Awas banyak typo:!
Tin! Tin!
Bunyi dari kelakson mobil membuat pandangan seorang gadis yang sedang menyiram tanaman menoleh ke asal suara. Sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah gadis itu. Naisila kemudian menyimpan gembor plastik di dekat keran air.
Seorang gadis yang menggunakan hoodie hitam dengan tatanan rambut yang di kuncir satu baru saja keluar dari dalam mobil. Gadis itu membawa sebuah plastik yang mungkin saja berisikan makanan.
Naisila tersenyum lebar ketika gadis itu menghampiri nya. Oma Ila yang barusan mendengar kelakson mobil pun keluar rumah.
"ANANDA!" pekik Naisila-gadis itu kemudian memeluk Ananda.
Ananda membalas pelukan Naisila. Kedua gadis itu kemudian melerai pelukannya ketika Oma Ila berjalan ke arah mereka.
"Oma," sapa Ananda-gadis itu kemudian menyalami Oma dari sahabatnya itu.
"Apa kabar Na? Udah lama kamu enggak main ke sini. Orang tua kamu apa kabar?" tanya Oma Ila.
"Kabar Ana baik Oma. Iya nih, udah lama banget Ana enggak main sama Nai. Kabar mereka baik kok Ma. Oh iya, ini Bunda bawain kue buat Oma." gadis itu memberikan pelastik yang berisi kue itu kepada Oma.
Ananda Zellea. Gadis itu kerap disapa Ana. Berbeda dengan Naisila juga Dera yang memanggil gadis itu Nda. Ananda datang ke rumah Naisila untuk mengajak gadis itu jalan-jalan. Sebenarnya, mereka juga mengajak Dera. Namun, gadis itu tidak bisa datang karena ada acara keluarga.
Kedua gadis itu memakluminya. Padahal, mereka hanya ingin hangout bersama seperti dulu. Saat ketiganya masih berada di bangku sekolah menengah pertama.
Kini keduanya sudah berada di dalam mobil milik Ananda dengan supir pribadi gadis itu yang menyetir. Naisila juga sudah berpamitan pada Oma. Jadi, mereka bisa menghabiskan waktu bersama.
Tujuan kedua gadis itu adalah grandmedia. Mereka berniat untuk membeli buku terlebih dahulu. Setelah itu pergi ke cafe terdekat untuk saling bercerita satu sama lain. Naisila juga ingin bercerita tentang keanehan Dera juga yang lain. Gadis itu butuh teman bercerita.
Keduanya sudah berada di dalam grandmedia. Ananda memperhatikan gadis yang berada di samping nya. Ekspresi lucu yang ditunjukan gadis itu membuat dirinya gemas. Gadis berambut pendek itu seperti anak kecil yang begitu bahagia di ajak ke toko mainan.
Ananda kemudian merangkul sahabatnya yang pendek. Keduanya berjalan beriringan menuju rak buku. Naisila kemudian melepaskan rangkulan Ananda. Gadis itu mulai memilih buku untuk dibeli.
Kini keduanya sudah dengan buku pilihan masing-masing. Ananda dengan dua novel. Naisila dengan satu buku rumus fisika. Ananda bergidig ngeri melihat sampul buku yang membuatnya mendadak pusing. Ternyata, Naisila masih sama. Gadis itu tidak akan pernah jauh dari buku pelajaran.
Ananda jadi ingat ketika kejadian dua tahun yang lalu.
Flashback on
Ketiga gadis berseragam putih biru sedang berjalan di sisi trotoar. Mereka saling bercerita satu sama lain. Ketiga gadis itu adalah Dera, Ananda, juga Naisila.
Dera dengan rambut di urai juga kacamata pink khas pada gadis itu. Naisila dengan rambut pendek yang digerai, juga poni di yang menutupi kening gadis itu. Terlihat sangat manis. Juga, Ananda dengan lengan baju yang dilipat. Bisa dikatakan kalau gadis itu terlihat tomboy di antara keduanya.
Ananda hanya diam mendengarkan perbincangan kedua sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Dera dan Naisila. Sebenarnya yang banyak berbicara hanya Dera, Naisila ikut menimpali ketika gadis itu tahu tentang hal yang dibicarakn Dera.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAISILA [SEGERA TERBIT]
Teen FictionNote: Cerita sudah END dan proses revisi Happy Reading♥ "Kita itu apa?" "Al Nanya sama Nai?" tanya Gadis itu begitu polos. "Terus sama siapa lagi? di sinikan cuma ada aku sama kamu," jawab laki-laki itu gemas. "Masa Al enggak tau! Kita itu manusia y...