#4

4.3K 461 11
                                    

Aku pun segera menghampiri mereka dan diam-diam memukul mereka salah satu, hingga dia jatuh.

'Bugh'

"Akh" pekiknya.

Aku pun terkejut ternyata namja yang kupukul adalah Jun.

"Akh" pekikku, aku terkena pukulan dari Jun.

Aku pun kembali melayangkan pukulan. Aku tidak memberinya kesempatan untuk memukul, hingga dia terjatuh. Teman-temannya pun membantu Jun, mereka pun melawanku.

Aku sempat terkena pukulan, namun aku segera bangkit, hingga mereka jatuh satu persatu. Aku mengelap ujung bibirku yang berdarah akibat dari pukulan Jun, 5 yeoja tadi membantu Jun dan teman-temannya.

Aku pun menghampiri 2 yeoja yang tadi dipukuli, aku tidak peduli dengan penampilanku yang berantakan.

"Gwenchana?!" Tanyaku dengan nada khawatir.

"Gwenchana" ucap yeoja berambut panjang.

"Mari ku antar kalian ke unit kesehatan" ucapku sambil membantu yeoja yang berkulit putih.

"Kau bisa berjalan??"

"A-aniyo" ucapnya dengan nada lemah.

Aku pun melepas almamaterku dan berjongkok didepannya.

"Naiklah ke punggungku"

"Kau kuat mengangkatku??" tanyanya.

"Kuat"

"Baiklah" ucapnya sambil menaiki punggungku dengan dibantu temannya.

Aku pun berdiri sambil membenarkan posisi agar nyaman.

"Sini kubawakan almamatermu" ucap yeoja berambut panjang.

"Gomawo"ucapku sambil memberikan almamaterku.

Kami pun keluar dari gedung olahraga. Kami pun berjalan menuju unit kesehatan, ternyata diluar sudah ramai, aku pun melihat jam.

"Sudah jam 11.45" gumamku.

"Kau tahu tempat unit kesehatan??"

"Ah~ ayo ikuti aku" ucap yeoja berambut panjang itu.

Aku pun mengikuti yeoja itu. Banyak sepasang mata melihat kami, namun aku tidak peduli. Tapi berbeda dengan yeoja yang didepanku ini, dia menundukkan kepala. Aku pun melangkah dengan cepat untuk menghampirinya.

"Mengapa kau menundukkan kepala??"

"A-aniyo" ucapnya.

"Aku tahu, kau pasti punya alasan mengapa kau menundukkan kepala"

"Aku hanya takut" cicitnya, namun bisa ku dengar.

"Itu depan adalah unit kesehatan" ucapnya sambil menunjuk ruangan.

Aku pun segera mempercepat langkahku, sebab yeoja yang berada digendonganku semakin berat, aku yakin dia pingsan. Yeoja yang berambut panjang pun membukakan pintu.

'Ceklek'

Kami pun masuk, ternyata di dalam tidak ada siapa-siapa. Aku pun meletakkan yeoja ini di ranjang.

"Gomawo" ucap yeoja itu.

"Namamu siapa?? Daritadi kita belum kenalan" ucapku sambil mengambil peralatan kesehatan.

"Namaku Minatozaki Sana, sedangkan dia Kim Dahyun" ucap Sana sambil melepaskan almameternya Dahyun.

"Kau dari Jepang??" Tanyaku sambil duduk di samping Sana.

"Ne. Aku pindahan dari Jepang"

Aku pun membersihkan luka Dahyun dan mengobatinya, tidak lupa Sana juga aku obati.

"Ceritakan kenapa kalian di pukuli oleh mereka" ucapku sambil menghadap Sana.

"Jadi begini-

Flashback on.

Sana Pov.

Aku terkejut mendengar berita dari teman-temanku, ternyata Dahyun sedang dipukuli di ruang olahraga. Namun teman-temanku tidak ada yang bisa membantu, sebab semua kelas sudah dimulai.

Aku pun berniat segera menolongnya, aku tahu hari ini Kim ssaem tidak masuk, jadi aku memutuskan untuk keluar. Saat aku keluar, aku tidak sengaja menabrak Y/n, aku pun segera membantunya.

"Mianhe... Mianhe..." ucapku berkali-kali sambil membantunya.

"Gwenchana" ucapnya sambil berdiri.

"Kau mau kemana?? Sepertinya terburu-buru sekali"

"A-aku mau ke toilet" ucapku dengan nada gugup.

"Aku duluan" ucapku sambil berlari menuruni tangga.

Aku pun berlari secepat mungkin untuk menolong Dahyun. Aku pun sampai di gedung olahraga, aku segera mencari Dahyun. Ternyata Dahyun sudah terduduk lemas, saat seorang yeoja ingin melayangkan tendangan ke Dahyun, aku segera melindunginya. Walaupun akhirnya aku terkena tendangan dari Yeoja itu.

"Akh" pekikku sambil memegang perut.

"Wah~ Ada pahlawan kesiangan" ucap salah satu yeoja, yang lainnya hanya tertawa.

Aku dan Dahyun terus dipukul, hingga y/n datang menyelamatkan kami. Aku tidak menyangka bahwa dia bisa melawan 5 namja sekaligus, walaupun dia sempat terkena pukulan.

Setelah itu mereka pergi entah kemana dan y/n datang menghampiri kami. Dia sepertinya tidak peduli dengan penampilannya yang berantakan itu.

"Gwenchana?!" Tanya y/n dengan nada khawatir.

"Gwenchana" ucapku.

"Mari ku antar kalian ke unit kesehatan" ucapnya sambil membantu Dahyun

"Kau bisa berjalan??"

"A-aniyo" ucap Dahyun dengan nada lemah.

Y/n pun melepas almameternya dan berjongkok didepan Dahyun

"Naiklah ke punggungku"

"Kau kuat mengangkatku" tanya Dahyun.

"Kuat"

"Baiklah" ucap Dahyun sambil menaiki punggung y/n dan aku membantu Dahyun

Y/n pun berdiri sambil membenarkan posisi agar nyaman.

"Sini kubawakan almametermu"ucapku.

"Gomawo"ucapnya sambil memberikan almameter miliknya.

'Sudah cantik, baik, kuat pula, paket komplit pokoknya' batinku.

Sana Pov end.

-begitu ceritanya" ucap Sana.

"Saking asyiknya bercerita, sampai lupa aku yang sudah bangun"

Aku dan Sana pun terkejut mendengar suara Dahyun, ternyata dia sudah bangun dari tadi, namun kita tidak menyadarinya.

"Ya!! Kau mengagetkan kami" ucap Sana sambil memukul Dahyun.

"Ya!! Appo!!" Teriak Dahyun.

"Lihat dia nakal kepadaku" ucap Dahyun sambil memelukku.

'Aku paling tidak suka kalau dipeluk, untung dia yeoja' batinku.

Angel × Vampire × Demons[END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang