#15

2.8K 311 0
                                    

Aku mengantarkan Jihyo ke unit kesehatan. Dia sangat pucat sekali.

"Jihyo-ah aku keluar sebentar ya, untuk mengganti rok" ujarku.

"Ne. Tapi jangan lama-lama"

Aku hanya mengangguk saja. Sebelum aku meninggalkan Jihyo, aku mengirimkan pesan kepada sahabat Jihyo.

GuardianAngel👼


Tlng tmni Jihyo


Dahyun🤷
Dimana??

Tzuyu👻
Memangnya dia knp??

Di Unit Kesehatan

Ceritany pnjng


Momo💢
Baiklah aku akn kesana

Jeongyeon💫
2^

Nayeon🤓
3^

Mina😘
4^

Dahyun🤷
5^

Tzuyu👻
6^

Chaeyoung😌
7^

Sana😉
8^

Baiklah

Tlng di jaga


Read by 8

Aku pun meninggalkan Jihyo sendirian. Aku berjalan sendiri menuju lokerku. Saat melewati kelasku sendiri, aku dihadang oleh 4 yeoja. Mereka menatapku dengan tatapan meremehkan.

"Permisi aku mau lewat" ujarku sembari melanjutkan langkahku.

Namun salah satu dari mereka mendorongku hingga terjatuh.

'Sabar y/n. Dia seorang yeoja'

"Kau ingat notes yang ada dilokermu??" Ujar yeoja berambut hitam.

'Notes?? Ah~ ya aku ingat'

Aku hanya mengangguk.

"Karena kau sudah membuat Yeri menangis. Jadi, kami akan membalaskan dendam Yeri" ujar yeoja berambut pendek.

"Pegang tangan dia" ujar yeoja berambut hitam.

Mereka pun menuruti apa yang diperintahkan yeoja itu. Aku melihat name tag kedua yeoja, yang memegang tanganku.

'Kang Seulgi?? Son Wendy??'

Aku sempat memberontak, namun yeoja yang bernama Bae Irene itu, membentakku.

"Diam atau aku akan memotong rambutmu yang panjang itu" ancamnya.

Aku menuruti perkataannya, aku tidak mau rambutku yang aku rawat dari kecil, di potong begitu saja.

"Joy, bawakan apa yang sudah aku beli tadi"

Yeoja yang dipanggil Joy itu mengambil kantong plastik entah berisikan apa. Irene pun mengeluarkan, tepung dan telur.

"Joy bantu aku" ujarnya sembari mendekatiku.

Aku memberontak. Aku tahu apa yang akan terjadi. Namun, percuma aku tidak bisa melawan mereka. Karena mereka itu seorang yeoja, bukan namja. Aku tidak boleh menyakiti seorang yeoja.

Aku hanya memejamkan mataku, saat pecahan telur mendarat di atas kepalaku beserta tepung yang sudah di siapkan oleh Irene. Aku membuka mataku, saat mereka diam.

Aku terkejut. Joy membawa ember berisi air kotor, yang aku yakini itu air bekas mengepel. Aku kembali memejamkan mataku, saat air itu mengenai tubuhku.

"Hahaha... Katanya kau kuat dalam hal pukul-pukulan. Tapi kenyataannya, kau hanya diam saja" Ujar Irene sembari tersenyum miring.

Aku yang sudah tidak tahan yang diperlakukan seperti itu, langsung mengeluarkan sihirku, yang membuat tangan Wendy dan Seulgi tersengat. Mereka langsung melepaskan tangannya yang berada di lenganku.

Aku memutuskan untuk pergi dari situ, sebelum itu aku menendang lutut Joy dan Irene, yang membuat mereka kesakitan. Aku pun meninggalkan mereka. Aku berjalan menuju lokerku dengan perasaan kesal.

Aku membuka lokerku. Mengambil hoodieku dan rok. Aku berjalan menuju toilet untuk membersihkan diri. Setelah membersihkan diri, aku keluar dari toilet. Karena aku tidak melihat seseorang yang berada dihadapanku.

Alhasil aku menabraknya dan hampir terjatuh, kalau tidak ada tangan yang melingkar dipinggangku. Aku mendongak untuk melihat siapa yang menolongku.

"Wonwoo" gumamku.

Aku pun berdiri seperti semula, setelah dibantu oleh Wonwoo.

"Mianhe aku tidak melihatmu"

"Gwenchana"

Aku pun berjalan bersama dengan Wonwoo.

"Kenapa kau pakai hoodie??"

"Ah~ tadi aku terjatuh dan terkena siraman air kotor" dustaku.

Wonwoo hanya mengangguk saja.

'Semoga Wonwoo tidak tahu'




Angel × Vampire × Demons[END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang