua yang berada di atas mejanya.
"Nai, lo mau nyanyi?"
Gadis itu mengangguk. "Emang kamu mau?" Gadis berambut pendek itu menggeleng.
"Lah? Terus gimana?"
"Dipaksaain," saut Dera.
"Yoi. Semangat buat kalian."
Gadis berambut pendek itu terlihat pasrah. Sungguh. Ini adalah pengalaman pertama dia menaiki panggung untuk bernyanyi. Semangat Naisila!
°°°°
Seluruh perwakilan kelas yang akan tampil sudah berada didekat panggung. Karena setelah acara sambutan selesai, acara inti akan segera dimulai. Para peserta tampak begitu gugup. Termasuk Naisila.
Rasanya ia ingin kabur saja dari sini. Kalau bukan untuk es krim, ia tidak mau tampil.
Gadis itu juga tidak mau mengecewakan teman sekelasnya yang sudah mempercayainnya. Ia tidak pede. Takut terjadi kesalahan di atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAISILA [SEGERA TERBIT]
Teen FictionNote: Cerita sudah END dan proses revisi Happy Reading♥ "Kita itu apa?" "Al Nanya sama Nai?" tanya Gadis itu begitu polos. "Terus sama siapa lagi? di sinikan cuma ada aku sama kamu," jawab laki-laki itu gemas. "Masa Al enggak tau! Kita itu manusia y...