Awas banyak typo:!
Kebisingan kantin membuat Naisila menghembuskan napas kesalnya, apalagi Dera yang sedari tadi berada di toilet belum juga datang, membuat dirinya yang duduk sendirian di tengah-tengah keramain kantin merasa risih. Karena gadis itu lupa membawa bekal, atau bisa jadi karena Langit yang menjemputnya terlalu pagi hingga Mbok ijah belum sempat membuatkan bekal.
Naisila menatap Arsila yang baru saja duduk di depannya yang terhalang oleh meja. "Sila?"
"Gua minta lo jauhin Langit!" gertak gadis itu yang membuat Naisila menunduk, Ia memilin rok abu-abunya itu, ia tidak bisa menjawab pernyataan Arsila.
"Lo! gara-gara lo Langit jadi batalin perjodohan tau gak! Gua benci itu Nai! Apa sih istimewanya lo? Cantikan juga gua ..." di angkatnya dagu Naisila oleh Arsila. Kedua bola mata mereka saling menatap satu sama lain.
"... Lo masih ingat ucapan lo waktu itu buat jauhin Langit kan? Lo juga pernah bilang kalau lo itu enggak cinta sama dia. Apa jangan-jangan lo suka sama Langit? Kalau iya, berarti lo cewek munafik Nai, lo it--"
"Lo enggak ada hak buat larang-larang Naisila." tiba-tiba Laki-laki yang menjadi topik pembicaraan mereka datang dari arah samping. Membuat kedua gadis itu menoleh. Bukan hanya mereka, para siswa yang berada di dekat pun ikut mengarahkan pandangannya terhadap Langit.
Suasana kantin masih tetap ricuh, Langit menarik paksa tangan Arsila untuk menjauhi kantin. Dera yang baru saja balik dari kantin pun memperhatikan sekitarnya penuh tanda tanya. Apalagi Ia melihat Naisila yang sedari tadi menunduk. Bahu gadis itu terlihat bergetar, apakah Naisila menangis?
"Nai," ucap Dera sambil memegang bahu gadis itu.
Naisila masih menunduk, ia kemudian berucap, "Anterin Nai ke kelas."
Dera yang masih bingung hanya mengangguki permimtaan gadis itu. Kerena dirinya maupun Naisila belum memesan apapun, akhirnya mereka berjalan melewati keramaian kantin dengan wajah gadis itu yang menunduk. Sebagian seswa memperhatikan mereka, sebagian yang lainnya fokus terhadap makanan yang mereka makan.
Suasana kantin tidak berbeda dari kelas, apalagi Dera sedang melihat ketua kelasnya sedang berjoget dengan teman ceweknya. Apalagi kalau bukan joget di Aplikasi Tik Tok. Ragil-Ketua kelas Ipa 2 itu langsung saja meninggalkan acara jogetnya bersama Rima ketika melihat Naisila yang di rangkul Dera sambil menunduk ke arah meja mereka.
"Nayang lo kenapa?" ujar Ragil yang langsung saja mendapatkan pelototan dari Dera.
"Nayang?"
Ragil nyengir. "Naisila sayang."
Gadis yang berada di samping Naisila mendelik. "Najis!"
"Halalin dong neng," goda laki-laki itu sambil menaik turunkan alisnya.
"Lo kalau mau dihalalin pergi aja sana ke LPPOM MUI, biar di cap halal. Gakusah balik lagi sekalian!"
"Lo salah, harusnya ke KUA. Tapi gua lagi mager, kalau lo maksa, kita pergi bareng-bareng."
"RAGIL! ENYAH AJA LO SANA! KELAMAAN JOMBLO LO MAKIN GAK WARAS! " teriak Dera murka dengan sikap ketua kelasnya itu.
"AYO KITA ENYAH SAMA-SAMA RA," balas Ragil berteriak walaupun jarak mereka hanya terhalang meja.
Naisila menggebrak meja sampai siswa yang berada di dekatnya terperanjat. "KALIAN KALAU MAU RIBUT PERGI SANA! JANGAN DI SINI!" gadis itu langsung saja menelangkupkan tangannya beserta kepalanya di atas meja.
"Lo sih," ucap Ragil tanpa suara yang membuat Dera kembali menatap tajam laki-laki itu sambil menunjuk dirinya.
Ia kemudian menunjukan jarinya ke arah Ragil. "Lo yang berisik Orgil," protesnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAISILA [SEGERA TERBIT]
Ficção AdolescenteNote: Cerita sudah END dan proses revisi Happy Reading♥ "Kita itu apa?" "Al Nanya sama Nai?" tanya Gadis itu begitu polos. "Terus sama siapa lagi? di sinikan cuma ada aku sama kamu," jawab laki-laki itu gemas. "Masa Al enggak tau! Kita itu manusia y...