Naisila #Duapuluh

2.1K 107 5
                                    

Awas banyak typo:!

Naisila sudah sampai di depan rumah. Gadis itu masih belum menjawab pernyataan dari Langit. Ia juga bingung. Ucapan Dera terus saja terngiang  dipikirannya. Ah, gadis itu sampai sekarang tidak ada kabar. Biasanya mereka akan terus bertukar kabar.

Naisila sebelumnya pernah ditembak oleh orang lain. Namun, Ia langsung menolaknya karena memang ia tidak suka. Tapi, ketika Langit menyatakan suka padanya. Ia tidak bisa menjawab 'iya' atau 'tidak'. Lidahnya terasa kelu ketika hendak menjawabnya

Naisila juga tidak tahu apa yang dirasakan hatinya untuk Langit. Jangan sampai gadis itu merasakan gegana (gelisah galau merana). Sebenarnya tidak selebay itu. Naisila hanya bingung. Yeah, Bingung!

Gadis itu merebahkan dirinya di atas kasur. Bukan hanya badan yang lelah. Pikirannya juga ikut lelah dengan semua persoalan yang belum terjawab. Bukan hanya tentang ucapan Dera. Foto yang Naisila temui juga termasuk persoalan yang belum ditemukan jawaban nya.

"Soal Langit, apa Nai cerita aja ya sama Dera," guman gadis itu.

Naisila segera mengambil handphone yang berada di saku jaketnya. Ia mulai mencari kontak Dera, dan memencet gambar telepon untuk menghubingkannya dengan nomor Dera. Panggilan berdering, tetapi Dera tidak menjawabnya.

"Ih, kemana sih Dera."

Naisila terus menelpon Dera berulang kali. Sudah  sepuluh kali gadis itu menelpon. Tapi tetap saja berdering. Tanpa di angkat. Apa Dera sedang sibuk?

Gadis itu kemudian beranjak dari kasur menuju dapur. Setelah mendapatkan air minum. Naisila kemudian berjalan hendak menuju kamar. Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara Oma dan Om Leri di kamar tamu.

"Leri ketemu dia Mah, dia minta hak asuh. Dia ingin anaknya kembali." suara Om Leri yang pertama kali gadis itu dengar.

"Oma enggak mau lepasin cucu Oma!"

"Oma gaboleh egois!"

"Oma gak bisa Ri. Oma enggak mau pisah sama cucu Oma. Dia itu seperti Naila. Oma enggak mau kehilangan Cucu Oma."

Naisila terdiam ketika mendengar kalimat terakhir sang Oma. Cucu? Oma Ila hanya memiliki dua Cucu. Yaitu Arvina dan dirinya. Lalu, Cucu yang Oma maksud itu siapa?

Dan Naila? Dia itu ibu Naisila. Oma memberitahukan nya. Ayahnya. Yang Oma katakan. Laki-laki itu sering disebut Bram. Jadi, yang Oma katakan itu apa? Apa ada hubungannya dengan sang Bunda?

"Non," panggil Mbok Ijah ketika melihat Cucuk majikannya itu sedang berdiam diri di depan pintu kamar.

Naisila terkejut dan membalikan badannya ke arah belakang. "Eh Mbok," ujar Naisila sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Ia sudah seperti maling yang tertangkap sudah mencuri.

"Nguping pembicaraan orang lain itu enggak baik loh," ujar Mbok Ijah sambil terkekeh.

"Nai enggak nguping Mbok. Cuma ya kedengeran aja suaranya," elak gadis itu.

"Ya sama aja Non. Nguping."

"Enggak Mbok."

"Enggak mau jujur," goda Mbok Ijah.

Naisila mencibikan bibir nya. "Iyadeh ngaku. Tapi jangan bilang-bilang," pinta gadis itu cengengesan.

"Yaudah." Mbok Ijah kemudian pergi meninggalkan Naisila yang berdiam diri disana. Gadis itu kemudian terkejut ketika knop pintu bergerak. Naisila segera berjalan santai seolah-olah iya tidak mendengar apa-apa.

"Queen," panggil Oma.

Naisila mengembalikan badannya. "Oma, Om Leri."

"Baru pulang?" tanya Oma. Naisila menjawabnya dengan anggukan.

NAISILA  [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang