Naisila #Duapuluhempat

1.9K 98 5
                                    

Awas banyak typo:!

Dera baru saja keluar kelas. Gadis itu hendak berjalan namun langkahnya di halangi Alga.

"Naisila dimana?" tanya Alga pada Dera.

Gadis ber kacamata pink itu memperhatikan Alga dari atas sampai bawah. Ia bersidekap dihadapan laki-laki itu.

"Lo siapa?" tanya Dera penuh selidik.

"Itu enggak penting. Sekarang Naisila ada di mana? Dia udah pulang belum?"

"Ini tu hal penting. Demi keselamatan sahabat gua. Sekali lagi lo siapa?" tanya Dera dengan nada kesal.

"Ada apa?" tanya tanya Naisila yang baru saja keluar kelas.

Laki-laki yang berada di hadapan Dera itu tersenyum manis. "Akhirnya permasyuri Raja datang juga."

Dera memutar bola matanya malas. "Dia siapa Nai?" tanya gadis itu pada Naisila.

"Kenalin Dera, dia Alga, sah—"

"Calon masa depannya Naisila." gadis berambut pendek itu melotot dengan apa yang diucapkan Alga.

"Bukan! Alga itu sahabat Nai," ralat gadis itu.

Dera tertawa dengan apa yang diucapkan Naisila. Sedangkan Alga—laki-laki itu bergidig ngeri pada Dera. Mungkin, gadis itu sudah tidak waras. Atau ia perlu di rukiyah.

"Kamu yakin sahabatan sama cewek aneh ini Nai?" tanya Alga dengan nada menjengkelkan menurut Dera.

"Heh maksud lo apa?" kesal Dera. Maksud dari kata 'cewek aneh' itu apa? Ini tidak bisa dibiarkan.

"Udahlah gak penting. Ayo pulang." Alga menarik tangan Naisila. Gadis itu hapir saja terjatuh jika tidak bisa menyeimbangkan badannya.

Naisila melambaikan tangan pada Dera—gadis itu juga membalas lambaian tangan Naisila. Dera mulai penasaran dengan sosok laki-laki sahabatnya Naisila.

"Udalah. Kok gua jadi kepo gini."

°°°°

"Itu bukannya Nabila ya?" tanya Arvin pada Langit. Kedua laki-laki itu baru saja keluar dari perpustakaan dan tidak sengaja melihat Naisila yang melewati keduanya bersama Alga.

Arvin menoleh ke arah Langit. Laki-laki itu kini sedang menahan kekesalan-nya dengan mengepalkan kedua tangan.

Arvin yang melihat itu menampilkan senyum menjengkelkan. "Ada yang panas nih," goda Arvin.

"Panas panas panas. Hati ini panas ...." Dendang laki-laki itu.

"Eh salah. Sekarang kan lagi viral yang. Haredang haredang haredang ... Panas panas panas ... Se-"

"Berisik!"

"Oke Lang. Gua ngerti, sekarang lo ikutin apa yang gua perintahkan."

Langit menoleh. "Ngapain?"

"Turutin aja. Sekarang lo tarik nafas." dengan bodoh nya Langit menuruti perintah Arvin.

Laki-laki menarik nafas perlahan. Arvin menepuk bahu teman-temannya itu. "Tahan."

"Jangan dibuang, mubazir." setelah mengatakan itu Arvin pergi meninggalkan Langit seperti orang bego.

"Arvin sialan!"

Laki-laki tertawa. "Iya tau gua ganteng."

°°°°

"Oma di mana?" tanya Alga ketika keduanya sudah berada di rumah Naisila.

NAISILA  [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang